Survei: Milenial Sadar HAM dan Keadilan, tetapi Mengucilkan LGBT

HAM dan keadilan sosial bisa menjadi konsep yang subjektif

Walaupun istilah "social justice warrior" atau pejuang keadilan sosial mendapat konotasi yang merendahkan di media sosial, tetapi hak asasi manusia (HAM) dan keadilan sosial masih menjadi perhatian utama bagi 36 persen responden, menurut laporan survei Indonesia Millennial Report 2024.

Pengamatan ini sejalan dengan pentingnya keadilan sosial dalam ideologi negara Indonesia, Pancasila.

1. Apa itu social justice warrior?

Survei: Milenial Sadar HAM dan Keadilan, tetapi Mengucilkan LGBTilustrasi social justice warrior atau SJW (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kalau kamu aktif di media sosial, kamu tentu pernah mendengar istilah social justice warrior (SJW). Istilah ini cukup populer dalam beberapa tahun terakhir, bahkan begitu populer sehingga Kamus Oxford menambahkannya ke dalam kamus mereka pada tahun 2015.

Berdasarkan namanya, SJW tampaknya merujuk pada orang-orang yang berjuang atau menyuarakan masyarakat yang tertindas. Saat ini, sebagian besar orang sudah mengetahui bahwa ketika menyematkan label SJW pada seseorang, ini mungkin bukanlah pujian. Namun, buat orang yang belum pernah mendengar istilah ini mungkin akan sedikit bingung dengan hinaan ini.

Know Your Meme memberi gambaran yang lebih baik tentang sifat konotasi negatif ini. Jika digunakan secara merendahkan, pejuang keadilan sosial adalah: label merendahkan yang diterapkan pada bloger, aktivis, dan komentator yang cenderung terlibat dalam perdebatan panjang dan penuh permusuhan terhadap orang lain mengenai berbagai isu mengenai ketidakadilan sosial, politik identitas, dan kebenaran politik. Berbeda dengan dunia blog keadilan sosial pada umumnya, stereotip SJW dibedakan dengan penggunaan retorika yang terlalu bersemangat dan merasa benar sendiri, serta lebih mengutamakan emosi dibandingkan logika dan nalar.

Dengan kata lain, menyebut seseorang sebagai pejuang keadilan sosial menyiratkan bahwa penuduh menganggap orang lain adalah pengguna internet yang tidak masuk akal, bermusuhan, dan mementingkan diri sendiri dengan agenda progresif, dilansir Foundation for Economic Education.

Itu hanyalah gambaran singkat mengenai pemaknaan SJW yang cukup kompleks.

2. HAM dan keadilan sosial masih menjadi perhatian bagi generasi milenial

Survei: Milenial Sadar HAM dan Keadilan, tetapi Mengucilkan LGBTilustrasi Garuda Pancasila (IDN Times/Abraham Herdyanto)

Penekanan Pancasila pada keadilan sosial sebagai prinsip dasar menggarisbawahi pentingnya hal ini dalam konteks nasional. Meskipun istilah SJW mungkin memiliki arti dan konotasi yang berbeda di dunia maya, tetapi nilai-nilai inti HAM dan keadilan sosial tetap berakar kuat dalam etos nasional.

Pengakuan terhadap nilai-nilai ini oleh sebagian besar generasi milenial Indonesia mencerminkan keterlibatan dan komitmen mereka dalam menegakkan prinsip-prinsip ini, baik sebagai cerminan ideologi nasional maupun sebagai komponen penting dari masyarakat yang adil dan merata.

Baca Juga: Kesenjangan Sosial-Politik Berdampak pada Kesehatan Mental Milenial

3. HAM dan keadilan sosial dapat menjadi konsep yang subjektif

Survei: Milenial Sadar HAM dan Keadilan, tetapi Mengucilkan LGBTilustrasi unjuk rasa damai (pexels.com/RDNE Stock project)

HAM dan keadilan sosial dapat menjadi konsep yang subjektif, khususnya dalam konteks Indonesia. Penafsirannya ini sangat bervariasi antar individu.

Misalnya, dalam survei Indonesia Millennial Report 2024, sebanyak 36 persen generasi milenial Indonesia mengakui pentingnya HAM. Namun, dalam survei yang sama, 87 persen generasi milenial menyatakan dukungannya terhadap eksklusi komunitas LGBT.

Pandangan yang kurang baik terhadap isu LGBT ini berpotensi menumbuhkan diskriminasi atau bahkan kekerasan terhadap kelompok tertentu hanya berdasarkan gender dan orientasi seksualnya, yang merupakan pelanggaran HAM.

Ketidaksesuain ini menyoroti kompleksitas persepsi dan sikap masyarakat terhadap isu LGBT. Hal ini menggarisbawahi perlunya dialog dan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman, toleransi, dan penghormatan terhadap hak-hak semua individu, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka.

Pendekatan seimbang yang mengakui beragam sudut pandang sambil menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar HAM dan keadilan sosial adalah hal yang penting dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan inklusif.

IDN Media menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Purposeful Progress, IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IMGS 2023 diadakan pada 24–26 November 2023 di Pulau Satu dan Dome Senayan Park, Jakarta. Dalam IMGS 2023, IDN Media juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.

Baca Juga: Instagram Platform Paling Populer bagi Milenial Indonesia

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya