Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan baru terhadap lebih dari 1.000 drone senilai 360 juta dollar AS (setara Rp5,8 triliun) kepada Taiwan pada Selasa (18/6/2024). Itu dilakukan saat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut memperkuat kemampuan peperangan asimetrisnya.
Diumumkan oleh Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA), penjualan tersebut mencakup 291 drone Altius-600M yang dilengkapi hulu ledak dan 720 amunisi anti-personil dan anti-lapis baja Switchblade 300, yang juga digunakan oleh militer Ukraina. Ini merupakan paket senjata ke-15 yang disetujui oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Kedua sistem senjata tersebut dapat digambarkan sebagai drone bunuh diri yang dirancang untuk berkeliaran di sekitar area musuh dan menyerang ketika diinstruksikan. Keduanya juga dapat digunakan untuk pengintaian.
Baca Juga: Presiden Taiwan Tegaskan Negaranya Tidak Akan Tunduk pada China
1. Beijing kecam intervensi kekuatan eksternal terhadap Taiwan
Langkah AS dilakukan saat ketegangan memuncak antara Washington dan Beijing. Rival Barat itu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berjanji untuk melakukan konsolidasi dengan kekuatan jika diperlukan. China juga meningkatkan tekanan militernya dengan latihan militer dan pengerahan pesawat tempur di dekat pulau tersebut.
Mengutip CNN, dalam pidatonya di KTT Pertahanan Shangri-La, Menteri Pertahanan China, Dong Jun, mengecam kekuatan campur tangan eksternal yang menjual senjata dan melakukan kontak resmi ilegal dengan Taipei. Pernyataan tersebut nampaknya merujuk pada Washington.
Beijing telah berjanji untuk menyatukan Taiwan dengan China daratan, bahkan jika perlu dengan kekerasan. Negeri Tirai Bambu itu juga telah berulang kali mengecam kebijakan AS terhadap Taipei, dan menuduh Washington mengosongkan Prinsip Satu China, dengan melakukan kontak resmi ilegal dan memasok senjata ke pemerintah pulau tersebut.
2. Persetujuan senjata AS membantu menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan
Presiden Taiwan, Lai Ching Te. (twitter.com/ChingteLai) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, berterima kasih kepada AS usai menyetujui penjualan senjata terbaru ke Taipei pada Rabu (19/6/2024). Lai mengatakan bahwa otorisasi semacam itu membantu menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dilansir Associated Press.
"Taiwan akan terus memperkuat kemampuan pertahanan diri dan peperangan asimetris kami untuk meningkatkan pencegahan kami," ujar juru bicara kantor kepresidenan, Karen Kuo.
"Kami akan dengan tegas mempertahankan sistem konstitusional demokrasi dan kebebasan kami, dan kami akan bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki cita-cita serupa untuk menjaga tatanan internasional berbasis aturan," sambungnya.
Kementerian Luar Negeri AS juga mengklaim bahwa langkah tersebut akan membantu meningkatkan keamanan dan menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, serta kemajuan ekonomi di kawasan.
Baca Juga: Presiden Lai Jadi Cover Majalah TIME: Taiwan Siap Bantu Ekonomi China