Mendagri Klaim Jokowi-Prabowo Fokus Genjot Produksi Beras

Tito ungkap empat langkah tingkatkan produksi beras

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, mendorong pemerintah daerah (Pemda) meningkatkan produksi beras untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. 

"Kita spesifik pada hari ini, kita atensi adalah masalah beras, beras yang beberapa waktu yang lalu tinggi tidak terkendali, relatif di awal tahun sudah mulai terkendali, seiring dengan produksi beras yang mulai membaik. Panen, puncak panen pada Mei, dan kemudian Juni masih ada panen,” kata Tito dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Senin (15/7/2024).

Tito mengatakan, fokus perhatian pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo maupun Presiden terpilih Prabowo Subianto, ialah menggenjot produksi beras agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

“Langkah yang utama adalah yang perlu menjadi perhatian rekan-rekan kepala daerah, tolong untuk mendorong produksi beras,” ungkap Mendagri.

Baca Juga: Mendagri Apresiasi Upaya Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk 

1. Mendagri ungkap empat langkah yang bisa ditempuh pemda, agar mampu tingkatkan produksi beras

Mendagri Klaim Jokowi-Prabowo Fokus Genjot Produksi Berasilustrasi sawah di bukit (pixabay.com/sasint)

Tito menjelaskan empat langkah untuk meningkatkan produksi beras. Pertama, tidak mengonversi lahan sawah yang sudah ada untuk penggunaan lainnya, seperti komersial dan permukiman.

Kedua, pemda diharapkan membuat lahan sawah baru. Ketiga, membuat program pompanisasi untuk mengalirkan air ke daerah-daerah yang kering. Keempat, mendorong kualitas tanaman, termasuk kualitas tanah dengan pupuk subsidi.

“Ini tolong nanti di-follow up dengan rapat internal, terutama dengan Dinas Pertanian masing-masing. Kemudian Dinas Perdagangan, baik untuk pompanisasi, pupuk subsidi, mempertahankan lahan sawah yang ada, mendorong produksi oleh para petani, dan lain-lain, ini menjadi prioritas,” tutur dia.

Baca Juga: Komisi VI Bakal Panggil dan Cek Gudang Bulog terkait Impor Beras

2. Turunnya produksi beras karena kekeringan, mesin pertanian tua, bibit unggul berkurang

Mendagri Klaim Jokowi-Prabowo Fokus Genjot Produksi Berasilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang turut hadir dalam rakor tersebut menjelaskan berbagai alasan produksi padi di Indonesia menurun. Di antaranya kekeringan akibat El Nino, alat dan mesin pertanian (alsintan) sudah tua, hingga bibit unggul yang berkurang. 

Salah satu solusi jangka panjang yang ditawarkan ialah pompanisasi untuk sawah, Optimalisasi Lahan (Opla) Rawa, dan mencetak sawah baru.

"Kami sangat butuh bantuan pompanisasi, ini napas kita, nyawa kita tiga bulan ke depan. Karena sekarang masuk bulan kering, pompanisasi ini ada 75 ribu, yang sudah tersalurkan 25 ribu. Masih ada 50 ribu yang harus disalurkan seluruh Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga: Perusahaan Vietnam Buka Suara soal Isu Mark Up Impor Beras Bulog

3. Kepala daerah punya peran penting terkait program pengadaan pompanisasi

Mendagri Klaim Jokowi-Prabowo Fokus Genjot Produksi Berasilustrasi beras (Unsplash.com/Nathan Cima)

Lebih lanjut, Amran menyebut, kepala daerah seperti gubernur, bupati atau wali kota, serta Kepala Dinas Pertanian menjadi ujung tombak pengadaan pompanisasi di lapangan. Jika program 75 ribu pompa ini terpasang, maka kekeringan bisa dimitigasi dengan baik.

“Fokus kami ada dua hal, solusi cepat untuk Indonesia adalah pompanisasi dan Opla. Kita lihat Opla, Optimalisasi Lahan Rawa, yang terbesar adalah Sumatra Selatan dengan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” jelasnya.

Mentan menekankan, dengan pompanisasi dan optimalisasi lahan, maka produksi padi bisa meningkat. Apalagi, Presiden Jokowi menekankan agar program pompanisasi segera dilakukan untuk menghadapi musim kemarau dan El Nino.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya