Bima Arya Bersaing dengan Desy Ratnasari untuk Dapat Restu di Jabar

Bima tidak akan pindah dari PAN bila tak diberi restu

Intinya Sih...

  • Bima Arya siap maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024, dengan melakukan deklarasi di depan Gedung Sate.
  • PAN juga memajukan nama lainnya sebagai cagub Jabar yakni Desy Ratnasari, dan belum menentukan siapa yang mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum PAN.
  • Bima tidak akan pindah ke partai lain seandainya restu dari Ketum PAN untuk maju sebagai calon gubernur diberikan kepada Desy Ratnasari, karena partai adalah tempatnya berjuang.

Jakarta, IDN Times - Mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku siap maju dan menjemput peluang sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024. Langkah awal dimulai dengan melakukan deklarasi di depan Gedung Sate yang jadi ikon Jabar. 

Meski begitu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga memajukan nama lainnya sebagai cagub Jabar yakni Desy Ratnasari. Hingga kini, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan belum menentukan siapa yang mendapatkan rekomendasi agar maju sebagai cagub. 

"Dari partai masih ada dua nama, nama saya dan Teh Desy (Desy Ratnasari). Teh Desy itu kan Ketua DPD PAN Jawa Barat. Jadi, kami diberikan tugas untuk membangun komunikasi dengan semua (partai politik). Tapi, di poin ini, kami ditugaskan untuk berikhtiar untuk bisa diperhitungkan dan melakukan sesuatu di Jabar," ujar Bima ketika berbicara di program Gen Z Memilih by IDN Times yang tayang di YouTube pada Senin (13/5/2024). 

Ia mengatakan PAN tidak bisa seorang diri mengajukan nama cagub karena hanya memiliki tujuh kursi di DPRD Jabar. Mereka butuh 17 kursi lainnya. 

"Kalau kami berpasangan dengan PDIP cukup dua partai saja. Karena mereka memiliki 17 kursi, misalnya," katanya. 

Ia pun mengatakan persaingan dengan Desy Ratnasari dilakukan secara sehat. Mereka tetap saling menghormati meski berusaha untuk mendapatkan satu restu dari Zulkifli Hasan. 

"Enggak (menghalalkan berbagai cara untuk dapat restu). Saya dengan Teh Desy (relasinya) baik-baik pisan. Kemarin waktu deklarasi di depan Gedung Sate saya juga kontak 'Bu ketua, izin besok mau deklarasi. Dijawab hayok atuh'," ujar Bima menirukan ucapan Desy. 

1. Tiga faktor penentu agar dapat restu Ketum PAN di Jabar

Bima Arya Bersaing dengan Desy Ratnasari untuk Dapat Restu di JabarKetua Umum PAN, Zulkifli Hasan (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, Bima menjelaskan ada tiga faktor penentu bagi Zulkifli Hasan dalam memberikan restu. Pertama, data-data di lapangan, termasuk hasil survei. 

"Kedua, komunikasi politik dengan pimpinan-pimpinan partai, Golkar skenarionya gimana. Gerindra skenarionya gimana, itu penting juga," kata dia. 

Faktor ketiga, adalah faktor kecocokan atau chemistry. "Oh, ternyata Bima maunya sama si A, tapi A tidak merasa cocok. Si A maunya sama Bima, tapi partainya gak mendukung. Faktor otak-atik pasangan juga menentukan. Pasti akan dihitung oleh ketua umum," tutur dia lagi. 

Bima membantah faktor politik mahar atau pemberian sejumlah uang ke partai jadi faktor penentu diperolehnya restu. Ia mengatakan proses yang sama sudah dilalui selama satu dekade menjadi Wali Kota Bogor. 

"Serius! Gak ada faktor uang. Saya 10 tahun menjadi wali kota diminta pungutan atau mahar, itu gak ada. Saya selama 10 tahun diminta kerja saja oleh ketua umum," katanya. 

Baca Juga: Maju Pilgub Jabar, Bima Arya: 'Jabar Hiji Jabar Dua Urang Oge Bisa!'

2. Nama Bima sudah masuk papan tengah di survei elektabilitas calon gubernur Jabar

Bima Arya Bersaing dengan Desy Ratnasari untuk Dapat Restu di JabarMantan Wali Kota Bogor ke-16 Bima Arya Sugiarto (Dok. kotabogor.go.id)

Bima sendiri belum melakukan survei internal kepada masyarakat di luar Kota Bogor. Saat ini, timnya masih melihat data dari survei yang sudah dilakukan oleh partai lain. Namanya, kini sudah masuk di kelas papan tengah. 

"Di atas itu memang ada nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. Di papan tengah ada beberapa nama, termasuk saya," kata Bima. 

Menurutnya, sesuatu yang wajar beberapa bulan jelang pendaftaran ke KPUD Jabar, namanya masih berada di papan tengah survei. Baginya yang terpenting trennya menunjukkan kenaikan. 

"Kan nanti bisa dilihat dari yang mengenal kita, dari yang mengenal yang suka itu berapa. Dari yang suka lalu yang memilih kita berapa. Kalau tren-nya bagus, prospeknya bagus. Kalau misalnya tingkat dikenalnya di bawah 20 persen, itu agak berat. Dari 20 persen yang mengenal itu, ternyata mayoritas gak suka, itu lebih berat lagi. Kita lihat lah sebulan ke depan penerimaan publik seperti apa," ujarnya lagi. 

Baca Juga: Profil Bima Arya, Pensiun Wali Kota Bogor Digadang Maju Pilkada Jabar

3. Bima Arya tidak akan pindah partai meski nantinya tak dapat restu dari ketum

Bima Arya Bersaing dengan Desy Ratnasari untuk Dapat Restu di JabarMantan Wali Kota Bogor, Bima Arya. (IDN Times/Kevin Handoko)

Bima juga menegaskan bahwa tidak akan pindah ke partai lain seandainya restu dari Ketum PAN untuk maju sebagai calon gubernur diberikan kepada Desy Ratnasari. "Gak terpikir sama sekali (pindah partai). Sekali matahari tetap matahari. Sekali PAN tetap PAN. Insya Allah tidak akan pindah partai. Apapun yang terjadi saya akan menerima keputusan partai," katanya lugas. 

Menurutnya, tidak elok hanya karena perbedaan lalu langsung memutuskan untuk pindah partai. Dalam pandangannya, partai adalah tempatnya berjuang. Bukan sekedar hanya kendaraan politik. 

"Ini bukan soal jabatan, tapi soal memiliki arti ada di mana. Kalau misalnya jalan ke Jabar belum menjadi takdir kita, maka kita akan memberikan arti di tempat lain. Entah itu kembali ke kampus untuk menjadi dosen, kembali lagi menjadi konsultan politik, itu juga pilihan yang menarik bagi saya," tutur dia. 

Bahkan, Bima tidak berpikir untuk melirik posisi di tingkat eksekutif atau menteri. Saat ini, ia memilih fokus di Pilkada Jabar. 

Baca Juga: Bima Arya Deklarasi Maju Pilgub Jabar di Monumen COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya