Bima Arya: Saya Ikuti Arahan Ketum, Siap Dipasangkan dengan Siapa pun

Wawancara khusus IDN Times dengan Bima Arya

Jakarta, IDN Times - Pemilihan calon gubernur yang juga menuai banyak sorotan selain di Jakarta adalah Provinsi Jawa Barat. Apalagi jumlah calon pemilihnya mencapai sekitar 50 juta orang. 

Sejumlah nama sudah berseliweran disebut untuk maju menjadi cagub di Pilkada Jabar. Salah satunya adalah mantan Wali Kota Bogor selama satu dekade, Bima Arya Sugiarto. 

Ketum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, memberikan arahan kepada dua kader PAN untuk berlaga di Pilkada Jabar. Keduanya adalah Bima Arya dan Desy Ratnasari. 

Bima sendiri sudah mencuri start dengan melakukan deklarasi sebagai cagub pada 4 Mei 2024 lalu di depan Gedung Sate, Bandung. Namun, konstelasi politik semakin dinamis. 

Semula, Bima enggan untuk dijadikan Jabar-2 dan dipasangkan dengan individu lain. Belakangan, ia berubah pikiran. Ketua DPP PAN itu mengaku siap dipasangkan dengan siapapun, termasuk Dedy Mulyadi dan Ridwan Kamil. 

"Dipasangkan dengan siapapun yang disebut-sebut namanya kami siap," ujar Bima ketika berbincang di program Gen Z Memilih dan tayang di YouTube IDN Times beberapa waktu lalu. 

Di dalam wawancara khusus itu pula, Bima menegaskan tidak akan pindah ke partai lain seandainya di penghujung momen pendaftaran ke KPUD, namanya tidak dipertimbangkan sebagai cagub. Baginya, ini bukan soal memperebutkan jabatan publik. Melainkan, di mana ia bisa memberikan arti. 

"Apapun yang terjadi, saya akan menerima keputusan partai. Masak beda sedikit pindah partai. Partai ini kan tempat kita berjuang bukan kendaraan yang kita sewa," katanya. 

Simak selengkapnya wawancara IDN Times dengan Bima Arya berikut ini:

Apa pencapaian yang paling diingat selama Anda menjabat 10 tahun sebagai Walkot Bogor?

Bima Arya: Saya Ikuti Arahan Ketum, Siap Dipasangkan dengan Siapa punMantan Wali Kota Bogor Bima Arya saat talkshow GenZMemilih bertema "Dari Bogor Menuju Gedung Sate", Senin (13/5/2024). (IDN Times/Rochmanudin)

Kalau dilihat dari survei, kan kami ukur semua. Salah satu yang paling banyak diapresiasi oleh publik adalah ruang publik yang membaik. Jadi, taman, pedestrian (trotoar). Lebih banyak tempat di mana warga bisa menikmati kebersamaan. 

Kedua, infrastruktur. Jadi, jalan, ada fly over, jembatan. Ketiga, menyangkut kesehatan. Jadi, ada rumah sakit umum daerah (RSUD) yang baru, tadinya kami gak punya RSUD hingga puskesmas yang lebih baik. 

Keempat, pelayanan publik. Jadi, sekarang kalau mengurus ini itu, relatif lebih gampang dibandingkan masa sebelumnya. Kalau mau mengurus kartu kependudukan di Dukcapil, urus perizinan dan lain-lain, lebih gampang dibandingkan masa-masa sebelumnya. 

Baca Juga: Bima Arya: Anies Baswedan Jadi Penentu Kontestasi Pilkada Jabar

Poin lain yang kerap disebut bila menyangkut Bogor, terkait banjir. Apa yang Anda lakukan untuk meminimalisasi banjir?

Penanganan banjir harus dari hulu ke hilir. Di hulu ada wilayah Puncak yang masuk teritori Kabupaten Bogor, di hilir ada Depok, hingga Jakarta. Tugas kami di tengah-tengah ini adalah bagaimana caranya agar air meresap di Bogor saja. Gak usah semuanya ke Jakarta. Dikurangi lah gitu. 

Makanya kemudian kami berusaha untuk membereskan sampah. Karena kalau sampah tidak diurus, semakin mampet. Nanti, Jakarta semakin parah banjirnya. Kami juga membuat resapan air yang lebih banyak. 

Di Bogor, kami membuat kolam retensi, yang besar ada di Bogor Utara, buat gerakan lubang biopori. Sampah kami bereskan. Selain itu, sudah tujuh tahun kami bentuk satgas Ciliwung. 

Jadi, ada satuan tugas khusus yang setiap hari menangani sampah di Ciliwung, memberikan edukasi dan lain-lain. Jadi, targetnya adalah Bogor mengurangi air. Begitu juga sampah dikurangi di hulu sehingga tidak merepotkan di Depok hingga Jakarta. 

Di Bogor sendiri, kami kurangi genangan, banjir, yang diakibatkan karena sampah yang menumpuk dan karena persoalan sungai yang gak diurus. 

Apakah PAN sudah memutuskan siapa yang diajukan secara resmi sebagai cagub di Jabar?

Belum. Dari partai masih ada dua nama. Nama saya dan Teh Desy Ratnasari. Teh Desy adalah Ketua PAN Jawa Barat. Jadi, kami diberikan tugas untuk membangun komunikasi dengan semua (partai politik). 

Namanya juga politik, kami bercermin dari pilpres kemarin, tidak terduga ujungnya formasi koalisi partainya akan seperti itu. Kita gak tahu nanti formatnya akan seperti apa.

Mungkin saya yang dibutuhkan oleh koalisi yang terbentuk. Atau mungkin koalisinya lebih membutuhkan Teh Desy. Mungkin angka survei elektabilitasnya lebih memihak ke Teh Desy, kita belum tahu. Tapi, di poin ini, kami berdua ditugaskan untuk berikhtiar agar bisa diperhitungkan. 

Apakah rivalitas dengan Desy Ratnasari dalam mencari restu sangat sengit?

Enggak lah. Relasi saya dengan Teh Desy baik-baik pisan. Jadi, kami tetap saling telepon, berkirim WA. 

Ketika kemarin saya melakukan deklarasi (sebagai cagub) saya tetap kontak. "Ibu ketua, izin, besok saya mau deklarasi. Sok atuh." Kata Teh Desy. 

Saya kan juga sudah mendaftar ke DPW PAN, di mana Teh Desy menjadi ketuanya. Saya bisa memahami kalau Teh Desy melakukan komunikasi dengan partai-partai lain. Lagi-lagi kita harus melakukan antisipasi terhadap segala macam kemungkinan. 

Mungkin saja PAN dengan Gerindra, PAN dengan Golkar atau jangan-jangan dengan partai yang lain yang tidak terduga. Kan hal itu mungkin saja. Mungkin dengan PDIP, hitung-hitungannya masuk bagi kita dan PDIP. 

Baca Juga: Bima Arya Bersaing dengan Desy Ratnasari untuk Dapat Restu di Jabar

Mengapa Anda berani untuk maju dan sudah deklarasi sebagai cagub di Jabar?

Saya sering sampaikan ke teman-teman Gen Z, millennial, masa depan itu dijemput, harus diikhtiarkan, bukan dinantikan. Artinya, memasuki pertarungan Pilkada yang digelar November nanti, masak kita menunggu?

Ketika ada banyak dukungan yang masuk. Ada warga Bogor yang sering kontak saya. Setelah salat istikharah, meminta izin keluarga dan lain-lain, firm, maka oke lah. Babak berikutnya adalah ikhtiar di Jawa Barat. 

Membaca peta yang sekarang, kan belum ada yang fix (mendeklarasikan maju jadi cagub). Di tengah bacaan kita, ya oke mari kita jemput. Selanjutnya, biar warga Jabar yang memutuskan. 

Apa yang Anda tawarkan bagi masyarakat Jabar sehingga tertarik memilih Anda?

Kembali lagi semua ke kebutuhan dasar, kualitas hidup. Apa sih yang lebih berharga dari kesehatan? Berobat murah, akses untuk fasilitas kesehatan mudah. Semuanya adalah tentang kesehatan.

Seperti yang pernah kami lakukan dengan membangun RSUD di Kota Bogor sejak tujuh tahun terakhir. Saya membayangkan yang namanya puskesmas itu ada di setiap desa dengan kualitas yang baik, dekat dari rumah warga. Itu pasti akan berarti untuk warga. 

Kedua, semua pasti menginginkan pendidikan. Kita yang memiliki anak pasti menginginkan anak kita bersekolah di tempat yang berkualitas. 

Masak setiap tahun, setiap PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) harus kasak-kusuk. Kadang-kadang harus bayar ini dan itu, ada pungli. Berarti harus dibangun lebih banyak lagi SD, SMP, SMA di Jabar. 

Ketiga, apalagi kalau bukan lapangan pekerjaan. Jabar itu indah banget. Kalau bisa bersinergi antara 27 kota dan kabupaten dengan provinsi bersama BUMD ya kolaborasi itu lah yang bisa membuat suatu perubahan untuk menyediakan lapangan pekerjaan lebih banyak untuk warga. 

Akhirnya, warga gak banyak yang terjerat pinjol, pungli. Sekarang kan kalau mau masuk ke obyek wisata di Jabar berlapis. Ada gerbang satu, minta uang segini, gerbang dua minta uang segini. Itu kalau dikelola, seharusnya maslahatnya, manfaatnya lebih baik lagi. 

Apakah Anda memang menargetkan calon pemilih muda untuk Pilgub Jabar?

Pasti akan kami hitung semua. Karena penentuan tiket kan di bulan Agustus 2024. Artinya, kami memiliki waktu sekitar dua bulan untuk mengenalkan diri. Pasti ada strateginya. Masak strateginya dibocorkan di sini?  

Saya rasa kami juga punya kalkulasi. Jadi, titik-titik mana di Jabar yang bisa kita masuki. Mana wilayah lawan tanda kutip, mana wilayah netral, mana wilayah yang berpotensi untuk kami. Kan ada strateginya. 

Mengapa Anda tetap mendeklarasikan diri maju di Pilgub Jabar meski belum ada restu dari Zulkifli Hasan?

Gak mungkin mendapatkan restu (dari ketua umum) seperti hadiah. Itu kan harus diikhtiarkan. Kita harus buktikan bahwa kita diterima oleh warga. Bahwa ada dukungan signifikan, ada angka-angka yang bagus di situ. 

Menuju ke sana kan harus dijemput. Masak kita diam saja dan menunggu, itu satu. Kedua, perlu untuk belanja masalah juga. 

Selama 10 tahun di Bogor, kami memiliki gambaran lah apa yang menjadi perhatian warga. Tapi, untuk Jabar, di wilayah Priangan seperti apa, Pantura gimana, itu kan perlu didalami seperti apa persoalannya. Gak mungkin kita diam saja di Bogor, pasti kita harus mendengarkan maunya warga itu apa. 

Apa faktor penentu yang akan diajukan sebagai calon dari PAN Anda atau Desy Ratnasari?

Ada tiga faktor. Satu, data-data di lapangan, survei penerimaan warga itu juga menentukan. 

Kedua, ada komunikasi politik dengan pimpinan-pimpinan partai. Golkar skenarionya gimana, Gerindra skenarionya gimana. Faktor ketiga, adalah chemistry. Misalnya Bima maunya sama si ini, tapi yang diinginkan tidak cocok, atau si A maunya sama Bima, tapi partainya gak mendukung. Faktor otak-atik pasangan pasti akan dihitung. 

Itu akan menjadi pertimbangan ketua umum nanti. Saya yakin pimpinan parpol akan mengambil kebijakan berdasarkan faktor-faktor tadi. 

Ada faktor X seperti mahar politik agar Anda bisa lolos?

Enggak. Di PAN gak ada itu. Saya selama 10 taun jadi Wali Kota di Bogor gak pernah diminta pungutan. Selama 10 tahun saya diminta bekerja sama oleh ketua umum. 

Saya diminta untuk menjalankan platform partai, buat PAN bangga bahwa PAN memiliki kader seperti Anda. Gak ada juga permintaan untuk mengamankan proyek tertentu. Sama sekali gak ada! Bisa dicek semuanya. Silakan tanyakan ke kepala dinas, semuanya. 

Nama Anda justru kini santer dipasangkan dengan Ridwan Kamil sebagai cawagub. Apa respons Anda?

Bima Arya: Saya Ikuti Arahan Ketum, Siap Dipasangkan dengan Siapa punBima Arya Sugiarto ketika menghadiri pelantikan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. (Dokumentasi Pemkot Bogor)

Tergantung tiga faktor penentu tadi. Kalaupun kita semangat untuk berpasangan, nanti survei bagaimana, kebijakan pimpinan parpol bagaimana dan yang sangat menentukan adalah Pilkada Jakarta. 

Apakah Mas Anies maju lagi di Pilkada Jakarta atau tidak, siapa yang akan melawan Mas Anies, itu akan mempengaruhi kontestasi di Jawa Barat. Saya tidak menyatakan dengan pasti Kang Ridwan Kamil akan ikut Pilgub Jakarta. Tetapi, ketika Mas Anies resmi memutuskan maju, kan para pimpinan parpol akan berhitung, harus menempatkan siapa di situ. Siapa yang didorong di Jakarta pasti akan berdampak pola koalisi di Jabar. 

Bagaimana bila Anda dipasangkan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar?

Dipasangkan dengan siapapun yang disebut-sebut namanya kami siap. Mau dari partai apapun yang mendapatkan perintah dari ketua umum untuk terus berkomunikasi dan membuka pembicaraan dengan semua partai. 

Jadi, saya menunggu arahan juga. Nampaknya akan ada pertemuan pimpinan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Tentu kita akan mengikuti arahan itu dan berpasangan dengan siapapun saya siap. 

Bagaimana bila bukan Anda yang diajukan oleh PAN sebagai cagub? Anda akan pindah ke partai lain?

Gak terpikir sama sekali. Sekali PAN tetap PAN, sekali matahari tetap matahari, saya tidak akan pindah partai. 

Apapun yang terjadi, saya akan menerima keputusan partai. Masak beda sedikit pindah partai. Partai ini kan tempat kita berjuang bukan kendaraan yang kita sewa. 

Saya maju di Pilkada Jabar bukan soal jabatan. Ini soal memiliki arti kita ada di mana. Ketika kemarin banyak dukungan yang ke Jabar, artinya kita didorong untuk memiliki arti di Jabar. 

Kalau jalan ke sana belum ada takdirnya buat kita, maka kita akan memberikan arti di tempat lain. Balik lagi ke kampus untuk jadi dosen, kembali lagi menjadi konsultan politik, itu pilihan yang sama-sama menarik bagi saya. 

Ketua Umum tidak menawarkan Anda untuk masuk ke kabinet di pemerintahan mendatang?

Gak ada sama sekali. Pokoknya hari ini fokus untuk ikhtiar di Jawa Barat. Kalau memang tahun ini belum rezeki untuk maju di Pilkada it's totally okay

https://www.youtube.com/embed/DFOQpS-1hsY

Baca Juga: Zulhas Pastikan Bima Arya dan Demul Maju Pilgub Jabar

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya