Ahok: Jusuf Hamka Bilang, Kayaknya Gak Jadi Diajukan di Jakarta

KIM plus diduga kuat akan ajukan Ridwan Kamil di Jakarta

Intinya Sih...

  • Partai Golkar mendukung Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat, menarik Ridwan Kamil ke Jakarta.
  • Jusuf Hamka masih belum mundur dari posisinya dan ada skenario pasangkan diri dengan Ridwan Kamil.

Jakarta, IDN Times - Keputusan Partai Golkar untuk mendukung Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat berdampak panjang. Sebab, penantang kuat Dedi, Ridwan Kamil diprediksi akan ditarik untuk maju di Pilkada Jakarta.

Hal itu berdampak terhadap nasib pengusaha dan bos jalan tol, Jusuf Hamka. Ia sebelumnya diberi instruksi oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk ikut maju di Pilkada Jakarta.

Tapi, itu semua berpotensi pupus lantaran Golkar diprediksi akan menarik Ridwan Kamil ke Jakarta. Hal itu disampaikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. Ia mengaku pada Sabtu kemarin sempat berkomunikasi lewat telepon dengan Jusuf Hamka. 

"Tadi Pak Hamka baru telepon saya. Aku deket dengan Pak Hamka. Kayaknya gak jadi maju nih (di Jakarta). Karena KIM plus sudah dukung RK (Ridwan Kamil) kan. Artinya, Golkar punya calon, bukan dia," ujar Ahok di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024) malam. 

Meski begitu, Ahok tak menampik bisa saja ada skenario untuk memasangkan Ridwan Kamil dengan Jusuf Hamka di Jakarta.

"Kan kita tanya nih, RK dengan Jusuf Hamka atau RK dengan Mas Kaesang," katanya. 

Namun, Ahok mengaku tidak tahu mana yang menjadi keputusan akhir Partai Golkar. 

1. Jusuf Hamka sebut masih bisa dicalonkan jadi wakil gubernur

Ahok: Jusuf Hamka Bilang, Kayaknya Gak Jadi Diajukan di JakartaJusuf Hamka (IDN Times/Tata Firza)

IDN Times menanyakan respons Jusuf Hamka mengenai rencana Golkar untuk menarik Ridwan Kamil ke Pilkada Jakarta. Ia mengatakan, posisinya belum sepenuhnya mundur. 

"Masih ada satu langkah lagi karena kan saya juga ditugaskan sebagai wakil gubernur," ujar Jusuf melalui pesan pendek pada Sabtu malam. 

Ia mengatakan, masih ada skenario untuk memasangkan dirinya dengan mantan gubernur Jawa Barat itu. 

Baca Juga: Golkar Dukung Dedi Mulyadi Maju di Pilkada Jawa Barat

2. Ahok yakin warga Jakarta akan pilih kotak kosong bila yang diajukan paslon tunggal

Ahok: Jusuf Hamka Bilang, Kayaknya Gak Jadi Diajukan di JakartaMantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, Ahok mengaku yakin bila yang diajukan di Pilkada Jakarta adalah pasangan calon (paslon) tunggal, maka yang menang adalah kotak kosong. Hal itu lantaran demografi pemilih di Jakarta yang jauh lebih kritis dibanding wilayah lain.

Isu paslon tunggal di Pilkada Jakarta merebak seiring munculnya wacana pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Diberi nama KIM plus lantaran ada sejumlah partai baru yang tidak memberi dukungan saat pilpres, namun mereka merapat jelang pilkada. 

"Saya berani jamin kalau KIM plus terwujud, mereka tidak akan pernah berani, ini ucapan saya nih, bukan saya nantangin orang ya, tidak akan pernah berani melakukan satu (paslon) melawan kotak kosong. Kalau dia berani (buat skenario itu), saya jamin Jakarta bisa bikin dia kalah dengan melawan kotak kosong," tutur Ahok. 

Dia pun menduga pola yang terjadi, yakni tiba-tiba muncul calon independen sebagai penantang dari paslon yang diusung oleh KIM plus. Ketika IDN Times menanyakan apakah calon independen itu sekadar calon boneka agar hasil pilkada dianggap sah, Ahok mengaku tidak tahu. 

"Karena kan gak gampang untuk maju sebagai calon independen. Kan dulu ada yang sudah maju sebagai calon independen, gak bisa lolos toh? Bikin list, tiba-tiba lolos," katanya. 

3. Analis politik duga partai non-KIM bersedia diajak gabung karena dapat tawaran kursi menteri

Ahok: Jusuf Hamka Bilang, Kayaknya Gak Jadi Diajukan di JakartaAnalis politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya. (IDN Times/Trio Hamdani)

Analis politik Charta Politika, Yunarto Wijaya berpendapat, bila KIM plus terwujud maka dapat membahayakan tiket bagi Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta. Yunarto menduga alasan di balik partai-partai non-KIM akhirnya bersedia bergabung ke KIM lantaran diiming-imingi kursi menteri. 

"NasDem jelas menyatakan akan mendukung. Kalau melihat pernyataan Gus Jazilul (Waketum PKB) juga mengarah ke arah sana karena ketika berbicara menggunakan kata Jakarta dan Indonesia. PKS kita tahu kemarin mendukung Bobby Nasution yang dianggap tadinya berseberangan. Bila mendukung Bobby, artinya mendukung anggota keluarga presiden. Ini ada deal yang lebih besar," tutur Yunarto ketika dihubungi, Sabtu malam. 

Dia menilai skenario untuk membuat koalisi besar tak sekedar agar Anies tidak bisa maju di Jakarta. Hal serupa juga bisa terjadi di pilkada wilayah lain. 

"Contoh di Banten, ada dua perbedaan besar di partai di dalam KIM wilayah itu, Gerindra dan Golkar. Bukan tidak mungkin elite di atas membuat kesepakatan sangat besar, maka kita akan melihat sesuatu seperti yang terjadi di Jakarta dan Jabar," ujarnya. 

https://www.youtube.com/embed/ymMmKF2D6UE

Baca Juga: Sinyal RK ke Jakarta Menguat, Airlangga: Sudah Jelas Masih Nanya

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya