Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan Kantin

Diyakini meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar

Intinya Sih...

  • Program makan siang gratis sebaiknya melibatkan kantin sekolah dengan sistem prasmanan.
  • Khawatir program ini akan berdampak negatif terhadap ekonomi masyarakat sekitar, terutama kantin sekolah.
  • Pelibatan kantin sekolah dan penggunaan wadah makanan sendiri diyakini dapat meningkatkan pendidikan karakter pelajar dan ekonomi lokal.

Jakarta, IDN Times - Manajer Kampanye Polusi dan Urban Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Abdul Ghofar memberi sejumlah masukan buat program makan siang gratis yang bakal diterapkan presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming.

Ia mengusulkan program makan siang gratis sebaiknya melibatkan kantin sekolah. Makan siang pun seharusnya menggunakan sistem prasmanan.

"Tadi ya soal menu, terus soal kemasan, itu kan jadi concern, ada keresahan. Nah, menurut kami saat program ini nanti akan dijalankan, justru sangat baik itu, usulan untuk melibatkan katering terdekat sekolah atau kantin sekolah," kata Ghofar kepada IDN Times.

Baca Juga: Sindir Debat Pilpres, WALHI Sentil Gibran Tak Konsisten soal Plastik

1. Memberdayakan internal sekolah dan bisa berdampak ke ekonomi masyarakat

Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan KantinWakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat simulasi makan gratis di SDN Klampis Ngasem 3 Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Ghofar khawatir program makan siang gratis bakal berdampak negatif buat ekonomi masyarakat sekitar, khususnya kantin sekolah. Program ini, kata dia, bisa menurunkan daya beli pelajar di kantin sekolah.

"Karena kalau justru kantin sekolah nggak dilibatkan, ada program ini kan, ada makanan dari luar sekolah masuk ke sekolah, nggak jajan lagi, jadi justru berdampak kepada ekonomi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai kantin," tuturnya.

Ghofar menegaskan, sebaiknya makan siang gratis bisa melibatkan kantin di sekolah. Di sisi lain, hal ini juga bisa meminimalkan penggunaan kemasan makan sekali pakai.

Pelajar yang menjadi target program tersebut disarankan membawa wadah makanan secara mandiri. Kemudian, mereka secara prasmanan mengambil jatah makan sendiri di kantin.

"Jadi integrasi sistem makan siang gratis dengan kantin sekolah atau katering itu justru sangat memudahkan proses, tadi mengurangi kemasan sekali pakai. Misalnya siswa bawa wadah makanan dan minuman sendiri, jadi ke sana (kantin) nanti ambil, pesan makan di kantin atau di katering," ucap dia.

Baca Juga: Walhi: Sampah Plastik Program Makan Gratis Timbulkan Masalah Kesehatan

2. Sekolah bisa membelikan wadah sebagai pengadaan awal

Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan KantinWakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat simulasi makan gratis di SDN Klampis Ngasem 3 Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Ghofar menambahkan, masing-masing sekolah bisa membuat pengadaan awal untuk membelikan wadah yang bisa dipakai berkali-kali.

"Sekolah bisa beli wadah juga, ada pengadaan di awal, kan ada biaya ya, ada komponen biaya untuk kemasan. Komponen biaya untuk kemasan itu misalnya dijadikan satu, setahun misalnya dipakai untuk pembelian sekali, dan bisa kepakai lima tahun lebih. Jadi ini ada pengadaan untuk pembelian wadah makanan, minuman yang dilakukan oleh sekolah dan dipakai berkali-kali gitu, ratusan kali," ungkap dia.

Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Dinilai Masuk Kajian PBB

3. Mendidik karakter anak-anak

Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan KantinPara siswa SDN Tugurejo Semarang saat menyantap bekalnya di pagi hari. (IDN Times/Dok SDN Tugurejo Semarang)

Ghofar meyakini pelibatan kantin sekolah dan meminta pelajar membawa wadah makanan sendiri bisa meningkatkan pendidikan karakter. 

Hal itu bisa tercapai karena anak-anak dilatih bertanggung jawab menjaga dan membersihkan wadah makanan secara mandiri setelah makan.

"Mendidik karakter siswa juga untuk bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan, nyuci piringnya, membersihkan juga wadah makanan yang telah mereka pergunakan. Itu impact-nya justru bagus untuk pendidikan karakter dan ekonomi lokal," imbuh dia.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya