Bahlil Bantah Bisa Jadi Ketua Umum Golkar karena Cawe-cawe Istana

Golkar dari dulu dianggap sudah dekat dengan kekuasaan

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menepis persepsi yang beredar di publik bahwa pemerintah ikut cawe-cawe soal pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029.

Dia pun mempertanyakan mengapa persepsi intervensi dari pemerintah baru muncul ketika ia maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Padahal, sejak dulu partai dengan lambang pohon beringin itu sudah dekat dengan kekuasaan.

"Kalau dikatakan ada intervensi dari pemerintah, intervensi yang mana? Masak dulu calon-calon ketua umum Partai Golkar yang sudah jadi, dari Pak JK sampai ke Pak Airlangga, gak ada tuh istilah (intervensi). Tapi, kebetulan karena saya menjadi menteri, lalu dibilang ada intervensi. Gak ada!" ujar Bahlil ketika memberikan keterangan pers pada Rabu (21/8/2024) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Pusat.

Bahlil resmi dipilih secara aklamasi untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar. Bahlil akan duduk sebagai Golkar-1 sudah santer terdengar sejak Airlangga mengajukan pengunduran diri mendadak pada 10 Agustus 2024 lalu.

Ia juga menegaskan tidak pernah ada kontak dari Istana ke para Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar. Namun, ia tak menampik melobi para Ketua DPD agar memperoleh suara mereka di musyawarah nasional.

"Iya, saya memang menelepon mereka (Ketua DPD). Namanya juga cari suara (agar menang jadi ketum). Gimana gak nelepon?" tanyanya.

Ia mengaku aneh dengan persepsi yang muncul. Caranya melobi Ketua DPD tidak sama dengan cawe-cawe dari Istana.

"Masak saya menteri nelepon (Ketua DPD) untuk cari suara, dibilang intervensi dari atasan saya. Kan gak ada urusan ya," imbuhnya.

Bahlil juga menyebut proses pemilihan ketua umum secara aklamasi tetap merupakan bagian dari demokrasi. Meskipun, kata dia, dirinya lebih senang bila dalam munas ada calon lain yang ikut berkompetisi.

"Silakan saja berkompetisi. Saya juga lebih senang berkompetisi. Tapi, kalau gak ada lagi (calon yang memenuhi syarat), mau apa lagi. Ini kan juga bagian dari demokrasi," tutur dia.

Munas ke-11 Partai Golkar akan ditutup pada Rabu malam dengan kehadiran Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Prabowo Subianto.

Baca Juga: Bahlil: Kenapa Saya Dianggap Salah Maju Jadi Calon Ketua Umum Golkar?

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya