TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kepala HAM PBB: Dunia Internasional Harus Melawan Pendudukan Israel

Sebut mengakhiri perang di Gaza menjadi prioritas

Kepala HAM PBB, Volker Turk. (twitter.com/volker_turk)

Jakarta, IDN Times - Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengatakan bahwa mengakhiri perang di Gaza adalah sebuah prioritas. Turk meminta negara-negara untuk mengambil tindakan atas apa yang dia sebut sebagai pengabaian terang-terangan Israel terhadap hukum internasional di wilayah pendudukan Palestina.

Menurut pejabat kesehatan Gaza, hampir 41 ribu warga Palestina telah terbunuh di wilayah yang dilanda perang tersebut sejak Negara Yahudi itu melancarkan serangan militernya.

"Negara-negara tidak boleh, (dan) tidak bisa, menerima pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional, termasuk keputusan mengikat Dewan Keamanan (PBB) dan perintah Mahkamah Internasional, baik dalam situasi ini maupun situasi lainnya," ujar Turk dalam pidatonya di Dewan HAM PBB di Jenewa, Senin (9/9/2024), dikutip dari Reuters.

1. Sebut perang akan meluas jika penyebabnya tidak diatasi

Turk mengutip pendapat yang dikeluarkan oleh pengadilan tinggi PBB pada Juli yang menyebut pendudukan Israel ilegal dan mengatakan situasi ini harus ditangani secara komprehensif. Namun, Tel Aviv menolaknya dan menyebutnya pernyataan tendensius.

"Demikian pula, situasi ilegalitas yang lebih luas di wilayah pendudukan Palestina yang disebabkan oleh kebijakan dan praktik Israel, sebagaimana dinyatakan dengan jelas oleh Mahkamah Internasional dalam opini penasehatnya pada Juli, harus ditangani secara komprehensif," ungkap Turk.

Mengutip VOA, Turk menambahkan bahwa perang akan meluas ke generasi mendatang, sehingga menumbuhkan siklus kebencian yang berulang jika penyebabnya tidak diatasi.

Baca Juga: 5 Orang Tewas dan 19 Terluka akibat Serangan Israel di Suriah

2. Negosiasi sandera perang terus menemui jalan buntu

Kondisi Gaza setelah serangan Israel. (twitter.com/pmofa)

Turk menyoroti serangan Hamas yang mengerikan terhadap Israel, pemindahan paksa 1,9 juta warga Gaza, 101 warga Israel yang masih disandera di Gaza, serta operasi yang mematikan dan merusak di Tepi Barat yang memperburuk situasi bencana.

"Meskipun jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi, hampir 10 ribu warga Palestina ditahan di penjara Israel atau fasilitas militer ad hoc, banyak di antaranya secara sewenang-wenang, dengan lebih dari 50 orang tewas karena kondisi yang tidak manusiawi dan perlakuan buruk," ungkap Turk, dilaporkan oleh Anadolu. 

Meski beberapa negara, seperti AS, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba menjadi perantara gencatan senjata dan pemulangan para sandera, negosiasi yang berulang kali dilakukan terus menemui jalan buntu.

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya