Pengamat: Butuh Keajaiban Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta

Pendukung Anies jadi penentu kemenangan di Pilkada DKI

Jakarta, IDN Times - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai target pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono bisa menang satu putaran di Pilkada Jakarta 2024 tidak masuk akal. Butuh keajaiban politik agar paslon yang menamkan diri RIDO itu bisa menang satu putaran. 

"Keajaiban politiknya itu adalah, salah satu calon punya elektabilitas sampai ke langit ketujuh, dan paslon lainnya nyungsep. Itu sebuah keajaiban namanya," ujar Adi ketika dihubungi IDN Times, Senin (16/9/2024) malam. 

Namun, Adi meragukan target Ridwan Kamil itu bisa terealisasi. Apalagi, politikus yang akrab disapa Kang Emil itu masih terhitung pendatang baru di Jakarta. 

"Selain itu, belum ada bakal calon yang elektabilitasnya sudah di angka 50 persen plus satu," tutur dia. 

Pemilih di Jakarta kini terdistribusi ke ketiga paslon, termasuk calon perseorangan, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, meski orang baru di dunia politik. Keduanya tidak akan ogah-ogahan berkampanye, sehingga tidak akan memberikan celah pada Ridwan dan Pramono Anung. 

Target menang satu putaran itu disampaikan Ridwan Kamil usai melakukan pertemuan dengan perwakilan partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di tingkat Jakarta. Kang Emil diberi target menang satu putaran oleh Ketua Dewan Pembina tim pemenangan RIDO, Sufmi Dasco Ahmad. 

1. Ahok ketika Pilkada 2017 tidak bisa menang satu putaran

Pengamat: Butuh Keajaiban Menang Satu Putaran di Pilkada JakartaMantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. (IDN Times/Santi Dewi)

Adi kemudian mengambil contoh saat Basuki "Ahok'" Tjahaja Purnama di Pilkada Jakarta 2017. Kinerja warga Jakarta terhadap Ahok sangat baik, namun ia tidak bisa menang Pilkada Jakarta satu putaran ketika menghadapi Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

"Elektabilitas Ahok ketika itu paling menjulang, popularitas dan elektabilitasnya sangat tinggi, approval rating tinggi, tingkat kepuasan terhadap kinerjanya di atas rata-rata, apresiasi terhadap kinerjanya cukup baik, tapi di Pilkada Jakarta tetap saja ia tak bisa satu putaran," kata dia.

"Ahok tetap dipaksa harus melalui dua putaran Pilkada," imbuhnya. 

Maka, menurut Adi, Ridwan Kamil-Suswono pun dinilai sulit melampaui capaian Ahok-Djarot Syaiful Hidayat. Apalagi, elektabilitas Ridwan Kamil masih ada di angka 10 persen hingga 18 persen per Juni 2024. 

Baca Juga: Ridwan Kamil: RIDO Gak Boleh Menang Tipis, Harkat Koalisi Harus Dijaga

2. Pendukung Anies jadi penentu kemenangan Ridwan Kamil-Suswono

Pengamat: Butuh Keajaiban Menang Satu Putaran di Pilkada JakartaMantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Dokumentasi tim media Anies)

Lebih lanjut, Adi mengatakan, salah satu penentu kemenangan Ridwan Kamil-Suswono yakni mengambil ceruk dari pendukung Anies Baswedan. Sebab, angkanya mencapai 40 persen. 

"Pemilih Anies ini bisa menjadi penentu kemenangan," kata dia. 

Namun, mendekati pendukung Anies yang kerap disebut 'Anak Abah' juga bukan perkara mudah. Sebab, mereka sudah menolak lebih dulu pasangan Ridwan Kamil-Suswono.

Partai politik di belakang Ridwan Kamil-Suswono dianggap telah menjegal Anies maju di Pilkada Jakarta. Belum lagi paslon ini dianggap ikut mendukung dinasti politik yang ditentang keras pendukung Anies. 

"Jadi ini yang rumit. Mereka harus pandai-pandai mendekati Anak Abah dan simpul-simpulnya, untuk mendapatkan simpati pemilih Anies," tutur Adi. 

Sedangkan, menurut Direktur Trias Politica, Agung Baskoro, salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan hati Anak Abah, yakni dengan tetap meneruskan program Anies yang dirasakan manfaatnya oleh warga Jakarta. 

"Jadi, program Anies yang baik dan bagus sebaiknya dilanjutkan. Jangan dihilangkan atau dikurangi. Selain itu, program kritis seperti masalah isu lapangan pekerjaan dan kesejahteraan yang bermasalah harus diperbaiki. Isu ini harus diselesaikan supaya gerakan mencoblos tiga paslon tidak semakin membesar," katanya. 

3. Bila Anies arahkan pendukungnya ke Ridwan Kamil-Suswono malah akan jadi bumerang

Pengamat: Butuh Keajaiban Menang Satu Putaran di Pilkada JakartaAnies Baswedan di Kongres Nasdem (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Agung juga menyebut mayoritas pemilih Anies berasal dari kelompok kritis. Seandainya diarahkan untuk mendukung Ridwan Kamil-Suswono, tidak serta merta bakal dituruti. 

"Pendukung Anies kan sudah punya sikap juga. Seandainya Anies meng-endorse (paslon), maka mereka tidak serta merta mendukung. Sering kali pemilih rasional tidak bisa mengkultuskan seorang individu secara total. Mereka akan tetap akan menggunakan rasionalisasi," kata dia. 

"Pendukungnya akan membedah, apakah dorongan ini masuk akal atau kesepakatan politik tertentu," sambung Agung. 

Menurut Agung bila Anies memberikan endorsement kepada paslon tertentu bukan didasarkan dengan logika dan rasionalisasi, maka pendukungnya akan kehilangan rasa hormat. Hal tersebut malah menjadi bumerang bagi Anies di tengah upayanya untuk mendirikan partai politik.

Baca Juga: Prabowo Titipkan Pesan Khusus Bagi Ridwan Kamil Jelang Pilkada Jakarta

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya