Menparekraf Dorong Santri Maksimalkan Konten Inspiratif

Sandiaga pantau Santri Digitalpreneur Indonesia di Jogja

Intinya Sih...

  • Sandiaga Uno mendorong santri untuk menghasilkan konten inspiratif dan edukatif melalui saluran digital.
  • Acara Santri Digitalpreneur Indonesia diikuti oleh santri dari 10 pondok pesantren, dengan tujuan memanfaatkan ilmu berdakwah secara digital.

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para santri agar memaksimalkan saluran digital guna menghadirkan konten-konten yang inspiratif.

"Karena sesungguhnya manusia yang paling bermanfaat adalah manusia yang memberikan manfaat kepada sesama. Kalau kita bisa menciptakan konten yang mengedukasi dan bermanfaat, maka kita bisa menjadi manusia yang terbaik sekaligus membuka peluang usaha dan lapangan kerja," ujar Sandiaga saat hadir di acara 'Santri Digitalpreneur Indonesia' di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, Sleman, DIY, Jumat (19/7/2024).

Adapun, acara Santri Digitalpreneur Indonesia di Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi II berlangsung selama empat hari pada 18 sampai 21 Juli 2024, dan diikuti santri dari 10 pondok pesantren.

Melalui pelatihan ini, para santri diharapkan bisa memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah di era digital dengan penuh semangat dan dedikasi. Para santri juga didorong mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.

Baca Juga: Potret Menparekraf Sandiaga Datangi Ekowisata Sungai Mudal Kulon Progo

1. Ketertarikan masyarakat terhadap konten insipirasi semakin tinggi

Menparekraf Dorong Santri Maksimalkan Konten InspiratifMenparekraf Sandiaga Uno saat hadir di acara 'Santri Digitalpreneur Indonesia' di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, Sleman, DIY, Jumat (19/7/2024) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sandiaga mengatakan, ketertarikan masyarakat terhadap konten inspiratif saat ini semakin tinggi. Di platform YouTube misalnya, terjadi peningkatan sebesar 10 persen terhadap konten yang menyajikan nilai edukasi. Engagement juga meningkat hingga 30 persen dibanding tahun lalu. 

Begitu juga di platform Facebook. Meski saat ini tingkat pengguna Facebook menurun secara global, namun konten yang menyajikan edukasi meningkat 25 persen. Untuk itu, Sandiaga menjelaskan, Kemenparekraf menghadirkan pelatihan dan program yang bisa menginspirasi para santri dan pondok pesantren.

"Termasuk Santri Digitalpreneur Indonesia," kata Sandiaga. 

Mereka diarahkan agar menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif dan memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.

Baca Juga: Menparekraf Harap Ada Penerbangan dari Qatar, Dubai, Jepang ke YIA

2. Menparekraf apresiasi praktik digitalisasi yang dipakai ponpes

Menparekraf Dorong Santri Maksimalkan Konten InspiratifMenparekraf Sandiaga Uno (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sandiaga lantas mengapresiasi praktik digitalisasi yang sudah berjalan dengan sangat baik di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II. Hingga saat ini terdapat 14 aplikasi yang digunakan dalam mendukung proses pendidikan dan administrasi di lingkungan ponpes dengan nilai perputaran mencapai Rp1,9 miliar. 

"Ini luar biasa, ada 14 aplikasi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang sudah ada di sini. Mulai dari untuk laundry, pembayaran, absen, kantin, dan sebagainya," ujar Sandiaga. 

"Jadi ini selain memudahkan keseharian dari para santri dan para guru-guru juga bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa," imbuhnya. 

3. Ponpes ungkap peluang digitalisasi

Menparekraf Dorong Santri Maksimalkan Konten InspiratifMenparekraf Sandiaga Uno saat hadir di acara 'Santri Digitalpreneur Indonesia' di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, Sleman, DIY, Jumat (19/7/2024) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, KH. Irwan Masduki mengapresiasi program Santri Digitalpreneur Indonesia yang sejalan dengan arah pengembangan ponpes ke arah digitalisasi dan inovasi. 

"Sehingga kami sebagai santri yang dulu gaptek (gagap teknologi), alhamdulillah sekarang sudah bisa berkontribusi dalam bidang ekonomi kreatif berbasis digital di tengah masyarakat," ujar Irwan.  

Saat ini, Irwan menuturkan, pondok pesantren juga sedang mengembangkan aplikasi untuk pengelolaan sampah warga. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta.  

"Sampah kami jadikan komoditas, artinya dari pengelolaan sampah secara digital kami sudah bisa mengambil keuntungan yang tidak sedikit dan ini akan kami tularkan ke banyak komunitas," ucap Irwan.

"Ke depan pesantren-pesantren ini akan menjadi lembaga-lembaga yang maju berkat digitalisasi. Apa yang disampaikan oleh para tutor, mentor-mentor selama Santri Digitalpreneur ini insyaallah sangat bermanfaat, sangat berkontribusi bagi kemajuan pondok pesantren. Semoga program-program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa terus mengawal kemajuan pesantren di masa yang akan datang," sambungnya.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya