TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkeu AS Ajak China Bantu Pendanaan Global Atasi Krisis Iklim

China-AS dianggap punya kapasitas atasi krisis iklim

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dalam Side Event G20: High Level Seminar on Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity di Bali Nusa Dua Convention Center. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, mengatakan bahwa AS dan China harus bekerja sama untuk memerangi krisis iklim. Ungkapan itu disampaikan Yellen kepada pejabat China dan pakar iklim pada Sabtu (8/7/2023).

Selama kunjungan ke Beijing, Yellen mengatakan kerja sama sebelumnya tentang perubahan iklim antara kedua negara telah memungkinkan terobosan global seperti Perjanjian Paris 2015. Dia juga menambahkan, kedua pemerintah ingin mendukung negara-negara berkembang untuk memenuhi target iklimnya.

“Kerja sama AS-China yang berkelanjutan dalam pendanaan iklim sangat penting. Sebagai dua penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia dan investor terbesar dalam energi terbarukan, kami memiliki tanggung jawab bersama dan kemampuan untuk memimpin,” kata Yellen, dalam teks yang telah disiapkan pada diskusi meja bundar iklim di Beijing, dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Presiden Joe Biden Sebut Xi Jinping sebagai Diktator 

1. Peran China-AS sangat signifikan

Ilustrasi (Twitter.com/Ambassador Deng Xijun)

China, yang diklasifikasikan sebagai negara berkembang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah lama mengatakan bahwa negara-negara maju bertanggung jawab untuk membantu negara-negara miskin membayar dampak perubahan iklim.

Tetapi, Beijing mengatakan itu dapat berdampak pada kerugian ekonomi jika negara miskin melakukannya secara sukarela.

Mengingat skalanya, kerja sama antara AS dan China dianggap penting bagi upaya internasional untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim.

Yellen mengatakan, pembiayaan untuk inisiatif semacam itu harus dikoordinasikan secara efisien dan efektif, menambahkan bahwa dukungan Beijing untuk lembaga iklim multilateral yang ada seperti Dana Iklim Hijau (GCF) dan Dana Investasi Iklim, bersama Washington dan lainnya, dapat meningkatkan dampaknya.

2. AS gelontorkan dana baru untuk atasi krisis iklim

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

China dipersilakan untuk bergabung dengan AS untuk berkontribusi terhadap dana yang dijanjikan untuk GCF pada September, kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS.

Untuk penambahan dana itu, Presiden Joe Biden mengatakan awal tahun ini AS akan memberikan tambahan sekitar 1 miliar dolar AS.

GCF adalah dana di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, yang membantu negara-negara berkembang dengan praktik adaptasi dan mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim.

Pada 2022, China menghentikan sementara pembicaraan dengan AS tentang iklim, keamanan, dan bidang lain sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Juga berbicara di meja bundar, Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns mengatakan, dia menantikan kunjungan utusan iklim AS John Kerry. Kerry pun mengatakan China telah mengundangnya untuk segera berkunjung.

Baca Juga: AS Akan Kirim Bom Cluster ke Ukraina

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya