Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Pelecehan Seksual

Pelecehan terjadi pada 2023 lalu

Jakarta, IDN Times - Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hedartno, dilaporkan ke pihak kepolisian karena melakukan pelecehan seksual terhadap dua pegawai.

Laporan tersebut dilayangkan oleh salah satu korban berinisial RZ yang merupakan pegawai kehumasan Universitas Pancasila. Laporan itu telah diterima dan teregister dengan nomor: LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 12 Januari 2024.

Selain itu, korban lainnya inisial DF melaporkan rektor Universitas Pancasila ke Badan Reserse Kriminal Polri. Laporan DF itu juga sudah teregister dengan nomor STTL/36/I/2024/Bareskrim.

Baca Juga: JALA PRT Ungkap Kekerasan di Balik Pintu yang Mengintai PRT

1. Dua korban yang dilecehkan rektor Universitas Pancasila bekerja di lingkungan kampus

Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Pelecehan SeksualIlustrasi pelecehan seksual (freepik.com/storyset)

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani, menyampaikan kronologi pelecehan yang dilakukan rektor Universitas Pancasila kepada kliennya.

Dia menjelaskan, RZ merupakan kepala bagian humas di rektorat. Sementara, DF saat itu merupakan karyawan honorer.

"Ya jadi sebenernya ini ada dua korban yang melaporkan membuat laporan ada dua bukan satu orang, dan kebetulan dua orang ini kuasa hukumnya saya juga," kata dia dalam keterangannya kepada awak media, Sabtu (24/2/2024).

Baca Juga: JALA PRT Terima 10 Laporan Kekerasan Setiap Hari

2. Kronologi pelecehan seksual oleh rektor Universitas Pancasila

Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Pelecehan SeksualIlustrasi kasus pelecehan seksual (IDN Times)

Amanda menjelaskan kronologi pelecehan yang dilakukan oleh rektor Universitas Pancasila. Berdasarkan keterangannya, RZ awalnya mendapat laporan dari sekretaris rektor bahwa hari itu dia harus menghadap Edie.

Pemanggilan itu terjadi pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. RZ kala itu langsung menghampiri ruangan rektor.

"Pas dia buka pintu, rektornya sedang duduk di kursi kerjanya. Di seberang kursi atau meja kerja rektor itu banyak kursi-kursi, agak jauh posisinya," ucap Amanda.

RZ akhirnya mencari tempat di kursi yang agak panjang dan posisinya agak jauh dari tempat Edie duduk. 

Edie saat itu memberikan sejumlah arahan kepada RZ mengenai pekerjaan. RZ pun mencatat arahan tersebut. Namun secara perlahan Edie mendekati RZ dan duduk di satu bangku yang sama.

"Gak lama kemudian, dia (korban) sambil duduk nyatet-nyatet, tiba-tiba dia dicium sama rektor pipinya. Nah langsung dia, 'saya langsung berdiri, saya kaget dan saya sebenarnya inginnya, ingin saya ngamuk, ingin mukul, tapi saya masih sadar dan saya langsung ketakutan' (menirukan pernyataan korban). Dia langsung buru-buru ingin keluar," tutur Amanda.

Namun sebelum keluar dari ruangan, Edie sempat meminta RZ untuk menetaskan obat ke matanya.

"Terus sebelum dia keluar, rektor dengan bahasa baik yang lembut, 'ini coba kamu sebelum keluar, mata saya lihat dulu'. Katanya (Edie) 'mata saya merah gak?" jelas Amanda.

"RZ bilang 'gak Prof, gak merah,' 'ya udah nih tetesin dulu.' Dia ngambil obat tetes tuh. Dia menuju tasnya, tasnya rektor diambil, 'tetesin saya dulu, baru keluar,' intinya gitu lah," sambungnya.

Saat meneteskan obat mata ke Edie, RZ secara tiba-tiba mendapat pelecehan seksual lagi.

"Karena sudah kejadian tadi dicium, dia gak berani dong deket-deket. Jadi rektor duduk, RZ berdiri, tapi posisi RZ ada disamping kanannya rektor sambil agak menjauh badannya membungkuk tapi agak jauh meneteskan obat tetes mata. Tapi secara tiba-tiba tangan kanannya Prof itu meremas payudara dia," tutur Amanda.

Sementara itu, korban lainnya, DF juga diduga mendapat pelecehan seksual di ruangan Edie. Kala itu, DF yang usainya masih 23 tahun bekerja sebagai pegawai honorer. Di ruangan yang sama, DF mendadak dicium oleh Edie.

"Hampir sama sih kejadiannya, cuma DF memang dicium tapi posisinya itu mukanya DF itu dipegangin terus dicium. Si DF kan waktu itu usainya masih muda, kejadiannya itu dia masih 23 tahun, ya, dia pegawai honorer. Gak lama dari kejadian itu ya udah dia mengundurkan diri, dia sudah trauma, psikisnya juga," ungkap Amanda.

Baca Juga: Update Real Count KPU, Prabowo Masih Unggul 58.84 Persen

3. Kejadian setahun yang lalu

Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Pelecehan SeksualIlustrasi pelecehan seksual (IDN Times)

Amanda lantas menyampaikan, sebenarnya kasus itu terjadi pada awal tahun 2023 lalu. 

Dia menjelaskan, alasan korban baru melaporkan ke kepolisian setahun kemudian. Sebab, korban mengaku khawatir dan takut jika harus berurusan dengan rektor.

"Sebenarnya ada beberapa tipe yang namanya perempuan, ini kan ada hubungannya relasi kuasa. Artinya, dengan penguasa dan bawahan. Itu kan banyak pertimbangan. Rasa ketakutan, apalagi dia tahu lah yang namanya rektor itu, ya dia punya uang, dia banyak koneksi. Kan di otak dia, 'kalau aku lapor ini gimana? Aku habis' begitu kan pemikiran dia, takut gitu. Rasa takut," bebernya.

Baca Juga: KPU Kota Mataram Tuntaskan 80 Persen Rekapitulasi Tingkat Kecamatan

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya