Prabowo Temui Presiden Vietnam, Ucapkan Duka Setelah Topan Yagi

Prabowo juga kenalkan diri sebagai presiden terpilih

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Prabowo Subianto terbang ke Vietnam, usai mengikuti sidang kabinet di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Di depan Presiden Vietnam, Tò Lám, Prabowo memperkenalkan diri sebagai presiden Indonesia yang bakal dilantik pada 20 Oktober mendatang.

"Yang Mulia, saya datang kemari untuk memperkenalkan diri di hadapan Anda dan menyampaikan kepada Anda bahwa pada 20 Oktober, saya akan dilantik sebagai presiden selanjutnya Republik Indonesia. Sebagai tetangga yang baik, saya ingin menyampaikan ini secara langsung," ujar Prabowo seperti dikutip dari video yang disampaikan Kementerian Pertahanan, Minggu (15/9/2024). 

"Bila Anda memiliki waktu, akan menjadi kehormatan yang besar bagi saya bila Anda bersedia datang ke upacara pelantikan saya," imbuhnya. 

Ini merupakan negara kelima di kawasan Asia Tenggara yang dikunjungi secara langsung Prabowo. Undangan serupa juga disampaikan Prabowo terhadap Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. 

1. Prabowo sampaikan ucapan duka cita usai Vietnam diterpa Topan Yagi

Prabowo Temui Presiden Vietnam, Ucapkan Duka Setelah Topan YagiPresiden terpilih Prabowo Subianto ketika menemui Presiden Vietnam, Tò Lám di Hanoi pada 13 September. (Dokumentasi tim media Menhan)

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo turut menyampaikan salam dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Ia juga menyampaikan duka dan rasa keprihatinan mendalam atas bencana alam Topan Yagi yang menghantam Vietnam. Mengutip data dari otoritas Vietnam, jumlah korban tewas per 13 September mencapai 254 orang. 

"Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, kami menyampaikan belasungkawa atas korban jiwa dan kerusakan, akibat musibah bencana Topan Yagi di Vietnam pada 7 September 2024," ujar Prabowo. 

Indonesia, kata Prabowo, siap membantu dalam kapasitas apapun yang dibutuhkan. "Saya berharap mereka yang tertimpa musibah diberi kekuatan, agar bisa segera memulai proses pemulihan," imbuhnya. 

Baca Juga: Dave Klaim Anggaran Tak Akan Bengkak Meski Kementerian Prabowo Nambah

2. Vietnam minta Indonesia berbagi pengalaman operasi penjaga perdamaian PBB

Prabowo Temui Presiden Vietnam, Ucapkan Duka Setelah Topan YagiPresiden terpilih Prabowo Subianto ketika menemui Presiden Vietnam, Tò Lám di Hanoi pada 13 September. (Dokumentasi tim media Menhan)

Hal lain yang terungkap dalam pertemuan kedua pemimpin negara yakni, Presiden Tò Lám tertarik mendengarkan pengalaman dari Indonesia dalam bidang operasi penjaga perdamaian PBB.

"Saya berharap Indonesia dapat berbagi pengalaman dan membantu melatih perwira Vietnam untuk berpartisipasi dalam pasukan penjaga perdamaian PBB," kata Presiden Tò Lám. 

Prabowo mengatakan saat ini prajurit TNI tengah mengikuti diklat di Vietnam, mengikuti program praktik bahasa Vietnam-1. Sebaliknya pada tahun ini juga, peserta diklat Vietnam di Indonesia tengah mengikuti program pendidikan bahasa Indonesia. 

"Diharapkan peserta diklat asal Vietnam bisa mengikuti pendidikan lanjutan perwira, termasuk Sesko Matra dan Lemhanas," tutur dia. 

Baik Prabowo maupun Presiden Tò Lám juga berkomitmen untuk memperkuat hubungan di bidang lainnya, seperti pertahanan dan keamanan. Kedua pemimpin negara juga sepakat berkoordinasi dalam mencegah kejahatan transnasional. 

"Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama mencegah penangkapan ikan ilegal, dan penangkapan ikan yang tidak dilaporkan dan tak diatur (IUU Fishing)," kata Prabowo. 

3. Prabowo sibuk sowan ke pemimpin dunia agar mempermudah urusan usai dilantik

Prabowo Temui Presiden Vietnam, Ucapkan Duka Setelah Topan YagiPresiden terpilih, Prabowo Subianto ketika menerima undangan jamuan makan malam di kediaman eks PM Thailand, Thaksin Shinawatra. (www.instagram.com/@prabowo)

Sementara, mennurut pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, kunjungan Prabowo ke sejumlah negara tanpa didampingi Gibran, masih dalam posisi sebagai Menteri Pertahanan.

Menurut Hikmahanto, pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara diduga kuat untuk memperlancar urusan usai ia dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang. 

"Mungkin saja di dalam pertemuan itu, sudah ada wishlist kira-kira apa yang diharapkan Indonesia ke UEA (Uni Emirat Arab), begitu juga sebaliknya. Demikian juga ketika Prabowo berkunjung ke Jepang atau China, karena pada waktu Beliau berkunjung ke negara itu, sudah seolah-olah dalam konteks jadi presiden resmi, padahal masih berstatus presiden terpilih," ujar Hikmahanto ketika dihubungi 7 September 2024. 

Menurut Hikmahanto, pada era sekarang ini yang dibutuhkan adalah kehadiran fisik. Kerja sama, kata dia, akan sulit terwujud bila Prabowo dengan sejumlah pemimpin negara tidak akrab. 

"Di sinilah pentingnya kunjungan-kunjungan Pak Prabowo sebelum dilantik sebagai seorang presiden. Bagaimana membuat keakraban di antara para pemimpin ini kemudian usai dilantik, bisa membuahkan kerja sama positif bagi negara," kata dia.

Baca Juga: PDIP: Jika Visinya Sama, Kami Dukung Pemerintahan Prabowo 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya