Respons Ketua KPU soal Banyaknya Anggota KPPS Meninggal Dunia

KPU klaim angka SPI meningkat pada 2023

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) angkat bicara terkait adanya kembali korban jiwa dari panitia ad hoc Pemilu 2024. Ketua KPU Hasyim Asyari menepis dugaan adanya persiapan yang tidak matang.

"Alhamdulillah hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) oleh KPK kepada KPU 2023 menyatakan bahwa Indeks Integritas KPU sebesar 74,49 (peningkatan 1,25 dari Indeks SPI 2022 sebesar 70,97)," ujar Hasyim, Jakarta, Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga: Ini Besaran Uang Santunan Petugas KPPS Meninggal Dunia

1. Indeks SPI di atas angka rata-rata nasional

Respons Ketua KPU soal Banyaknya Anggota KPPS Meninggal DuniaPetugas KPPS di Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Hasyim pun menyebut naiknya indek SPI tersebut menjadi pemacu semangat KPU dalam menjaga integritas.

"Pencapaian Indeks SPI 2023 pada KPU sebesar 74,49 berada di atas angka rata-rata Indeks Integritas Nasional sebesar 70,97," ujar dia.

"Hasil ini sebagai pemacu dan penyemangat kita untuk menjaga dan meningkatkan integritas KPU kita," sambungnya.

2. Puluhan anggota panitia ad hoc meninggal dan ribuan lainnya jatuh sakit

Respons Ketua KPU soal Banyaknya Anggota KPPS Meninggal DuniaIlustrasi petugas KPPS.(IDN Times/Daruwaskita)

KPU telah mencatat ada ribuan petugas penyelenggara ad hoc yang sakit, dan puluhan lainnya meninggal dunia selama pemungutan suara Pemilu 2024 pada periode 14-15 Februari 2024.

Berdasarkan data KPU per Jumat, 16 Februari 2024, pukul 18.00 WIB, ada 35 petugas meninggal dunia.

Rinciannya, tiga orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), 23 orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dan sembilan orang anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas).

Petugas ad hoc yang meninggal dunia saat bertugas itu masing-masing seorang di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, Banten, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi utara, Maluku, Papua, dan Papua Selatan.

Kemudian, dua orang di DKI Jakarta, enam orang di Jawa Barat, tujuh orang di Jawa Tengah, tujuh orang di Jawa Timur, serta dua orang di Sulawesi Selatan.

Sementara, petugas ad hoc yang jatuh sakit selama pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS) maupun di tingkat kecamatan, sebanyak 3.909 orang.

Rinciannya, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) 119 orang, 596 anggota PPK, 2.878 petugas KPPS, dan 316 anggota Linmas.

Provinsi terbanyak dengan jumlah petugas ad hoc dirawat karena sakit berada di Jawa Barat dengan 1.995 orang, Sulawesi Selatan 289 orang, Jawa Tengah 265 orang, Jawa Timur 182 orang, Gorontalo 128 orang, dan Aceh 122 orang.

Baca Juga: Ini Kondisi Darurat Petugas KPPS yang Harus Cepat Ditangani

3. Komnas HAM ungkap penyebab kematian anggota KPPS Pemilu 2019

Respons Ketua KPU soal Banyaknya Anggota KPPS Meninggal DuniaGedung KPU RI di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. (Google Street View)

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan penyebab kecelakaan dan kematian pada Pemilu 2019 akibat tiga hal, yakni komorbid (penyakit penyertaan), managemen risiko yang lemah, dan beban kerja.

Sebanyak 485 anggota KPPS meninggal dunia. Mayoritas mereka yang meninggal dunia antara usia 46 hingga 67 tahun. 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya