Orang Dekat Jokowi di Tengah Mutasi dan Promosi Perwira Tinggi TNI

Ada yang pernah jadi Sesmil presiden dan komandan paspampres

Intinya Sih...

  • Panglima TNI Agus Subiyanto melakukan rotasi dan mutasi 256 perwira tinggi TNI, termasuk promosi bagi 156 Pati TNI AD, 52 Pati TNI AL, dan 48 Pati TNI AU.
  • Terdapat tiga individu dekat Jokowi yang dipromosikan, di antaranya adalah mantan Komandan Grup A Paspampres yang dipercaya menduduki posisi strategis di TNI.
  • Rotasi dan promosi ini menimbulkan kekhawatiran jelang masa pensiun Jokowi, serta kritik terhadap penumpukan perwira tinggi di lantai 8 Mabes TNI AD.

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada 24 Juli 2024 mengeluarkan surat untuk rotasi dan mutasi 256 perwira tinggi (PATI) TNI. Surat dengan nomor Kep/851/VII/2024 itu memutasi dan memberikan promosi bagi 156 Pati TNI Angkatan Darat (AD), 52 Pati TNI Angkatan Laut (AL), dan 48 Pati TNI Angkatan Udara (AU).

Dalam surat keputusan yang dibaca oleh IDN Times, pergantian Pati terjadi pada posisi strategis mulai dari empat Panglima Kodam, Pangkostrad, Kepala Dinas Penerangan TNI AD hingga Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI. Namun, bila dicermati terdapat beberapa orang dekat Jokowi yang ikut dipromosikan.     

IDN Times mencatat, setidaknya ada tiga individu yang dekat dengan Jokowi yaitu Mayjen TNI Mohamad Hasan yang dipromosikan menjadi Pangkostrad; Mayjen TNI Rudy Saladin yang dipercaya menjadi Pangdam V/Brawijaya, dan Mayjen Rafael Granada Baay. Hasan diketahui pernah bertugas sebagai Komandan Grup A Paspampres pada periode 2016-2018. Grup A Paspampres adalah grup yang bertugas mengawal presiden dan keluarganya. 

Sementara, Rafael pernah dilantik menjadi Komandan Paspampres pada 2023. Sedangkan, Rudy merupakan Sekretaris Militer Presiden.           

Ketika dikonfirmasi kepada Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar, alasan dari rotasi dan promosi ini disusun atas kebutuhan organisasi. "Ini untuk kebutuhan organisasi," kata Nugraha melalui pesan pendek kepada IDN Times, Senin (29/7/2024). 

Rotasi dan promosi serupa juga terjadi di institusi Kepolisian. Publik pun bertanya-tanya mengapa rotasi dan promosi ini dilakukan tiga bulan jelang berakhirnya pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

1. Diduga mutasi dan promosi TNI demi lindungi keluarga Jokowi jelang pensiun

Orang Dekat Jokowi di Tengah Mutasi dan Promosi Perwira Tinggi TNIPresiden RI Joko "Jokowi" Widodo untuk pertama kalinya menginap serta menghabiskan malam di Istana Kepresidenan Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Minggu (28/7/2024). Akun YouTube Sekretariat Presiden

Sementara, dalam pandangan analis politik dan militer dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, rotasi dan promosi itu menandakan kekhawatiran Jokowi jelang masa pensiun. Sehingga, perlu ada pihak-pihak yang melindungi diri dan keluarganya. 

"Karena itu orang-orang dekat yang dulu pernah menjadi komandan pasukan pengamanan presiden dipercepat untuk menduduki posisi-posisi penting. Terutama di TNI AD," ujar Selamat kepada media di Jakarta, Senin (29/7/2024). 

"Ini juga menandakan posisi bebek lumpuh (yang dialami Jokowi) semakin kentara, sehingga perlu wadah untuk bisa mengendalikan kekuatan militer," katanya. 

Ia menggarisbawahi agar militer tidak lagi dibawa-bawa ke ranah politik praktis. Di sisi lain, Selamat juga mencermati perwira tinggi lulusan Akademi Militer angkatan 1989 dan 1990 banyak yang dilangkahi. 

"Panglima TNI Pak Agus Subiyanto saja lulusan Akmil tahun 1991, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pak Maruli Simanjuntak lulusan Akmil 1992, dan Pangkostrad Mohammad Hasan merupakan alumni Akmil 1993. Ini kan posisi-posisi sentral," imbuhnya. 

Baca Juga: Pangdam Udayana Mayjen TNI Bambang Dipromosi Jadi Pangkogabwilhan III

2. Promosi perwira TNI yang terlalu cepat dinilai bisa hambat karier anggota lainnya

Orang Dekat Jokowi di Tengah Mutasi dan Promosi Perwira Tinggi TNIMayor Jenderal TNI Rudi Saladin ketika kawal bendera pusaka. (Dokumentasi Puspen TNI)

Hal lain yang disoroti oleh Selamat adalah posisi strategis terlalu cepat diisi oleh sejumlah figur. Salah satu yang ia contohkan adalah Mayjen TNI Rudi Saladin.

Usianya kini baru 48 tahun. Rudi juga tercatat sebagai jenderal bintang dua termuda di TNI dan pertama di angkatannya.

Seandainya poin di dalam revisi UU TNI yang mengatur perpanjangan usia pensiun disetujui, maka Rudi masih bisa berkarier hingga 12 tahun mendatang di TNI. 

"Sekarang yang bersangkutan sudah jadi Pangdam. Menurut saya, ini terlalu cepat diberikan posisi yang strategis. Secara otomatis dan sekaligus akan menghambat karier (anggota) TNI lainnya," ujar Selamat. 

Ia mengatakan, dampak dari kebijakan itu yakni adanya penumpukan perwira tinggi di lantai 8 Mabes TNI AD. Area itu merupakan tempat bekerja para staf khusus.

Dalam penghitungannya, ada sekitar 150 perwira tinggi khusus. Artinya, mereka tidak memiliki jabatan. 

"Hal ini berpotensi merusak merit system di militer. Pola pembinaan karier juga akan rusak bila terjadi percepatan lingkaran Presiden Jokowi untuk menduduki posisi-posisi penting. Ini jadi tidak sehat," imbuhnya. 

3. Pelantikan perwira tinggi yang baru masih menunggu jadwal

Orang Dekat Jokowi di Tengah Mutasi dan Promosi Perwira Tinggi TNIKepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar. (Dokumentasi pribadi)

Sementara, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan, masih menunggu momen pelantikan bagi 256 perwira tinggi TNI. Pada mutasi kali ini, Nugraha juga dirotasi menjadi dosen tetap Universitas Pertahanan, jabatan yang sempat diembannya.

Posisinya sebagai Kapuspen TNI bakal diisi oleh Brigadir Jenderal Hariyanto, yang kini masih menjabat sebagai Kepala Staf Kodam XVII/Cendrawasih.

"Nanti ya tanggal upacaranya akan kami sampaikan," katanya kepada IDN Times, Senin siang ini. 

https://www.youtube.com/embed/PRyBAmUpP6s

Baca Juga: Mayjen TNI Mohamad Hasan Jadi Pangkostrad Gantikan Letjen M Saleh 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya