TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Filipina Sebut China sebagai Biang Kerok Perdamaian Asia Tenggara

Manila serukan kecaman internasional lebih kuat ke Beijing

ilustrasi bendera China dan Filipina (twitter.com/ChinaEmbinCH)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, menyebut China sebagai pengganggu terbesar perdamaian di Asia Tenggara. Dia pun menyerukan kecaman internasional yang lebih kuat atas tindakan Beijing di Laut China Selatan.

Pernyataan Teodoro pada Selasa (27/8/2024) muncul seiring meningkatnya ketegangan kedua negara terkait sengketa wilayah perairan. Teodoro menyebut bahwa pernyataan kekhawatiran internasional terhadap tindakan China yang semakin tegas di Laut China Selatan tidaklah cukup.

Filipina mengecam China atas tindakan agresif, tidak profesional, dan ilegal yang berulang kali dilakukan di jalur perairan yang sibuk tersebut setelah serangkaian bentrokan dan insiden di udara dan laut selama seminggu terakhir.

"Kita memerlukan konsensus kolektif dan seruan kuat terhadap China. Kita sedang berjuang melawan musuh yang lebih kuat," tegas Teodoro, dikutip dari The Straits Times.

1. Teodoro sebut ASEAN tidak bisa terus mengabaikan tindakan agresif China

Teodoro mengakui bahwa ASEAN telah memberikan perhatian terhadap tindakan agresif China. Namun, dirinya menyebut blok tersebut harus berbuat lebih banyak lagi. Blok negara-negara Asia Tenggara yang mencakup Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, memiliki klaim Laut China Selatan yang tumpang tindih satu sama lain.

"ASEAN, agar tetap relevan dan kredibel, tidak bisa terus mengabaikan apa yang dilakukan China di Laut China Selatan," kata Teodoro, dilaporkan oleh Associated Press.

Beijing dengan cepat memperluas militernya dan menjadi semakin tegas dalam mengejar klaim teritorialnya di Laut China Selatan. Ketegangan di perairan tersebut telah menyebabkan lebih banyak konfrontasi, terutama dengan Manila.

Selain itu, pejabat itu juga mengatakan resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang mengecam dan memerintahkan penghentian tindakan agresi Beijing akan menjadi langkah yang kuat. Namun, dia mengakui kesulitan untuk mewujudkannya sebab Beijing adalah salah satu anggota tetap yang mempunyai wewenang untuk memveto langkah tersebut.

Baca Juga: Kanada Naikkan 100 Persen Tarif Mobil Listrik Buatan China

2. Filipina desak China kembali ke jalur dialog konstruktif

bendera Filipina (pexels.com/Emmanuel Nicolas Jr.)

Filipina akan terus mengupayakan diplomasi untuk menangani masalah maritim dan mendesak China kembali ke jalur dialog konstruktif terkait Laut China Selatan.

Filipina juga akan komitmen menegakkan kepentingan nasional dan menjamin keselamatan perairan wilayahnya. Manila mendesak penjaga pantai Beijing untuk mematuhi hukum internasional dan berhenti mengerahkan kekuatan maritim yang dapat merusak rasa saling menghormati.

"Kita harus mengharapkan perilaku seperti ini dari China karena ini adalah sebuah perjuangan. Kita harus siap mengantisipasi dan membiasakan diri dengan tindakan-tindakan China yang jelas-jelas ilegal seperti yang telah berulang kali kami katakan," ujar Teodoro.

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya