TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zelenskyy Sebut Ukraina Mati-matian Akan Pertahankan Bakhmut

Rusia sebut Ukraina sedang persiapkan operasi bendera palsu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (twitter.com/ZelenskyyUa)

Jakarta, IDN Times - Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina akan mati-matian mempertahankan wilayah timur Bakhmut. Perdebatan telah berkecamuk tentang apakah pasukan Kiev yang kalah jumlah harus berada di kota Ukraina timur, yang telah dihancurkan oleh pasukan Rusia.

Bakhmut, di garis depan wilayah Donetsk, memiliki populasi sebelum perang sebanyak 70 ribu orang, tetapi sekarang pejabat Ukraina memperkirakan kurang dari 5 ribu warga sipil yang tersisa.

“Ya, ini bukan kota yang sangat besar. Faktanya, seperti banyak orang lain di Donbass, (telah) dihancurkan oleh Rusia. Penting bagi kami untuk mempertahankannya, tetapi tidak dengan harga berapa pun dan tidak untuk semua orang mati,” kata Zelenskyy, kepada harian Italia Corriere della Sera, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Akan Tembakkan Nuklir ke Wilayahnya Sendiri

1. Bakhmut punya nilai simbolis

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa analis mengatakan, kota itu memiliki nilai simbolis alih-alih strategis, sebagai pintu gerbang ke kota-kota lebih jauh ke barat di wilayah Donetsk.

Zelenskyy mengatakan, komandan Rusia bertekad mendorong ke kota Kramatorsk dan Sloviansk, lebih jauh ke barat di wilayah Donetsk hingga ke pusat kota Dnipro.

“Kami akan melawan, dan sementara itu mempersiapkan serangan balik berikutnya,” kata Zelenskyy.

Saat ini, pasukan Rusia telah mengepung Bakhmut sejak Juli, ketika mereka merebut dua kota besar lebih jauh ke utara.

2. Rusia kerahkan pasukan militer swasta di Bakhmut

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pasukan Rusia, yang dipelopori oleh pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia, telah memperoleh keuntungan tambahan di desa-desa terdekat dan pertempuran telah melanda distrik utaranya dalam beberapa hari terakhir.

Tetapi, analis militer Ukraina mengatakan, kota yang dilindungi oleh sungai dan kawasan hutan itu memiliki arti penting dalam menekan pasukan pendudukan Rusia.

“Saat ini tidak ada alasan bagi militer Ukraina untuk meninggalkan Bakhmut,” kata analis militer Oleksandr Kovaleno.

“Bakhmut memainkan peran penting, berfungsi sebagai jebakan. Selama sembilan bulan ia telah menarik sumber daya dan sarana pasukan pendudukan Rusia dan mereka telah terbunuh dalam jumlah besar. Itu harus dianggap bukan sebagai benteng, tetapi sebagai jebakan,” tambahnya.

Baca Juga: PM Estonia: Rusia Harus Dihukum jika Ingin Berdamai dengan Barat

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya