Biaya Munas Golkar Mahal, Calon Ketum Harus Punya Uang dan Kuasa

Airlangga Hartarto mundur dari Ketum Golkar

Intinya Sih...

  • Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar
  • Gibran Rakabuming Raka dan Bahlil Lahadalia disebut-sebut sebagai calon pengganti Airlangga
  • Calon Ketum Golkar harus punya modal besar, kekuasaan atau dekat dengan kekuasaan, serta memenuhi syarat AD/ART partai

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Hal itu kemudian menimbulkan banyak spekulasi tentang siapa yang akan menempati posisi nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut.

Tak lama setelah ramai informasi soal Airlangga mundur, beredar gambar yang menyebutkan bahwa putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo sekaligus Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka, bakal menjadi Ketum Golkar.

Selain itu, ada selentingan yang juga menyebutkan bahwa Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, berpeluang menjadi suksesor Airlangga.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan dan Strategis, Erwin Aksa, mengungkapkan bahwa segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Namun, dia mengingatkan untuk menjadi Ketum Golkar harus punya modal besar karena biaya Musyawarah Nasional (Munas) sangat mahal.

"Ya bisa saja ya kalau terjadi kompromi sana-sini. Ya jadi bisa saja, tetapi perlu kita ketahui biaya Munas Golkar itu mahal. Jadi Golkar ya pesertanya itu 500-an lebih dan itu kan membutuhkan logistik ya, transportasi, hotel, dan lain-lain. Jadi Munas Golkar itu mahal sekali. Tidak mudah juga untuk bisa ikut kontestasi Munas Golkar karena biayanya mahal, kecuali siap dengan segala konsekuensinya," tutur Erwin, dalam program Ngobrol Seru bersama Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis, Minggu (11/8/2024).

Baca Juga: Airlangga Mundur, Bahlil Lahadalia Maju Jadi Ketua Umum Golkar?

1. Uang dan kekuasaan jadi syarat

Biaya Munas Golkar Mahal, Calon Ketum Harus Punya Uang dan KuasaKetua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (tengah) di kantor DPP Partai Golkar. (www.instagram.com/@partai.golkar)

Selain mesti bisa mengakomodir biaya Munas yang mahal, Erwin juga mengungkapkan bahwa calon Ketum Golkar selanjutnya memiliki kekuasaan atau setidaknya dekat dengan kekuasaan.

"Iya jadi harus punya itu semuanya dan ya dari kekuasaan itu juga penting, karena ya tentu (Golkar) ingin ikut bagian daripada itu semua," katanya.

Kendati demikian, Erwin mengungkapkan bahwa siapapun pada dasarnya memiliki kesempatan untuk bisa menjadi Ketum Golkar asalkan memenuhi persyaratan yang diatur dalam AD/ART partai.

"Golkar ini kan TBK, jadi siapa saja bisa menjadi pimpinan di Golkar asalkan memenuhi syarat dari Partai Golkar itu sendiri. Syarat-syaratnya banyak ya, misalnya mendapatkan dukungan dari daerah dan pernah menjadi pengurus selama lima tahun penuh," kata Erwin.

2. Singgung nama Bahlil Lahadalia

Biaya Munas Golkar Mahal, Calon Ketum Harus Punya Uang dan KuasaMenteri Investasi, Bahlil Lahadalia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Erwin memastikan, syarat pengurus itu tidak terbatas hanya di level pusat, melainkan bisa sebagai pengurus Golkar di daerah.

Dalam kesempatan itu, Erwin menyinggung nama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, sebagai sosok yang memenuhi persyaratan tersebut.

"Ya kayak Bahlil kan hanya sampai pengurus di Papua, bendahara. Artinya menjadi pengurus terus, kemudian tidak pernah menjadi pengurus atau anggota partai lain," ujar Erwin.

Erwin menambahkan, syarat lain yang tidak kalah penting adalah dukungan dari daerah, yakni sebesar 20-30 persen untuk bisa mendapatkan nominasi sebagai ketua umum.

"Juga menjadi pengurus secara lima tahun dan berturut-turut atau satu periode penuh. Yang menjadi catatan memang yang bisa ya pengurus sekarang ini ya, yang sedang aktif dan mungkin juga seperti Bahlil pernah menjadi pengurus di Papua sana," kata dia.

3. Bahlil gantikan Airlangga?

Biaya Munas Golkar Mahal, Calon Ketum Harus Punya Uang dan KuasaMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (dok. IDN Times/Istimewa).

Meski begitu, Erwin enggan memastikan bahwa Bahlil akan menjadi Ketum Golkar menggantikan Airlangga.

Erwin mengatakan, Golkar tidak akan membatasi nama-nama yang akan dijadikan suksesor Airlangga.

"Ya bisa, bisa saja (Bahlil). Tentunya juga Golkar tentunya tidak membatasi serta atau calon ketua umum. Bisa saja muncul nama-nama lain ya," ujar Erwin.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya