Pakar Kritik Ridwan Kamil soal Wacana Hunian di Atas Pasar dan Stasiun

Lebih baik manfaatkan bangunan yang sudah ada

Intinya Sih...

  • Ridwan Kamil menawarkan program pembangunan perumahan rakyat di lahan sempit pusat kota Jakarta, seperti di atas pasar, stasiun, dan bekas lahan milik pemerintah.
  • Pakar tata kota Yayat Supriatna mengkritisi program tersebut, menilai lebih baik memanfaatkan bangunan yang sudah ada daripada membangun perumahan baru.
  • Ia juga memberikan masukan agar pemerintah membuat konsep sewa jangka panjang untuk gedung bekas pemerintah yang akan disulap menjadi perumahan rakyat.

Jakarta, IDN Times - Pakar tata kota dan infrastruktur dari Universitas Trisaksi, Yayat Supriatna, mengkritisi program yang ditawarkan Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil terkait pengelolaan tempat tinggal. 

Pria yang kini akrab dipanggil Bang Emil itu menyebut, jika terpilih di Pilkada DKI Jakarta 2024, pihaknya akan membangun perumahan rakyat di lahan sempit pusat kota Jakarta. Misalnya, di atas pasar, stasiun, hingga bekas lahan milik pemerintah.

Rumah ini utamanya diperuntukkan bagi kalangan anak muda yang ingin punya hunian dekat kantor. 

Baca Juga: Rano Karno: Usul Ridwan Kamil Bagus Tapi Tak Mungkin Dilakukan

1. Ketimbang harus bangun perumahan baru, lebih baik manfaatkan yang sudah ada

Pakar Kritik Ridwan Kamil soal Wacana Hunian di Atas Pasar dan StasiunMantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (IDN Times/Tata Firza)

Yayat menilai, ketimbang membangun perumahan baru di pasar dan stasiun, lebih baik memanfaatkan bangunan yang sudah ada. Ia mencontohkan, perumahan itu bisa dengan memanfaatkan bangunan yang sudah terbengkalai atau tidak produktif lagi.

Selain itu, membuat bangunan baru untuk perumahan juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Yayat lantas menyinggung program rumah DP 0 rupiah milik mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Program tersebut pada akhirnya hanya mampu menyentuh kalangan menengah ke atas.

"Membangun baru, agak berat di Jakarta kalau membangun baru. Karena tanahnya mahal. DP 0 rupiah, kita belajar dari program itu. Ya kan, karena per meter persegi itu untuk unit bangunan Jakarta sekitar Rp12 juta per meternya. Untuk pembangunan itu. Jadi, kalikan saja," kata dia kepada IDN Times, Selasa (3/9/2024).

"Lebih bagus kita manfaatkan apa yang ada saja. Kemudian diberikan ruang insentif dan kemudahan-kemudahan lain. Sehingga orang tertarik untuk menawarkan kawasan dia atau gedung dia yang mati, yang kosong itu," sambungnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Luruskan Wacana Mobil Curhat Warga Jakarta

2. Semacam apartemen di gedung yang sudah ada dengan mekanisme sewa

Pakar Kritik Ridwan Kamil soal Wacana Hunian di Atas Pasar dan Stasiunilustrasi lalu lintas Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Yayat juga memberikan masukan terhadap program yang ditawarkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) itu. Apabila menggunakan gedung bekas pemerintah untuk disulap jadi perumahan rakyat, maka lebih baik pemerintah membuat dengan konsep sewa jangka panjang.

Konsep sewa tentu lebih meringankan finansial masyarakat yang ingin punya hunian di pusat kota. Terlebih, anak muda zaman sekarang cenderung lebih menyukai sewa hunian, ketimbang memilikinya.

Mekanisme hunian sewa dengan periode waktu lama sebenarnya sudah berhasil diadopsi oleh negara tetangga yakni Singapura.

"Daripada nanti misalnya ada aset-aset gedung pemerintah yang mau pindahkan ke IKN (terlantar), bisa nggak di-takeover oleh DKI, kemudian DKI melakukan konversi bangunan itu, bekas besar kantor kementerian dikonversi menjadi kawasan permukiman, apalagi banyak koridor yang dekat dengan public transport," tuturnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Janji Sulap Jakut-Jakbar yang Gersang Serindang Jaksel

3. Ridwan Kamil rencana bangun perumahan di atas lahan bekas pemerintahan, pasar, dan stasiun

Pakar Kritik Ridwan Kamil soal Wacana Hunian di Atas Pasar dan Stasiunilustrasi lalu lintas Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Sebelumnya, Ridwan Kamil, mengungkap wacana membuat program hunian bagi anak muda di lahan sempit Jakarta. Ia mengatakan, kepemilikan tempat tinggal jadi salah satu masalah yang dihadapi anak muda di Jakarta, lantaran lahannya yang terbatas dan tingginya harga properti. 

"Tentu sudah disampaikan problemnya sama kami amati khusus anak muda itu kepemilikan rumah," kata Ridwan Kamil saat memaparkan program di Markas Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran kluster Fanta, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).

Ridwan Kamil mengaku mendapat arahan langsung dari Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto untuk membuat lahan pemerintah yang tidak terpakai di Jakarta, disulap menjadi perumahan rakyat.

Selain itu, Prabowo juga meminta agar Ridwan Kamil memanfaatkan lahan sempit untuk perumahan warga Jakarta. Misalnya, membangun rumah vertikal di atas pasar, jalan, hingga stasiun.

"Jadi salah satu gagasan dan arahan Pak Prabowo salah taunya adalah Jakarta, 'tolong membuat perumahan di tengah kota'. Tapi tanahnya habis, maka nanti coba upayakan membangun di atas pasar-pasar Jakarta, di atas Stasiun Manggarai, Dukuh Atas, di atas Tanah Abang, Djuanda, dan lain-lain. Lahan-lahan pemerintahan yang ditinggal ke IKN, Pak Prabowo menyampaikan untuk perumahan rakyat," katanya.

"Secinta itu Prabowo kepada rakyat yang nomer satu, jadi presiden yang peduli dengan perumahan rakyat Jakarta. Vertikal ya, termasuk gagasan membangun di atas jalan dan lain sebagainya, itu akan menjadi prioritas," sambung Ridwan Kamil.

Mantan Wali Kota Bandung itu juga menyoroti warga yang tak mampu beli tanah dan rumah di sekitaran Jakarta, akhirnya harus tinggal di sekitar wilayah Jakarta. Dia meyakini jarak yang jauh dari rumah menuju kantor membuat kesehatan mental warga terganggu hingga menyebabkan polusi udara dan macet.

"Salah satu problem di Jakarta adalah jarak rumah ke tempat kerja terlalu jauh, karena terlalu jauh terjadi. Yang membuat orang akhirnya stres, membuat penghasilan warga Jakarta 30 persen habis di transportasi oleh yang membuat polusi menjadi kota ketiga terburuk di dunia, betul?" ungkap Ridwan Kamil.

Baca Juga: Rano Karno: Usul Ridwan Kamil Bagus Tapi Tak Mungkin Dilakukan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya