Driver Ojol Curhat ke Kun Wardana soal Potongan Aplikator yang Besar

Kun harap aturan dari Kemenaker beri keamanan bagi ojol

Intinya Sih...

  • Kun Wardana Abyoto akan mengakomodir aspirasi ojol untuk mendapatkan kejelasan status kerja dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
  • Kun berharap Kementerian Ketenagakerjaan memberikan payung hukum bagi ojol agar bisa bekerja secara aman dan nyaman.

Jakarta, IDN Times - Calon wakil gubernur Jakarta dari jalur independen, Kun Wardana Abyoto mengatakan bakal mengakomodir aspirasi dari para pengemudi ojek online (ojol). Salah satunya, mereka meminta ada payung hukum supaya ada kejelasan status dalam bekerja.

Selama ini para pengemudi ojol hanya disebut sebagai mitra. Namun, mereka tidak mendapatkan benefit layaknya pekerja formal seperti asuransi kesehatan dan tunjangan hari raya (THR). 

"Kami sudah catat aspirasi mereka untuk bisa melindungi, meningkatkan kesejahteraan, dan membuat mereka bisa bekerja secara aman, nyaman serta penuh dengan kebahagiaan," ujar Kun ketika mendengarkan aspirasi pengemudi ojol di area Pondok Kelapa, Jakarta, Sabtu (28/9/2024) malam. 

Ia pun mengakui tidak memiliki kemampuan untuk mengubah status para pengemudi ojol dari semula pekerja lepas menjadi pekerja tetap. Sebab, kewenangan itu ada di Kementerian Ketenagakerjaan. 

"Memang ranah gubernur tidak mencakup regulasi ketenagakerjaan secara nasional. Itu ranahnya dari Kementerian Ketenagakerjaan. Kami sudah lihat Kemenaker sedang menggodok sistem kemitraan," kata dia.

Kun berharap hasilnya bisa memberikan keamanan dan kenyamanan saat bekerja. 

1. Kun Wardana ingin pengemudi ojol sejahtera

Driver Ojol Curhat ke Kun Wardana soal Potongan Aplikator yang BesarPaslon nomor urut dua, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto (IDN Times/Lia Hutasoit)

Kun menginginkan agar pengemudi ojol bisa bekerja dan hidup lebih layak. Namun, mantan caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana cara agar pengemudi ojol bisa hidup layak di Jakarta. Sementara, pendapatan pengemudi ojol sering kali masih berada di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta. 

Kun juga mengakui banyak mendapatkan keluhan dari pengemudi ojol terkait potongan komisi dari pemilik perusahaan aplikasi. Potongan yang diambil oleh aplikator sebesar 30 persen. 

"Nanti akan kami berikan (kehidupan) sebaik-baiknya untuk pekerja ojol untuk Pemda DKI," tutur dia. 

Baca Juga: Soal KTP Anak Anies, Dharma Pongrekun: Dia Sering Nobar di Resto Saya

2. Kun bakal buat aplikasi supaya moda antartransportasi di Jakarta terintegrasi

Driver Ojol Curhat ke Kun Wardana soal Potongan Aplikator yang BesarPaslon nomor urut dua, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto tiba di Kota Tua untuk deklarasi damai. (IDN Times/Santi Dewi)

Usulan lain dari Kun bagi warga Jakarta, yakni akan ada aplikasi yang direncanakan menjadi superapps. Dengan aplikasi itu, warga bisa menggunakan berbagai moda antartransportasi dengan menggunakan ponsel.

Padahal, transportasi seperti MRT, JakLingko, dan Transjakarta sudah memiliki aplikasi khusus. Warga bisa membeli tiket di masing-masing aplikasi tersebut.

Bahkan, warga tak perlu install aplikasi untuk bisa membeli tiket. Sebab, tiket perjalanan bisa dibeli di stasiun menggunakan kode QR atau dengan kartu uang elektronik. 

3. Dharma Pongrekun-Kun Wardana tak gunakan konsultan politik

Driver Ojol Curhat ke Kun Wardana soal Potongan Aplikator yang BesarDharma Pongrekun (IDN Times/Aryodamar)

Penyerapan aspirasi pengemudi ojol dilakukan secara sederhana di sebuah ruko. Tim Dharma-Kun mengundang pengemudi ojol untuk berbicara dengan disediakan minum serta makan. Ada pula pagelaran organ tunggal untuk menghibur pengemudi ojol. 

Selain itu, dibandingkan dua paslon lainnya, Dharma-Kun terlihat jarang menggelar acara meski sudah masuk masa kampanye. Menurut Dharma, ia mengaku tak memiliki konsultan politik lantaran minimnya biaya untuk maju di Pilkada Jakarta. 

"Kapan saya kerja? Saya harus membuat program, saya tulis sendiri. Tidak seperti tim lain mungkin yang dituliskan oleh orang dan sudah ada konsultannya. Kami tidak punya konsultan," ujar Dharma ketika ditanya alasan jarang muncul ke permukaan publik pada 21 September 2024 lalu. 

Ketika ditanyakan alasan tidak menggunakan konsultan politik, Dharma blak-blakan mengaku tak memiliki biayanya.

"Tidak punya duit," ucap mantan Wakil Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) itu. 

Dharma menyatakan, tidak ada artinya apabila dirinya sering muncul ke ruang publik hanya untuk berbicara asal tanpa bisa mengeksekusinya. Oleh sebab itu, ia tak ingin sering muncul di hadapan publik jika pada akhirnya hanya membuat rakyat kecewa.

"Dan akhirnya saya mengecewakan. Saya tidak mau mengecewakan rakyat," ujarnya. 

Baca Juga: Dharma-Kun Ungkap Alasan Kampanye Perdana di Lapangan Banteng

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya