Jokowi Minta Maaf Sebelum Pensiun, Ahok: Saya Juga Begitu di Jakarta

Ahok tak mau spekulasi apakah permintaan maaf itu normatif

Jakarta, IDN Times - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menilai tidak ada yang spesial dari permintaan maaf yang disampaikan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di penghujung masa kepemimpinannya. Dulu, ia pun melakukan langkah yang sama sebelum menyelesaikan jabatan di Jakarta. 

"Menurut saya, hampir semua kepala pemerintahan di dunia, di masa akhirnya (kepemimpinan) itu menyampaikan permohonan maaf. Saya juga ketika mengakhiri jabatan ikut mohon maaf. Sebelum saya keluar dari tahanan, saya juga mohon maaf," ujar Ahok ketika ditemui di kawasan Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024). 

Sebelum melangkahkan kaki keluar dari tahanan Mako Brimob, Depok 2019, Ahok mengaku juga meminta maaf kepada polisi dan narapidana yang berada satu sel dan blok dengan dirinya.

"Saya minta maaf ke polisi kalau ketika ditahan dulu ada khilaf, baik sengaja atau tidak sengaja menyakiti mereka," katanya. 

Namun, ia tak mau berkomentar lebih jauh, apakah permintaan maaf itu disampaikan untuk merespons edisi khusus Majalah Tempo berjudul "Nawadosa Jokowi." Edisi itu merupakan investigasi khusus dalam rangka memperingati 10 tahun masa kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Tempo secara blak-blakan memaparkan apa saja 18 dosa yang telah diperbuat mantan Wali Kota Solo itu selama hampir satu dekade memimpin Indonesia. 

"Kalau Anda hubung-hubungkan apakah permintaan maaf itu dikeluarkan karena Tempo mengeluarkan (laporan khusus) soal Nawadosa, itu tanya ke Tempo aja," tuturnya, tertawa. 

1. Ahok minta publik tanyakan ke Jokowi apakah permintaan maafnya tulus atau tidak

Jokowi Minta Maaf Sebelum Pensiun, Ahok: Saya Juga Begitu di JakartaBasuki Tjahaja Purnama alias Ahok melayat ke kediaman Tanri Abeng (IDN Times/Ridwan Aji)

Lebih lanjut, ketika IDN Times tanyakan apakah permintaan maaf yang disampaikan Jokowi dinilainya tulus atau formalitas belaka, Ahok enggan menjawabnya.

"Saya gak tahu (apakah itu tulus atau tidak). Anda tanyakan ke Pak Jokowi langsung," katanya. 

Baca Juga: BEM SI Sebut Permintaan Maaf Jokowi Hanya Formalitas Jelang Pensiun

2. PDIP nilai permintaan maaf Jokowi sudah terlambat

Jokowi Minta Maaf Sebelum Pensiun, Ahok: Saya Juga Begitu di JakartaJuru bicara PDI Perjuangan, Chico Hakim. (Dokumentasi Instagram)

Sementara, pernyataan lebih keras disampaikan kolega Ahok di PDIP, Chico Hakim. Ia menilai permintaan maaf yang disampaikan Jokowi pada acara zikir kebangsaan tak perlu ditanggapi secara serius. Menurutnya, permintaan maaf yang disampaikan di penghujung kepemimpinan mantan Wali Kota Solo itu tidak bermakna apapun.

"Ini tak perlu ditanggapi terlalu jauh karena semuanya sudah cukup terlambat," ujar Chico ketika dihubungi pada 2 Agustus 2024. 

Ia mengatakan selama hampir satu dekade memimpin Indonesia, sudah banyak kerusakan yang disebabkan oleh Jokowi. Salah satunya dalam hal demokrasi. Juru bicara PDI Perjuangan itu merujuk kepada peristiwa keterlibatan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menganulir aturan agar Gibran Rakabuming Raka bisa ikut maju menjadi calon wakil presiden di pemilu 2024. 

"Kerusakan itu diakibatkan oleh cara kepemimpinan dan manuver-manuver demi memuluskan kekuasaan. Khususnya kekuasaan yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Kerusakan-kerusakan yang dirasakan di bidang demokrasi, ada keterpecahan di masyarakat, politisasi agama, polarisasi, hubungan silaturahmi pun memburuk dan berbagai macam hal lain," tutur dia. 

"Kalau di bidang demokrasi tentu kita tahu ada pembegalan konstitusi kita hanya untuk meloloskan putra sulungnya (di pilpres). Baru-baru ini dilakukan lagi untuk meloloskan putra bungsunya sebagai kandidat politik," imbuhnya. 

Baca Juga: PBNU Nilai Permintaan Maaf Jokowi Cerminkan Pemimpin yang Baik

3. Jokowi dianggap memaksakan peringatan HUT ke-79 di IKN

Jokowi Minta Maaf Sebelum Pensiun, Ahok: Saya Juga Begitu di JakartaPresiden Jokowi ajak artis dan influencer kopdar di IKN, pada Minggu (28/7/2024) malam (dok. Sekretariat Presiden)

Hal lain yang dikritik PDIP yakni mengenai ambisi Jokowi membangun ibu kota baru IKN. Chico menyentil langkah mantan Wali Kota Solo itu yang tetap memaksakan peringatan HUT ke-79 RI dihelat di IKN, Kalimantan Timur. Padahal, lokasinya belum siap untuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar peringatan kemerdekaan Indonesia. 

"Akhir-akhir ini kita dipertontonkan glorifikasi pribadi untuk memberikan 'kemuliaan' sebagai pencetus IKN dan memaksakan perayaan 17 Agustus di Ibu Kota Negara yang sebetulnya belum siap. Persiapannya dipaksakan dan tentu itu memakan biaya. Apalagi Pak Jokowi ikut mengundang banyak sosok-sosok yang sesungguhnya tidak perlu, seperti influencer dan relawan, yang transportasinya saja memakan biaya puluhan miliar," ujarnya. 

Sementara, kata Chico di saat yang bersamaan, kehidupan masyarakat akhir-akhir ini semakin sulit. Harga bahan pangan terus melambung. 

"Lalu, banyak juga yang terjerat pinjaman onlin, terperosok ke praktik judi online dan permasalahan sosial lainnya. Kita juga melihat masih banyak ketimpangan sosial dan ketidakadilan di bidang-bidang yang tidak terkait politik misalnya, hakim yang tidak jujur, polisi yang justru menjadi bagian dari otak kejahatan. Ini semua tidak bisa lepas dari kesalahan pemimpin tertinggi di republik ini," imbuhnya. 

Atas dasar itu Chico berharap kepemimpinan Jokowi segera berakhir sehingga PDIP bisa menatap pemerintahan yang baru. 

"Kami hanya berharap Oktober tidak terasa begitu lama sehingga ada pemerintahan baru yang, semoga, akan hadir untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi," katanya. 

https://www.youtube.com/embed/MBt4QOK3ooQ

Baca Juga: Jokowi Minta Maaf ke Publik, NasDem: Bagus Dong, Harus Dihormati

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya