Ucapan Jokowi soal Kampanye Picu Sentimen Negatif

Di TikTok, isu ini telah ditonton sebanyak 18.459.942 kali

Jakarta, IDN Times - Netralitas Presiden Joko "Jokowi" Widodo sedang menjadi pergunjingan, usai ia menyatakan presiden memiliki hak berkampanye untuk pasangan calon tertentu, pada Rabu (24/1/2024) lalu.

Founder Evello Big Data Analytics, Dudy Rudianto menjelaskan, polemik ini sudah menjadi perhatian warga jagat maya. Hal ini diketahui dari hasil kajian yang dilakukan Evello di berbagai aplikasi media sosial.

Selain itu, data Evello juga menunjukkan sentimen publik cenderung negatif terhadap isu presiden boleh kampanye. Bobot sentimen negatif terhadap isu ini mencapai 76,65 persen.

“Tingginya sentimen negatif menunjukkan jika publik memang tidak menginginkan hak tersebut diambil oleh Presiden Joko Widodo, walaupun peraturannya membolehkan,” jelas Dudy dalam keterangan tertulis yang dikutip, Minggu (28/1/2024).

Berikut akumulasi data pembahasan isu presiden boleh kampanye di berbagai aplikasi media sosial.

Baca Juga: Polemik Presiden Boleh Kampanye, Jokowi: Jangan Ditarik Kemana-mana 

1. TikTok

Ucapan Jokowi soal Kampanye Picu Sentimen NegatifWawancara Jokowi tentang president boleh berpihak. (IDN Times/istimewa)

Tercatat isu ini telah ditonton di TikTok sebanyak 18.459.942 kali tayang hingga Sabtu 27 Januari 2024.

Kemudian, jumlah percakapan tentang 'presiden boleh kampanye' mencapai 124.120 komentar di TikTok, dengan interaksi publik sebanyak 701.438 kali.

“Bahkan sebaran video tentang polemik ini telah menyebar sebanyak 23.054 ke jejaring private Whatsapp yang berasal dari Tiktok,” terang Dudy.

Baca Juga: Aturan Lengkap yang Membolehkan Presiden Ikut Kampanye

2. Instagram

Ucapan Jokowi soal Kampanye Picu Sentimen Negatifsetkab.go.id

Bukan hanya di TikTok, polemik isu ini turut ramai di Instagram. Berdasarkan hasil kajian Evello, sebanyak 170.565 komentar dengan total 797.718 likes di Instagram membahas pernyataan kontroversial Presiden Jokowi.

“Bahkan informasi mengenai polemik presiden boleh ikut berkampanye telah ditonton warga Instagram sebanyak 7.127.000 kali tayang,” terang Dudy.

Baca Juga: Komika Panji Buat Video Terbuka Bagi Jokowi: Bilang Aja Dukung Prabowo

3. YouTube dan X

Ucapan Jokowi soal Kampanye Picu Sentimen NegatifKomika Panji Pragiwaksono mengirimkan pesan terbuka kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo. (Tangkapan layar YouTube Panji Pragiwaksono)

Tren yang sama terjadi di media sosial Youtube dan X (Twitter). Isu ini telah ditonton di Youtube dengan total 11.550.740 tayangan. Selain itu, tayangan video YouTube tersebut menyebar sebanyak 8.248.708 kali tayang di X.

“Jumlah komentar di Youtube bahkan mencapai 123.196 percakapan, terpaut tipis jika dibandingkan dengan percakapan di Tiktok,” ujar Dudy.

Data Evello juga menunjukkan tiga bentuk emosi netizen di media sosial menyikapi tindakan Jokowi. Pertama, emosi cemas sebesar 87 persen. Selanjutnya , emosi terkejut 56 persen, dan emosi bahagia 34 persen.

4. Pendukung isu presiden dapat berkampanye cenderung rasional

Ucapan Jokowi soal Kampanye Picu Sentimen NegatifPresiden Jokowi di pembukaan Rakernas LDII (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Selain sentimen dan emosi, Evello juga melihat bagaimana kecenderungan publik terhadap isu tersebut. Bagi mereka yang menolak wacana presiden dapat berkampanye, karakteristik pribadi yang terbentuk cenderung emosional.

“Bobot personality traits emosional terbaca mencapai 97 persen menanggapi pernyataan Presiden,” ujar Dudy.

Sementara bagi mereka yang mendukung Presiden dapat berkampanye, cenderung rasional. Evello mendeteksi, tren rasional pendukung Presiden Jokowi mencapai 89 persen, ditandai dengan ikut menyampaikan isi dari Pasal Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Meskipun demikian, Dudy menyatakan bahwa Presiden Jokowi adalah politisi yang tidak tertebak.

“Bisa saja tiba-tiba beliau berbalik arah dan tidak mengambil haknya untuk ikut dalam kampanye, dan sekaligus membalikkan sentimen publik dari negatif menjadi positif,” ujarnya.

Topik:

  • Sunariyah
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya