Cerita RE, Korban Dugaan Bullying dan Pelecehan di SMA Binus Simprug

Pengacara RE akui kliennya sempat ingin bunuh diri

Intinya Sih...

  • RE (16) mengalami pelecehan dan kekerasan fisik di SMA Binus Simprug, termasuk ancaman untuk melayani keinginan para pelaku
  • Pihak sekolah tidak bersedia membuka rekaman CCTV yang merekam aksi perundungan terhadap RE, meski telah terekam jelas
  • Siswa yang menjadi korban praktik bullying sempat dirawat di RS Pertamina karena luka serius dan mengalami gangguan psikis hingga melakukan upaya bunuh diri

Jakarta, IDN Times - RE (16) siswa kelas III SMA Binus Simprug berlinang air mata ketika menceritakan momen ia di-bully oleh delapan siswa lainnya di sekolah elite tersebut. Ia mengaku sudah di-bully sejak hari pertama pindah ke SMA Binus Simprug pada November 2023 lalu. Jenis bully yang diperolehnya ketika itu masih sebatas verbal. 

Namun, belakangan aksi itu melebar ke dugaan pelecehan. Ia mengaku kemaluannya sering dipegang oleh para pelaku di depan siswa perempuan dan laki-laki. 

"Kemaluan saya dipegang. Pantat saya dipegang di depan kelas dan di muka umum," ujar RE ketika menyampaikan kesaksiannya di ruang komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (17/9/2024). 

RE mengaku tidak sekadar omong kosong. Sebab, aksi-aksi perundungan terekam jelas oleh CCTV. Namun, menurut RE, pihak sekolah tak pernah bersedia membuka CCTV tersebut. 

"Kenapa sekolah hanya menunjukkan bukti-bukti atau video yang hanya menguntungkan pihak mereka dan bisa memutarbalikkan semua fakta?" tanyanya. 

1. RE diancam harus melayani terduga pelaku bully bila ingin nyaman sekolah

Cerita RE, Korban Dugaan Bullying dan Pelecehan di SMA Binus SimprugIlustrasi kekerasan. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Lebih lanjut, menurut RE, sejak awal para pembully sudah mengancamnya. Mereka mengatakan bila ingin nyaman menuntut ilmu dan bersekolah maka RE harus melayani keinginan mereka semua. 

"Lo kalau mau gak kami bully di sini, lo harus bisa ngelayanin kita semua. Lo tahu gak bapak kita siapa aja? Dia bapaknya ketua partai. Bapak dia (anggota) DPR. Bapak dia (kerja) di MK," kata RE menirukan kalimat terduga para pelaku. 

Ia menambahkan sejak awal sudah meminta kepada para terduga pelaku agar berhenti mengganggunya. Sebab, fokusnya di sekolah, hanya ingin belajar seperti keinginan kedua orang tuanya. 

"Bro, kalau misalnya gue gak diterima sama kalian, kalian gak mau temenan sama gue ya gak apa-apa. Tapi, tolong jangan ganggu gue. Gue di sini cuma mau menepati harapan papa mama. Gue cuma mau belajar," tutur dia kepada terduga pelaku. 

Baca Juga: 8 Siswa SMA Binus School Simprug Diskors Imbas Perkelahian

2. RE ceritakan dua kali dikeroyok

Cerita RE, Korban Dugaan Bullying dan Pelecehan di SMA Binus SimprugIlustrasi. (IDN Times/Sukma Shakti

Di forum tersebut, RE juga mengisahkan bahwa ia dua kali mengalami kekerasan fisik dengan cara dikeroyok oleh para terduga pelaku. Peristiwa itu terjadi pada 30-31 Januari 2024. Pada 30 Januari 2024 lalu, RE mengaku dibawa ke toilet di lantai dua di sekolahnya. Ia menegaskan buktinya terekam di CCTV di dalam lift. 

"Saya heran mengapa tidak ditayangkan dan dipublikasikan dari pihak BINUS," ujar RE. 

Ketika tiba di dalam toilet, RE sudah diwanti-wanti akan dihabisi. Salah satu siswa yang merupakan ketua geng menyampaikan kepada temannya sebelum dihabisi, RE harus dibuat babak belur lebih dulu. 

"Di dalam toilet itu, dia suruh ketua gengnya untuk maju dan memukul saya. Di sana, saya dipukuli berulang kali di bagian muka. Saya masih melakukan pembelaan di sana. Minimal saya masih bisa melindungi muka saya," tutur dia. 

Setelah dipukuli, RE diminta oleh ketua geng agar tetap merasa bahagia meski dikeroyok. "Dia bilang 'lo pokoknya begitu keluar, loe harus ketawa-ketawa. Awas aja lo, kalau gak ketawa-ketawa. Lo harus bisa, lo harus (terlihat) gak kenapa-kenapa," kata RE menirukan kalimat sang ketua geng. 

Sementara, pihak SMA Binus Simprug mengambil tindakan dengan memberlakukan skorsing terhadap delapan siswa. Pihak SMA Binus Simprug tidak menyebut adanya praktik bullying. Mereka menyebut terjadi perkelahian di sekolah. 

"Karena ada perkelahian seperti ini, sekolah telah bertindak men-skorsing. Tindakan langsung dilakukan kepada orang-orang yang terlibat dan diskorsing mereka," ujar Ketua Hukum Yayasan Bina Nusantara, Otto Hasibuan di SMA Binus Simprug pada Sabtu kemarin. 

Baca Juga: Polisi: Korban Bully Binus Simprug Alami Memar 3 cm hingga Benjol

3. Kuasa hukum RE sebut kliennya pernah berupaya bunuh diri

Cerita RE, Korban Dugaan Bullying dan Pelecehan di SMA Binus SimprugKuasa hukum RE, korban dugaan bullying di SMA Binus Simprug, Agustinus Nahak. (Tangkapan layar YouTube Komisi III DPR)

Sementara, kuasa hukum RE, Agustinus Nahak mengatakan kliennya sempat harus dirawat di RS Pertamina karena mengalami luka serius akibat kekerasan fisik. Kondisi psikisnya pun masih terguncang akibat praktik bullying

"Hingga hari ini, dia masih didampingi oleh psikolog. Dia juga mengalami gangguan psikis seperti teriak-teriak sendiri," ujar Agustinus di ruang rapat komisi III. 

Bahkan, berdasarkan pengakuan RE, ia pernah berupaya mengakhiri hidupnya. "Bahkan, ada upaya bunuh diri," tuturnya. 

Sehingga, pihak kuasa hukum meminta kepada Komisi III DPR untuk melakukan investigasi terhadap aksi bully di SMA Binus Simprug. Dalam pandangan Agustinus, bila praktik geng-geng kecil di sekolah tetap dibiarkan maka bisa saja akan jatuh korban lainnya. 

Baca Juga: Korban Bully di Binus Simprug: Salah Satu Pelaku Anak Pimpinan Parpol

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya