Kadispenad: Media Bukan Musuh bagi TNI, Harus Dirangkul 

Kadispenad ingatkan agar prajurit TNI bersikap humanis

Intinya Sih...

  • Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengingatkan prajurit TNI untuk merangkul media sebagai bagian dari reformasi birokrasi.
  • Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis berharap TNI lebih responsif dalam menjawab pertanyaan jurnalis untuk menghindari narasi di media sosial yang mendominasi persepsi publik.
  • Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Papua Barat, Kolonel (Inf) Syawaludin Abuhasan berharap IDN bisa mempublikasikan cerita-cerita humanis dari daerah tempat TNI bertugas, khususnya di Papua Barat.

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (AD), Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengingatkan jajarannya untuk merangkul media. Sebab, di era demokrasi dan keterbukaan, media menjadi alat kontrol kebijakan dan bagian dari reformasi birokrasi. 

"Tidak lagi kita beranggapan bahwa media itu musuh, jangan. Justru harus kita rangkul sebagai bagian dari reformasi birokrasi. Media kan menjadi mitra yang memberitakan apa-apa yang menjadi program dari TNI atau Dispenad sendiri," ujar Kristomei ketika berbicara di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan pada Selasa (23/7/2024). 

Dalam kunjungannya, Kristomei turut mengajak kepala penerangan di 15 Komando Daerah Militer (Kodam) di seluruh Indonesia untuk berkunjung ke kantor IDN HQ. Ia ingin menunjukkan kepada jajarannya cara media bekerja, sekaligus berinteraksi dengan para jurnalis. 

"Agar para anggota TNI AD ini bersikap lebih humanis dan lembut," imbuhnya. 

Sebelum menjabat sebagai Kadispenad, Kristomei sendiri pernah menempati posisi selaku kepala penerangan di Kodam Jakarta Raya. 

1. Pimred IDN Times harap TNI bisa lebih cepat respons pertanyaan jurnalis

Kadispenad: Media Bukan Musuh bagi TNI, Harus Dirangkul Pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis di kantor media IDN HQ. (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara, di forum serupa, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis mengatakan jurnalis tidak pernah menganggap TNI sebagai musuh. Justru di beberapa kejadian, jurnalis kerap diberi perlindungan ketika melakukan peliputan oleh TNI.

Meski begitu, Uni tetap berharap TNI bisa lebih responsif menjawab pertanyaan para jurnalis. Sebab, bila lambat, maka narasi di media sosial lebih mendominasi persepsi publik. 

"Karena sekarang narasi informasi itu didominasi oleh media sosial, salah satunya TikTok. Apalagi Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia pengguna TikTok. Ada sekitar 100 juta pengguna. Oleh sebab itu, Pak Prabowo Subianto unggul di TikTok," ujar Uni. 

"Sering kali, TNI itu tidak merespons dengan segera. Ini adalah 24 jam, 7 hari dalam seminggu. Setiap pertanyaan, kami harap bisa segera dijawab, karena di era digital, gak ada malam atau pagi," katanya. 

Begitu terlambat direspons satu hingga dua jam, kata Uni, maka narasi yang beredar dan membentuk opini publik, adalah informasi yang belum diverifikasi. "Jadi, penting sekali untuk memastikan konfirmasi itu berjalan setiap saat. Supaya kevakuman itu tidak diisi oleh pihak-pihak yang belum memverifikasi," imbuhnya.

Baca Juga: KSAD: Prajurit TNI Banyak Jadi Ojol untuk Tambah Penghasilan

2. TNI ingin publik luas tahu cerita humanis dari berbagai daerah

Kadispenad: Media Bukan Musuh bagi TNI, Harus Dirangkul Brigjen TNI Kristomei Sianturi dan Jajaran kunjungi kantor IDN HQ pada Selasa (23/7/2024). (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Papua Barat, Kolonel (Inf) Syawaludin Abuhasan, berharap IDN bisa membantu untuk mempublikasikan cerita-cerita yang bersifat humanis dari berbagai daerah tempat TNI bertugas. Khususnya di Papua Barat. 

"Panglima kami sempat membuat tulisan yang diajukan ke Dispenad dan ditindak lanjuti dengan sebuah seminar. Karena tulisannya cukup bagus dan isinya terkait penyelesaian konflik di Papua secara holistik," ujar Syawaludin di kantor IDN HQ. 

Konflik di Papua, tidak hanya dibebankan untuk diselesaikan kepada prajurit TNI yang ditugaskan di sana. Misalnya, prajurit TNI ikut membantu pembangunan infrastruktur dari Manokwari ke Sorong. Tetapi, TNI tidak tinggal diam di situ saja. 

"Anggota kami juga melakukan pendekatan ke masyarakat, karena konflik di sana juga bagian dari kita. Saya yakin teman-teman kita OPM itu akan sadar (bahwa TNI membantu) sehingga mereka bisa kembali ke jalan yang lurus sehingga bisa betul-betul membangun kita punya daerah," katanya. 

3. IDN dan Dinas Penerangan TNI AD saling betukar informasi

Kadispenad: Media Bukan Musuh bagi TNI, Harus Dirangkul Brigjen TNI Kristomei Sianturi dan Jajaran kunjungi kantor IDN HQ pada Selasa (23/7/2024). (IDN Times/Herka Yanis)

Dalam pertemuan tersebut, IDN Times dan jajaran penerangan saling berbagi informasi tentang institusi masing-masing, termasuk memberikan masukan dan pertanyaan.

Selain itu, CEO IDN, Winston Utomo memaparkan sejarah dan ekosistem bisnis yang ada di IDN. Mulai dari media digital IDN Times hingga Boss Creator.

Winston menyebut salah satu keunikan yang dimiliki oleh IDN Times yaitu memberikan kesempatan bagi siapapun untuk bisa menulis di platform media digital. Bahkan, bila konten tulis yang diproduksi banyak dibaca, hal tersebut bisa mendatangkan keuntungan finansial. 

"Nanti, tulisannya kami kurasi sebelum diterbitkan di platform kami. Itu salah satu cara untuk bisa memproduksi konten-konten yang relevan bagi pembaca kami," kata Winston. 

https://www.youtube.com/embed/fL-_DsNV1IU

Baca Juga: Pesan KSAD ke Perwira Remaja TNI: Jangan Sombong dan Gampang Emosi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya