Isu PKB dan NU Tak Akur, Gerindra: Kita Harap Hubungan Keduanya Baik

Gerindra pastikan hubungan dengan NU dan PKB baik

Jakarta, IDN Times - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco, menanggapi isu yang menyebut hubungan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nahdlatul Ulama (NU) tidak baik.

Dasco berharap, hubungan PKB dengan NU bisa terjalin baik, mengingat Gerindra memiliki hubungan baik dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun PKB. 

"Tentunya karena berhubungan baik dengan PKB, berhubungan baik dengan NU, Gerindra berharap bahwa kondisi keduanya ini juga berlangsung baik-baik saja," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2023).

Baca Juga: Joman Berpeluang Dukung Prabowo, Gerindra: Kami Tak Bisa Halangi

1. Gerindra punya hubungan baik dengan PBNU

Isu PKB dan NU Tak Akur, Gerindra: Kita Harap Hubungan Keduanya BaikWakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad (dok. DPR RI)

Dasco memastikan, hubungan baik Gerindra dengan PBNU terlihat dari undangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan sejumlah jajaran partai ke acara Puncak Resepsi Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

"Saya pikir kan gini, bahwa dengan PKB kami kan adalah rekan koalisi. Kami juga berhubungan baik dengan PBNU, kelihatan kan kemarin bahwa Pak prabowo beserta pimpinan teras partai hadir pada saat acara NU kemarin," tutur dia.

Baca Juga: Duet Prabowo dan Muhaimin Dinilai Berpeluang Terwujud di Pilpres 2024

2. Peluang duet Prabowo-Muhaimin menang di 2024 sangat kecil

Isu PKB dan NU Tak Akur, Gerindra: Kita Harap Hubungan Keduanya BaikKetua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza, menilai peluang Prabowo Subianto memenangkan Pilpres 2024 sangat kecil jika berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Kalau Muhaimin dipilih jadi cawapres (berpasangan dengan Prabowo) tentunya sangat besar kali, peluang isu, yang akan dimainkan lawan politiknya dan tentu jadi isu yang panas. Sehingga potensi untuk menurunkan popularitas dan elektabilitas dari kedua pasangan ini tentu sangat tinggi," kata dia, saat dihubungi IDN Times.

"Apakah hasilnya Prabowo Muhaimin bakal menang? Tentu sangat kecil peluang untuk menangnya," sambung Efriza.

Baca Juga: Usai Usul Hapus Pilgub, Muhaimin: DPRD Otomatis Dihapus

3. Muhaimin dinilai kontroversi dan punya pengalaman buruk dengan NU

Isu PKB dan NU Tak Akur, Gerindra: Kita Harap Hubungan Keduanya BaikKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Efriza menyebut, jika dilihat dari situasi dan unsur NU, terlu berisiko bagi Prabowo jika memilih Muhaimin sebagai cawapres.

"Muhaimin secara komunikasi juga sering kali berlebihan dari masalah penundaan pemilu, lalu juga tentang dia dengan puan, ini menunjukkan semestinya Prabowo jangan pilih Muhaimin," ucap dia.

Selain itu, pria yang akrab dipanggil Cak Imin juga dianggap memiliki hubungan yang tidak baik dengan sejumlah petinggi NU. Muhaimin juga memiliki catatan buruk dengan NU yang secara garis besar merupakan simpatisan Gus Dur.

"Kalau bicara NU jelas bahwa kiai, ulama, ketum masih mempengaruhi pilihan santrinya. Tentu apa yang pernah menjadi permasalahan Muhaimin akan terekam jelas buat mereka, bahwa Muhaimin pernah offside, dapat peringatan dari Ketum NU, dan pernah bergesekan. Tentu mereka tidak menaruh simpati 100 persen lagi," kata Efriza.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya