TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Putin Bakal Izinkan Rusia Pakai Senjata Nuklir untuk Serang Ukraina

Cegah Ukraina serang Rusia dengan senjata Barat

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Intinya Sih...

  • Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika negara non-nuklir yang didukung oleh negara bersenjata nuklir menyerang Rusia.
  • Ukraina mencari izin untuk menggunakan rudal jarak jauh Barat untuk menyerang situs militer di Rusia, tetapi belum mendapat persetujuan dari AS.
  • Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina memiliki senjata jarak jauh, namun AS dan Inggris belum memberikan izin untuk menggunakannya di wilayah Rusia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow akan menganggap serangan dari negara non-nuklir yang didukung oleh negara bersenjata nuklir sebagai serangan bersama terhadap Federasi Rusia, yang dapat ditafsirkan sebagai ancaman untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.

Putin memperingatkan, doktrin nuklir baru tersebut akan dengan jelas mengatur kondisi bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklirnya. Skenario semacam itu termasuk serangan rudal konvensional terhadap Moskow, dilansir BBC.

Pemimpin itu juga mengatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir jika mendeteksi dimulainya peluncuran besar-besaran rudal, pesawat terbang, dan drone ke wilayahnya, yang merupakan ancaman kritis terhadap kedaulatan negaranya.

1. Doktrin nuklir sebagai peringatan terhadap sekutu Barat

Kremlin pada Kamis (26/9/2024) mengatakan bahwa ancaman tersebut ditujukan untuk mencegah Barat mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata jarak jauhnya. Negara tersebut juga nampaknya secara signifikan menurunkan ambang batas kemungkinan penggunaan persenjataan nuklir Moskow.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan doktrin nuklir baru Putin pada Rabu adalah sinyal peringatan bagi negara-negara Barat mengenai konsekuensi jika mereka terlibat dalam serangan terhadap Rusia dengan berbagai cara, tidak harus dengan senjata nuklir.

Associated Press melansir, sejak mengirim pasukan ke Ukraina pada 2022, Putin dan tokoh-tokoh Kremlin lainnya sering kali mengancam negara-negara Barat dengan persenjataan nuklir Rusia untuk mencegahnya meningkatkan dukungannya terhadap Kiev.

Pada Juni 2024, Putin menyampaikan peringatan kepada negara-negara Eropa yang mendukung Ukraina, dengan mengatakan bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata nuklir taktis dibandingkan benua biru tersebut, bahkan jika digabungkan dengan nuklir milik AS.

Baca Juga: Rusia Klaim Inkursi Ukraina Sebabkan Puluhan Warga Tewas

2. Ukraina dan sekutu Barat kritik tindakan Putin

ilustrasi bendera Ukraina (unsplash.com/Max Kukurudziak)

Ukraina adalah negara non-nuklir yang menerima dukungan militer dari AS dan negara-negara bersenjata nuklir lainnya. Komentar Putin muncul saat Kiev mencari persetujuan untuk menggunakan rudal jarak jauh Barat untuk menyerang situs militer di Rusia.

Menanggapi pernyataan Putin, kepala staf Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan Moskow tidak lagi memiliki apa pun selain pemerasan nuklir untuk mengintimidasi dunia. Ukraina mengkritik tindakan tersebut sebagai penghancuran senjata nuklir untuk menghalangi sekutu Barat memberikan dukungan lebih lanjut.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengkritik pernyataan Putin sebagai tidak bertanggung jawab, sementara juru bicara Komisi Eropa, Peter Stano, menyebutnya sebagai kelanjutan dari perilaku yang sangat tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima, yang menunjukkan Putin tidak segan-segan memainkan pertaruhan nuklir berulang kali.

3. AS-Inggris belum memberi izin Kiev serang Rusia menggunakan senjata Barat

bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)

Ukraina telah berulang kali menyerang wilayah Rusia dengan rudal dan drone sebagai respons terhadap serangan Moskow. Zelenskyy telah mendorong AS dan sekutu Barat lainnya agar mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh mereka untuk menyerang wilayah musuhnya tersebut.

Meski demikian, pemerintahan Biden mengatakan pihaknya belum memberikan izin kepada Kiev untuk melakukan serangan dengan senjata Washington ke wilayah Rusia. Zelenskyy mengklaim bahwa paket senjata jarak jauh yang dimilikinya tidak digunakan di wilayah negara rival Barat tersebut.

"Kami memiliki senjata jarak jauh. Tapi tidak dalam jumlah yang kita butuhkan, katakanlah. Namun demikian, kami memiliki paket ini (misil jarak jauh)," kata Zelenskyy

"Namun, baik AS maupun Inggris tidak memberi kami izin untuk menggunakan senjata ini di wilayah Rusia, untuk tujuan apa pun dan dalam jarak berapa pun. Kami tidak menggunakan senjata jarak jauh di wilayah Federasi Rusia," sambungnya, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Presiden Ceko Sebut Rusia Masih Akan Mengontrol Sebagian Ukraina

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya