Warga yang Rumahnya Rusak Berat Akibat Semeru Akan Dapat Rp50 Juta

Jumlah korban tewas akibat erupsi Semeru capai 48 jiwa

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto mengatakan, pihaknya akan memberikan dana senilai Rp50 juta bagi warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang rumahnya mengalami rusak berat akibat terdampak erupsi Gunung Semeru.

Sedangkan yang rumahnya mengalami kerusakan sedang diberi bantuan Rp25 juta dan untuk rumah rusak ringan Rp10 juta. 

"Tetapi yang sudah tidak bisa ditempati lagi dibangunkan lagi di lahan yang baru atau akan direlokasi," ungkap Suharyanto ketika mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII dan disiarkan di saluran YouTube, Senin 13 Desember 2021. 

Selama proses pembangunan rumah itu, warga diminta untuk mengungsi lebih dulu ke rumah keluarganya yang lain. Selama berada di rumah keluarga, BNPB akan memberikan dana tunggu yang nominalnya mencapai Rp500 ribu per bulan. Dana tunggu itu akan diberikan selama enam bulan. 

"Dana tunggu itu akan diberikan ke keluarganya," kata dia. 

Sementara, warga yang rumahnya benar-benar tak bisa lagi dihuni bakal dipindahkan ke area baru milik Perhutani. "Kami sudah meminta izin kepada Perhutani. Bila lahan itu sudah siap, maka Perhutani juga akan membantu dalam pembangunan (rumah warga)," tuturnya. 

Lalu, berapa jumlah korban jiwa yang berhasil ditemukan hingga Selasa (14/12/2021)?

1. Total korban tewas akibat erupsi Semeru mencapai 48 jiwa

Warga yang Rumahnya Rusak Berat Akibat Semeru Akan Dapat Rp50 JutaWarga melihat material awan panas erupsi Gunung Semeru yang mengalir di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Sementara, berdasarkan data dari BNPB per Senin, 13 Desember 2021, tim evakuasi gabungan menemukan dua warga yang meninggal akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Maka, total warga yang meninggal akibat erupsi Semeru mencapai 48 jiwa. 

Sedangkan, jumlah korban luka akibat erupsi Semeru mencapai 12 orang. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit yakni RS dr. Haryoto, RS Pasirian, dan RS Penanggal. Sementara, sebanyak 2.004 jiwa melakukan rawat jalan di posko kesehatan dan puskesmas. 

Di sisi lain, jumlah pengungsi yang terdata di Posko Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru berjumlah 9.997 jiwa. Mereka tersebar di 148 titik. 

Plt Kepala Pusat Data Infomasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, untuk mempercepat pencarian korban, tim evakuasi gabungan dan SAR menurunkan 11 anjing pelacak. Mereka berasal dari Mabes Polri, Polda Jawa Timur, dan Polres Malang. 

"Anjing pelacak ini memiliki kualifikasi dan pengalaman dalam SAR serta bertugas untuk mendeteksi dan mencari lokasi potensial korban," kata Abdul pada Senin kemarin dalam keterangan tertulis. 

Ia menambahkan, puluhan alat berat pun diterjunkan dalam penanganan bencana yang disebabkan awan panas dan guguran erupsi Semeru ini. 

Baca Juga: 5 Potret Lokasi Erupsi Semeru yang Jadi Tempat Swafoto Dadakan Warga

2. BNPB memperpanjang waktu pencarian korban menjadi 14 hari

Warga yang Rumahnya Rusak Berat Akibat Semeru Akan Dapat Rp50 JutaKepala BNPB, Mayjen TNI Suharyanto ketika melakukan rapat kerja dengan komisi VIII DPR (Tangkapan layar YouTube Komisi VIII DPR)

Suharyanto menjelaskan, masa pencarian korban ditambah satu pekan lagi. Maka, tim evakuasi memiliki waktu 14 hari untuk mencari sisa 9 orang lainnya yang belum ditemukan hingga kini. 

"Karena ternyata dalam waktu 7 hari, kami masih belum bisa menemukan 9 orang, maka kami tambah menjadi 14 hari. Nanti, bila ada tambahan (penemuan korban) akan kami informasikan kemudian hari," kata dia. 

Selain itu, BNPB meminta kepada masyarakat, baik pengunjung dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara hingga selatan. Warga juga diminta untuk mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai. 

3. Bupati Lumajang minta bekas area erupsi tak dijadikan tempat swafoto

Warga yang Rumahnya Rusak Berat Akibat Semeru Akan Dapat Rp50 JutaSeorang pengunjung memotret rekannya usai memberikan bantuan di kawasan terdampak letusan gunung Semeru di dusun Umbulan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Sementara, Bupati Lumajang Thoriqul Haq kesal ketika mengetahui ada sejumlah warga yang mendekati area bekas erupsi Gunung Semeru untuk sekadar mengambil foto atau swafoto di lokasi tersebut.

Sebab, kata Thoriqul, aktivitas tersebut bisa menghambat proses evakuasi korban terdampak erupsi Semeru. Dia pun meminta agar warga tak mendekati wilayah tersebut. 

"Soal yang ingin foto-foto, jeprat-jepret, sudah lah (tidak perlu). Bukan waktunya sekarang. Ini bukan tontonan, bukan tempat wisata," ungkap Thoriq seperti dikutip dari kantor berita ANTARA, 9 Desember 2021. 

Ia juga menyebut, aktivitas masyarakat pada area terdampak erupsi Semeru akan menyebabkan transportasi pengangkut bantuan terhambat. Thoriq menyebut, bila masyarakat ingin menyalurkan bantuan bagi warga terdampak, maka bisa memanfaatkan posko yang sudah dibangun. Salah satunya yang berlokasi di Kecamatan Pronojiwo. 

"Tetapi kan permasalahannya, banyak orang yang ke sana, termasuk mobil-mobil yang ke atas. Itu yang membuat masalah," katanya. 

Alhasil, untuk mengurangi aktivitas masyarakat yang terdampak, personel Satbrimob Polda Jawa Timur melakukan penyekatan. Mereka tak membolehkan warga, petugas, TNI, anggota Polri, hingga relawan mendekati titik lokasi bencana. 

Baca Juga: PUPR: Butuh Anggaran Rp100 M untuk Perbaiki Jembatan Gladak Perak

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya