Jemaah Haji Haid, Wajib Wukuf di Arafah?
Jemaah haji di depan Ka'bah, Jumat dini hari (31/5/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Intinya Sih...
- Perempuan tetap wajib berangkat wukuf di Arafah, meskipun dalam keadaan haid. Haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk berhaji dan menjalankan wukuf di Arafah. Jika masih punya waktu tinggal lama di Makkah, perempuan yang sedang haid harus menunggu sampai suci untuk melakukan Thawaf Ifadhah.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perempuan yang ingin berhaji harus mengikuti wukuf di Arafah. Termasuk bagi jemaah haji perempuan yang sedang dalam keadaan haid atau menstruasi.
Penegasan ini disampaikan konsultan ibadah Daerah Kerja Makkah Profesor Siti Mahmudah, saat menyampaikan manasik kepada petugas haji perempuan di Sektor 7 Makkah, Arab Saudi.
"Perempuan tetap wajib berangkat ke Arafah dengan niat umrah haji, walaupun dalam keadaan sedang haid. Ingat, haji adalah Arafah. Maka tidak sah bila pada 9 Zulhijjah tidak hadir di Arafah," ujar Siti Mahmudah di Makkah, dilansir di laman Kemenag, Sabtu, 9 Juni 2024.
Baca Juga: Puncak Haji, Ini Aturan Wukuf yang Harus Dipahami Jemaah
1. Haid bukan halangan bagi perempuan untuk berhaji
Jemaah haji di depan Ka'bah, Jumat dini hari (31/5/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)Siti Mahmudah menjelaskan menstruasi bukan menjadi halangan bagi perempuan untuk berhaji. Termasuk, menjalankan wukuf di Arafah.
"Karena haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk berhaji. Hajinya tetap sah, dan tidak mengurangi kemabrurannya," kata dia.
2. Thawaf Ifadhah bagi perempuan yang sedang haid
Editor’s picks
Calon jemaah haji Kloter 1 Embarkasi Aceh. (Dokumentasi Humas Kanwil Kemenag Aceh untuk IDN Times)Sementara, untuk melakukan Thawaf Ifadhah bagi perempuan yang sedang haid, agar menunggu sampai suci jika masih punya waktu untuk tinggal lama di Makkah.
"Jika tidak punya waktu lagi, amati, apakah ada masa jeda suci. Jika dia tidak melihat darah haid, segera mandi, lalu memakai pembalut yang rapat dan menjaga dari tetesan darah, kemudian melaksanakan Thawaf Ifadhah dan sai," imbuhnya.
Tetapi jika setelah itu jemaah masih mendapati darah haid, thawafnya sudah sah.
"Namun jika menjelang pulang, masih haid dan harus segera kembali ke Indonesia, maka boleh melakukan Thawaf Ifadah dengan menjaga darah haidnya menggunakan pembalut yang aman," ungkap Siti Mahmudah.
Baca Juga: Safari Wukuf untuk Jemaah yang Tak Mampu, Ini Mekanismenya
3. Mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah, thawafnya sah dan tidak dikenakan dam
PexelsBagi mereka yang akan meninggalkan kota Makkah masih dalam keadaan haid, tidak perlu melakukan Thawaf Wada'.
"Cukup berdiri dan berdoa di hadapan Masjidil Haram, untuk pamit pulang dari rumah Allah sebagai tamu Allah," katanya.
Dalam manasik tersebut, Siti Mahmudah juga mengingatkan syarat sah umrah haji, yaitu niat umrah haji dengan cukup miqat dari hotel, menjaga larangan umrah haji sampai berhasil tahalul awal setelah berhasil melontar jumrah Aqobah pada 10 Zulhijah, dan lebih afdal tahalul Tsani setelah berhasil lontar jumrah di hari tasyrik pada 11 dan 12 Zulhijah serta Thawaf Ifadhoh.