Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?

WALHI soroti penggunaan plastik

Intinya Sih...

  • Uji coba program makan bergizi gratis dipimpin Gibran Rakabuming Raka di Solo, Surabaya, dan Tangerang.
  • WALHI memberikan evaluasi terhadap program tersebut terkait dampak lingkungan dan kesehatan dari sampah makanan dan penggunaan plastik sekali pakai.

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka, memimpin langsung berbagai uji coba program makan bergizi gratis di beberapa wilayah. Tercatat, uji coba itu sudah digelar di Solo, Surbaya, hingga Tangerang.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memberikan masukan sebagai evaluasi terhadap uji coba program tersebut. Sebab, jika tak dikelola dengan baik, bisa berdampak pada masalah lingkungan hingga masyarakat sekitar.

Lantas apa saja yang perlu dievaluasi dari uji coba program makan bergizi gratis? Simak selengkapnya dalam wawancara khusus (wansus) dengan Manajer Kampanye Polusi dan Urban WALHI, Abdul Ghofar.

Baca Juga: Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan Kantin

1. Apa saja dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari program makan siang gratis?

Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?Para siswa SDN Tugurejo Semarang saat menyantap bekalnya di pagi hari. (IDN Times/Dok SDN Tugurejo Semarang)

Sebetulnya ada dua hal. Pertama, potensi dampak lingkungan termasuk dampak kesehatan dari program makan siang gratis. Ini ada dua hal.

Satu, dari sampah makanan itu sendiri. Jadi potensial food waste-nya sangat besar apalagi melibatkan 85 juta orang anak. Itu kita sudah reminder juga. Jadi tetap ada potensi sampah makanan, peningkatan emisi gas metan dari sampah makanan dari program ini.

Kedua, kan baru-baru ini memang ada uji coba penerapan makan siang gratis dan didorong menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Ini di isu yang kedua ini, kita juga punya concern khusus karena sampah plastik itu menempatkan urutan kedua dari total sampah nasional yang komposisi terbesar. Sampah makanan dari food waste, adi problem juga dari program ini.

2. Seberapa besar dampak buruk jika program makan bergizi gratis pakai wadah plastik sekali pakai?

Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?Ada puluhan bahkan ratusan siswa SDN Tugurejo Semarang yang ikut kegiatan makan bergizi di pagi hari. (IDN Times/Dok SDN Tugurejo Semarang)

Kedua, kita ingatkan lagi nih, karena ramai soal kemasannya bahwa sampah plastik di Indonesia itu peringkat dua dari total sampah nasional 19 persen. Artinya, program ini akan melibatkan 85 juta orang anak dan akan meningkatkan proporsi jenis sampah plastik. Bayangkan, 85 juta orang anak berarti kan 85 juta kemasan hanya dari program makan siang gratis ini dikali dengan hari di mana mereka mendapatkan program ini.

Jadi akan ada peningkatan sangat signifikan proporsi sampah plastik nasional yang angkanya saja sudah tinggi, ya, 19 persen itu mungkin sekitar 12 jutaan. Pokoknya, 19 persen dari 70 juta ton sampah pada tahun 2023.

Memang isu plastik ini kan isu penting yang semua orang aware. Apalagi kan aku sebetulnya mau semacam mengingatkan juga ke Gibran. Gibran itu saat debat kandidatnya merasa paling lingkungan, ya, dengan dia bilang (kritik ke Muhaimin), 'Oh kok mau ngomongin lingkungan kok masih pakai botol air minum plastik sekali pakai?'

Gibran itu pernah bilang bahwa masalah plastik itu masalah penting. Minum air dalam kemasan itu menghasilkan sampah plastik. Jadi mau mengingatkan bahwa akhirnya dia harus kembali lagi, program yang dia dorong ini justru ya akan kayak jadi bumerang untuk dia gitu.

Baca Juga: Walhi: Sampah Plastik Program Makan Gratis Timbulkan Masalah Kesehatan

3. Bagaimana sampah plastik bisa berdampak pada kesehatan?

Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?botol plastik aneka warna (https://www.pexels.com/id-id/@mali/)

Jadi dampaknya, ya, memperbesar timbulan sampah plastik, sampah plastik sudah didaur ulang yang packaging, terus menimbulkan masalah kesehatan. Kalau dia nanti terurai oleh proses alami, terpecah-pecah jadi partikel-partikel kecil, jadi mikroplastik akan jadi gangguan kesehatan kalau terhirup ke pernapasan, terus masuk ke darah, terus masuk dikonsumsi oleh ikan misalnya, kita makan ini (ikannya) akan berdampak pada kesehatan manusia.

Kami di WALHI maupun di Alliance Zero Indonesia mengkritisi program ini, baik di konteks sampah makanan dari program utamanya maupun dari kemasan makanan itu sendiri yang akan menggunakan plastik sekali-sekali.

Ya, pendekatan paling penting itu kan pengurangan. Kan justru ini program pemerintah ya aku mau mengingatkan. Program pemerintah itu kan dua hal, ya, untuk menangani sampah termasuk plastik, satu pengurangan, dua penanganan.

Nah, pengurangan ini sesuatu yang paling penting karena akan sangat sulit jika pemerintah berkutat dengan masalah sampah yang makin besar kalau tidak ada pengurangan. Di program pengurangannya sudah banyak yang dilakukan, kan ada kelarangan plastik sekali pakai, misalnya di Jakarta atau di ratusan kabupaten/kota yang lain.

Terus di program pengurangan sampah plastik di sekolah-sekolah, ini aku sebetulnya sudah sampaikan. Program pemerintah nanti, Prabowo-Gibran dengan menggunakan kemasan sekali pakai ini justru kontradiktif dengan usaha Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dia kan punya surat edaran tahun 2019 untuk meminta sekolah-sekolah atau instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Termasuk kemasan makanan, air minum dalam kemasan.

Jadi kontradiktifnya, sekolah-sekolah yang Kementerian Pendidikan menganjurkan pengurangan plastik sekali pakai, justru dengan program ini malah kontradiksi dengan upaya pengurangannya. Harusnya kan ini jadi prioritas.

Kemudian KLHK juga punya program sekolah adiwiata. Nah, salah satu yang dorong oleh sekolah adiwiata atau sekolah berwawasan lingkungan itu, ya, pengurangan sampah, selain juga pengolahan sampah yang untuk organik, terus pengolahan sampah yang didaur ulang. Tapi intinya memaksimalkan upaya pengurangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah.

Jadi, kayak ini program pemerintah yang kontradiktif dengan program pemerintah yang lain terutama Kemendikbud dan KLHK yang mendorong sekolah-sekolah, instansi pendidikan itu justru terlibat lagi dalam upaya pengurangan sampah, terutama plastik sekali pakai.

4. Apa solusi yang tepat jika plastik gak dipakai di program makan siang gratis?

Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?Paket makanan uji coba program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran. (IDN Times/Larasati Rey)

Ya, saya mau afirmasi komentar-komentar (di medsos) juga. Sebetulnya itu sangat relate. Beberapa yang komentar kan orangtua siswa. Ibu rumah tangga yang punya. Jadi, desakan kami sama, program ini kan gak bisa dibatalin. Kalau bisa, dibatalin, inginnya begitu. Tapi kalau ini jalan terus, menurut kami ada proses evaluasi.

Kan kemarin uji coba nih, uji coba itu sebetulnya untuk melihat apa sih catatan-catatan pentingnya? Misalnya soal menu, kemasan, itu kan jadi concern, ada keresahan. Nah, menurut kami saat program ini nanti dijalankan, justru sangat baik itu usulan untuk melibatkan katering terdekat sekolah atau kantin sekolah.

Karena kalau kantin sekolah gak dilibatkan, ada program ini kan, ada makanan dari luar sekolah masuk ke sekolah, gak jajan lagi. Jadi justru berdampak kepada ekonomi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai kantin. Integrasi sistem makan siang gratis dengan kantin sekolah atau katering itu justru sangat memudahkan proses, tadi mengurangi kemasan sekali pakai. Misalnya, siswa bawa wadah makanan dan minuman sendiri, jadi ke sana nanti ambil di kantin atau di katering.

Atau sekolah beli, ada pengadaan di awal, kan ada biaya ya, ada komponen biaya untuk kemasan. Komponen biaya untuk kemasan itu, misalnya dijadikan satu. Setahun misalnya dipakai untuk pembelian sekali dan bisa kepakai lima tahun lebih. Jadi ini ada pengadaan untuk pembelian wadah makanan-minuman yang dilakukan oleh sekolah dan dipakai berkali-kali gitu, ratusan kali.

Itu dua skema yang bisa didorong sih, perlibatan kantin katering dengan siswa membawa wadah makanan sendiri, nanti ada nyuci dan lain sebagainya, ada pendidikan karakter. Kedua, sekolah menyediakan wadah makanan guna-ulang melalui pengadaan lewat alokasi pendanaan, ya, persentase dari nominal yang disediakan untuk program ini.

Jadi dua skema itu sama-sama baik, sama-sama mengurangi potensi sampah plastik sekali pakai yang berdampak ke lingkungan dan kesehatan, sekaligus ada perlibatan masyarakat sekitar sekolah, terutama kantin dan masyarakat sekitar.

Mendidik karakter siswa juga untuk bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan, nyuci piringnya, membersihkan juga wadah makanan yang telah mereka pergunakan. Itu impact-nya justru bagus untuk pendidikan karakter dan ekonomi lokal.

Baca Juga: Walhi Usul Program Makan Gratis Digelar Prasmanan, Libatkan Kantin

5. Terkait susu yang diberikan dalam program makan bergizi gratis juga wadahnya menggunakan plastik. Bagaimana solusi yang tepat untuk mencegah penggunaan plastik?

Mengupas Uji Coba Program Makan Gratis, Apa yang Harus Diperbaiki?Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka saat uji coba makan bergizi gratis di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (dok. IDN Times/Istimewa)

Sebetulnya problematik juga nih, luput dari kritik atau sudah dikritik tapi kurang ramai. Yang dikasih kan sebetulnya kayak susu ini, ya, susu yang banyak gulanya gitu, yang dikritik kenapa gak susu segar atau diganti buah atau apa gitu, makanya kandungan gizinya jadi cukup dipertanyakan karena akan lebih banyak gula, ketimbang susu.

Saya pikir ini bisa dipertimbangkan sih untuk diganti, misalnya air putih, air mineral, tapi dalam wadah isi ulang misalnya atau pengganti lain yang setara.

Mungkin ditanyakan ke ahli gizi, kenapa pilihannya justru susu kotak gitu. Tapi itu bisa diganti alternatif lain seperti air putih dengan skema galon atau diganti dengan hal lain, misalnya dessert kayak buah-buahan kan juga bagus untuk gizi anak.

Baca Juga: Gibran Pilih Surabaya Jadi Simulasi Makan Gratis, Sarat Dukung Eri?

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya