Soal PDN, Budi Arie: Pemulihan Data Sudah Beres, Kunci Berfungsi

Menkominfo bantah ada data-data yang hilang

Intinya Sih...

  • Menteri Kominfo fokus pulihkan data PDNS 2 Surabaya yang terkena ransomware, lumpuhkan layanan publik 239 kementerian atau lembaga.
  • Pelaku ransomware minta tebusan senilai 8 juta Dolar AS, tapi pemerintah tidak bayar. Namun, pelaku akhirnya memberikan kunci untuk membuka data yang terkunci.
  • Budi bantah ada data hilang, tapi LPJK Kementerian PUPR menyatakan 10% data terkait proyek IKN dan PSN hilang. Publik desak Budi mundur karena peretasan merugikan masyarakat.

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi menegaskan pihaknya masih fokus untuk memulihkan data-data milik instansi di Pusat Data Nasional (PDN) Sementara 2 Surabaya. Sebab, PDNS 2 di Surabaya terkena serangan peretas ransomware sejak 20 Juni 2024 lalu. Alhasil, layanan publik milik 239 kementerian atau lembaga ikut lumpuh. 

Menurutnya, proses pemulihan data yang terkunci ransomware tak ada permasalahan. Semua permasalahan, kata Budi, sudah beres. 

"Beres, sudah. Tanya Pak Dirjen (Hokky Situngkir). Pak Dirjen (APTIKA) aja senyum-senyum," ujar Budi di kantor Kemkominfo, Jakarta Pusat pada Kamis (25/7/2024). 

Pelaku ransomware sempat menuntut uang tebusan senilai 8 Juta Dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp131 miliar. Budi pun memastikan uang tebusan yang diminta oleh pelaku, tidak dipenuhi oleh pemerintah. 

Namun, yang mengejutkan, tiba-tiba pihak yang mengaku pelaku ransomware mengirimkan pesan bakal memberikan kunci untuk membuka data-data di PDNS 2 Surabaya yang sempat ditutup aksesnya. IDN Times sempat tanyakan apakah kunci yang diberikan di forum khusus itu berfungsi dan bisa membuka data-data di PDNS 2 Surabaya yang terkunci. 

"Berfungsi (kunci yang diberikan). Lihat semua situs lembaga sudah berfungsi," imbuhnya. 

1. Menkominfo bantah ada data-data milik instansi pemerintah yang hilang

Soal PDN, Budi Arie: Pemulihan Data Sudah Beres, Kunci BerfungsiMenteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi. (Dokumentasi Biro Humas Kemkominfo)

Lebih lanjut, ketika IDN Times konfirmasi apakah saat proses pemulihan itu ada data-data milik instansi pemerintah yang hilang, Budi menepisnya. Pernyataan data-data hilang disampaikan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). 

Ketua LPJK Kementerian PUPR, Taufiq Widjoyono mengatakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) atas file dokumen pengalaman Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) raib per 20 Juni 2024. Selain itu, ada pula 291 data Lembaga Penididkan dan Pelatihan Kerja (LPPK) konstruksi, 85 data asosiasi profesi, dan 2 asosiasi rantai pasok, serta 84 data asosiasi badan usaha juga hilang berdasarkan hasil pencatatan hingga 19 Juni 2024.

Sementara, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Abdul Muis mengatakan ada sekitar 10 persen data terkait proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya yang terdampak. Alhasil, mereka kembali mengubah pencatatan data secara manual. 

"Ada (PSN yang kena). Yang IKN juga ada, sehingga karena ada proses kendala di PDN makanya tadinya kami menggunakan sistem informasi pendukung tadi. Kami ubah kembali lagi ke manual," ujar Abdul ketika memberikan keterangan pers pada 23 Juli 2024 lalu. 

Tetapi, Budi menepis adanya data-data yang hilang. "Katanya-katanya. Enggak (ada yang hilang)," kata Budi. 

"Di sana (Kementerian PUPR), tidak ada data yang hilang," imbuhnya. 

Baca Juga: Menko Hadi Wajibkan Kementerian Punya Back Up Data di PDN

2. Budi tetap tidak mundur dari posisi Menkominfo

Soal PDN, Budi Arie: Pemulihan Data Sudah Beres, Kunci BerfungsiPetisi dari Safenet yang dorong Budi Arie mundur dari posisi Menkominfo. (Tangkapan layar change.org)

Pascakejadian peretasan terhadap PDN Sementara 2 di Surabaya, Budi Arie ditekan oleh publik agar segera mundur dari posisi Menkominfo. Bahkan, sudah ada petisi yang dibuat oleh organisasi SAFEnet, agar Budi segera mengundurkan diri. Lebih dari 25 ribu orang meneken petisi tersebut. 

Direktur eksekutif Safenet, Nenden Sekar Arum mengatakan masa jabatan Budi Arie yang baru sebentar menduduki kursi Menkominfo tidak bisa dijadikan pembenaran agar ia tetap menjabat posisi tersebut. Sebab, peretasan terhadap sistem PDN sudah merugikan masyarakat. 

"Mau dia baru satu bulan, satu minggu, kalau kerjanya berdampak buruk kepada kepentingan warga, kalau dia gentleman dan dia sadar posisi ini strategis, makanya dia sudah sepatutnya undur diri," ujar Nenden di dalam sebuah diskusi pada akhir Juni 2024 lalu. 

Ia pun menggaris bawahi petisi yang digulirkan oleh Safenet tidak memiliki motif politik apapun. Petisi itu dirilis murni berdasarkan penilaian kinerja Budi Arie yang buruk dalam menangani data nasional. 

"Kita tahu semuanya (petisi ada) karena memang kinerja dan itu berdampak langsung ke publik. Soal-soal politik itu nomor sekian. Karena kembali lagi hal itu untuk kepentingan publik," imbuhnya. 

Presiden Joko "Jokowi" Widodo sempat menyatakan sudah mengevaluasi kinerja Budi. Namun, hingga hari ini, Budi tidak diganti oleh orang lain. 

Baca Juga: PDN Diretas, DPR Minta BSSN Bangun Peta Jalan Keamanan Siber

3. Menko Hadi perintahkan semua kementerian punya back up di PDN

Soal PDN, Budi Arie: Pemulihan Data Sudah Beres, Kunci BerfungsiMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto. (Dokumentasi Kemenko Polhukam)

Sementara, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto sudah memerintahkan semua instansi dan kementerian yang menyimpan server datanya di Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2), wajib memiliki data cadangan (back up) data.

Instruksi itu dikeluarkan buntut peretasan PDNS 2 yang berlokasi di Surabaya akibat serangan ransomware, yang mengunci data-data milik 239 instansi.

"Jadi, sekarang setiap tenant atau kementerian juga harus memiliki back up. Ini (bersifat) mandatory, tidak lagi opsional," ujar Hadi ketika memberikan keterangan pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, 1 Juli 2024 lalu. 

Dengan begitu, bila kembali terjadi gangguan terhadap operasional di PDNS 2, maka masih tersedia back up data di DRC (Disasster Recovery Center) atau hot site yang ada di Batam. Hadi juga memerintahkan agar pembuatan data cadangan tidak hanya satu lapis, melainkan hingga empat lapis.

"Kemudian kami juga akan back up dengan cloud cadangan. Cloud cadangan akan digunakan dengan sistem zonasi. Jadi nanti data-data yang sifatnya umum dan statistik akan disimpan di cloud, sehingga tidak memenuhi data yang ada di PDN," kata mantan Panglima TNI itu.

Selain itu, Hadi mengatakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menargetkan pelayanan publik yang terdampak peretasan ini pulih kembali pada Juli. Tidak diketahui apakah target itu bisa dipenuhi.

Sebab, berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan disampaikan di rapat kerja Komisi I DPR, dari 239 instansi yang terdampak, hanya 43 instansi yang diproyeksi memiliki back up data.

https://www.youtube.com/embed/PRyBAmUpP6s

Baca Juga: Muhadjir: Data Kemenko PMK Aman karena Belum Pindah ke PDN

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya