Anggota TNI yang Tendang Penonton di Stadion Kanjuruhan Jadi Tersangka

Serda BTW dijerat dengan Pasal 351 KUHP soal penganiayaan

Jakarta, IDN Times - Anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang menendang penonton di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu, resmi ditetapkan jadi tersangka. Tersangka diketahui berinisial BTW dan memiliki pangkat Sersan Dua TNI. 

"Benar yang nendang (sudah jadi tersangka)," ungkap Komandan Puspom TNI AD Letjen Chandra W. Sukotjo kepada media, Jumat 14 Oktober 2022. 

Ia menjelaskan, Serda BTW dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang tindakan penganiayaan. Serda BTW, kata Chandra, hingga kini masih terus diperiksa oleh Puspomad. 

"Yang bersangkutan masih terus diperiksa," kata dia lagi. 

Sebelumnya, Serda BTW didampingi Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurcahyanto, sudah berkunjung ke rumah korban yang ditendang, Muhammad Hazemi Rafsanjani atau Rafi (16 tahun), pada 4 Oktober 2022 lalu. Nurcahyanto meminta maaf kepada kedua orang tua Rafi karena prajurit mereka telah menendang pemuda tersebut.

"Sore ini saya berada di Desa Poncokusomo. Kehadiran saya di sini untuk menemui Adik Rafi dan kedua orang tuanya. Inilah Adik Rafi yang viral di media sosial, di mana di video tersebut terlihat adik kami ditendang oleh prajurit kami," ungkap Nurcahyanto seperti dikutip dari Instagram resmi Kodam V Brawijaya, Malang, Jawa Timur, 6 Oktober 2022 lalu.

"Saya ke sini untuk meminta maaf kepada Adik Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami. Kami memastikan anggota kami dalam proses pemeriksaan di POM (Polisi Militer)," tutur dia lagi. 

Lalu, apa respons Rafi mendengar permintaan maaf dari Pangdam Brawijaya?

1. Rafi mengeluh punggungnya masih sakit

Anggota TNI yang Tendang Penonton di Stadion Kanjuruhan Jadi TersangkaPangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurcahyanto ketika berkunjung ke rumah korban yang ditendang personel TNI di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022. (www.instagram.com/@kodam5brw)

Sementara, pada 5 Oktober 2022 lalu Rafi diminta untuk mendatangi RS Tentara Dokter Soepraoen. Karena meski terlihat sehat, Nurcahyanto khawatir ada luka dalam. 

"Memang sekarang kalau dilihat kondisi adik Rafi sehat, meski masih ada nyeri di punggung. Tetapi, untuk memastikan itu kami akan bawa ke RS Tentara Dokter Soepraoen," kata Nurcahyanto.

Ia menambahkan, pemeriksaan juga akan berlaku bagi ayah Rafi karena ia menderita sakit penyempitan syaraf. Ia memastikan, keluarga Rafi tidak dikenakan biaya sama sekali. 

"Semua pembiayaan dari kami (yang tanggung)," tutur dia.

Baca Juga: Pangdam Brawijaya Minta Maaf ke Suporter yang Ditendang di Kanjuruhan

2. Rafi menolak tawaran jadi prajurit TNI

Anggota TNI yang Tendang Penonton di Stadion Kanjuruhan Jadi TersangkaMuhammad Hazemi Rafsanjani atau yang akrab disapa Rafi yang ditendang prajurit TNI di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022. (www.instagram.com/@kodambrw5)

Sementara, dalam pertemuan itu, Nurcahyanto rupanya sempat menawari Rafi untuk masuk ke TNI. Tetapi, Ibu Rafi, Isrotul mengatakan, putranya itu menolak tawaran tersebut. Rafi, kata sang Ibu, lebih tertarik menjadi wirausaha. 

"Saya gak tahu jelas, sempat ditanyain (sama Pangdam), cita-citanya kepengen jadi apa. Kalau mau jadi tentara, dipersilakan. Tapi, anak saya gak mau. Kalau anak saya mau, bisa juga ditawari masuk ke TNI AD tanpa tes. Anak saya saat itu jawab inginnya jadi wirausaha," ungkap Isrotul menirukan jawaban Rafi di Malang pada 5 Oktober 2022 lalu.

Sedangkan Rafi sendiri mengaku masih mengalami nyeri di bagian punggung. Meski, ia mengatakan, kondisinya sudah membaik. 

3. Panglima TNI sebut sudah ada 5 prajurit yang diperiksa terkait tragedi Kanjuruhan

Anggota TNI yang Tendang Penonton di Stadion Kanjuruhan Jadi TersangkaPanglima TNI Jenderal Andika Perkasa (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, ada lima prajurit yang sudah diperiksa terkait tragedi mematikan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sebanyak empat prajurit di antaranya sudah mengakui perbuatannya. 

"Sejauh ini prajurit yang sudah kita periksa ada lima. Kami memeriksa ini, karena sudah ada bukti awal. Dari lima ini, empat sudah mengakui, tapi satu (prajurit) lainnya belum," ujar Andika kepada media di Istana Kepresidenan, 5 Oktober 2022 lalu. 

Namun, ia mengaku tidak akan menyerah dan terus mengumpulkan informasi terkait dugaan keterlibatan prajurit TNI di Malang. "Makanya, kami terus minta informasi dari siapa pun juga. Siapa pun yang punya video," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu. 

Ia pun tak membenarkan tindakan yang dilakukan oleh sejumlah prajurit TNI ketika ikut membantu pengamanan di Stadion Kanjuruhan. Apalagi yang dihadapi adalah warga sipil yang tak membawa senjata. 

"Yang seperti di video ya. Itu kan beberapa (ada) yang menyerang masyarakat atau individu. Individu ini yang juga tidak menyerang mereka, bahkan membelakangi. Itu menurut saya sangat gak bagus," katanya. 

https://www.youtube.com/embed/ixIzUiyTMOE

Baca Juga: TGIPF: 132 Korban Kanjuruhan Meninggal karena Gas Air Mata 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya