TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Israel dan Hamas Masuk Daftar Hitam PBB

Hubungan PBB dan Israel mencapai titik terendah

Illustrasi Gaza (pexels.com/ hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan Israel dan Hamas ke dalam daftar hitam yang merugikan anak-anak selama konflik bersenjata Israel-Palestina. Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, telah memberitahu Israel secara langsung atas fakta negaranya masuk dalam daftar hitam.

"Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran," kata Dujarric dilansir CNN International, Minggu (9/6/2024).

1. Puluhan ribu anak jadi korban di Gaza sejak konflik 7 Oktober

Illustrasi Gaza (pexels.com/ hosnysalah)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, sebanyak 15.500 anak di Gaza telah menjadi korban setelah gencatan senjata 7 Oktober 2023 lalu. Perang tersebut dipicu oleh serangan pimpinan Hamas terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera.

Banyak dari mereka masih ditawan dan pimpinan tertinggi Hamas masih buron meski ada serangan gencar Israel.

Baca Juga: PBB Minta Belarus Selidiki Penyiksaan dan Kematian Tahanan Politik 

2. Negara-negara ini sempat masuk daftar hitam PBB

Suasana pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB. (dok. X @UN)

Daftar hitam PBB sebelumnya mencakup negara-negara seperti Arab Saudi, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Sudan, Suriah, dan Yaman. Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan keputusan untuk menambahkan Israel ke dalam daftar tersebut tidak akan mengembalikan nyawa anak-anak di Gaza.

"Tidak akan mengembalikan puluhan ribu anak-anak kita yang dibunuh oleh Israel selama beberapa dekade. Dan, tidak akan mengembalikan kehidupan normal bagi anak-anak yang cacat permanen oleh tindakannya," kata Mansour.

Meski begitu, Mansour menilai, langkah yang diambil PBB merupakan tindakan tepat untuk mengakhiri standar ganda yang selama ini dilakukan Israel.

"Tetapi, ini adalah langkah penting ke arah yang benar untuk mengakhiri standar ganda dan budaya impunitas yang sudah terlalu lama dinikmati Israel dan membuat anak-anak kami rentan terhadap konsekuensinya," ujar dia.

Baca Juga: Houthi Klaim Serang Pelabuhan Israel

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya