Parah! Menteri Israel Serukan Bulan Ramadan Harus 'Dihapus'
30 ribu warga Palestina tewas akibat serangan Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Di tengah-tengah konflik Palestina-Israel yang masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu, menyerukan 'penghapusan' Ramadan. Dia juga mengimbau untuk mengabaikan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan suci itu.
“Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” kata dia kepada Radio Angkatan Darat, dikutip dari Anadolu Agency pada Selasa (5/3/2024).
Politikus ekstremis yang tergolong sayap kanan ini adalah menteri dari partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Menteri Keamanan nasional, Itamar Ben Gvir. Pada November lalu, Amichai pun mengatakan bahwa menjatuhkan bom nuklir di kawasan Gaza adalah sebuah opsi.
Baca Juga: WHO: Serangan Bom Israel ke Tenda Pengungsi di Rafah Keterlaluan!
1. Pemerintahan Tel Aviv ingin memberlakukan pembatasan di Masjid Al-Aqsa
Dilansir Anadolu Agency, kebocoran dari keamanan Israel menunjukkan kekhawatiran akan memburuknya situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, terutama pada bulan suci Ramadan, sebagai dampak dari perang antara Israel dan Gaza dan pembatasan yang ingin diberlakukan oleh pemerintahan Tel Aviv di Masjid Al-Aqsa.
Media Israel mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan terhadap Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas terkait pertukaran sandera serta gencatan senjata di Gaza sebelum memasuki bulan suci Ramadan, yang akan mulai sekitar lima hari lagi.
Sementara pada Kamis (29/2/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan, “Terlalu dini untuk mengatakan Tel Aviv telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran sandera dengan Hamas.”
Baca Juga: Netanyahu adalah Hambatan Utama bagi Perdamaian Timur Tengah