Gelar Operasi, KPK Tangkap Tangan Anggota DPR Lakukan Aksi Penyuapan

"PDIP janji jatuhkan sanksi tegas."

Hari Kamis (9/10) malam WITA, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan di Bali. Dalam operasi itu, disebutkan salah satu kader PDI-P yang merupakan anggota Dewan tertangkap tangan sedang berusaha menyuap anggota PN Jaksel sebesar 40 ribu dolar AS. Selain anggota Dewan itu, KPK juga disebut menangkap seorang perwakilan dari PN Jakarta Selatan. Ironisnya, penangkapan yang kabarnya dilakukan di salah satu hotel di Sanur ini diadakan saat PDIP tengah mengadakan Kongres. Kedua tersangka akan dibawa ke Jakarta.

Gelar Operasi, KPK Tangkap Tangan Anggota DPR Lakukan Aksi Penyuapan

Politisi Senior PDIP Salah Sebut Nama Kader

Gelar Operasi, KPK Tangkap Tangan Anggota DPR Lakukan Aksi Penyuapan

Menanggapi kabar penangkapan itu, salah seorang politisi senior PDIP, Eva Sundari sempat salah menyebut nama kader yang diduga tertangkap dalam operasi tersebut. Eva sempat menyebut salah satu nama ketua DPRD Provinsi Maluku, Edwin Huwae. Eva juga sempat mengatakan bahwa Edwin Huwae memang sudah diberi "label merah" oleh PDIP karena banyak terjerat kasus, meski ia enggan membeberkan kasus apa saja.

Namun, pernyataan Eva Sundari langsung dibantah oleh Edwin Huwae. Edwin menyayangkan sikap Eva yang langsung memberikan informasi kepada media tanpa mengklarifikasi kebenarannya terlebih dulu. Edwin juga mengaku mencari Eva untuk melakukan klarifikasi atas pencemaran nama baik tersebut. Edwin mengatakan, ia ada di Bali hanya untuk mengikuti Kongres PDIP. Hari Jumat (10/4) pagi, Eva telah meralat pernyataannya tersebut, dan Edwin mengaku sudah memaafkan Eva Sundari atas pernyataannya tersebut.

Pernyataan PDIP

Gelar Operasi, KPK Tangkap Tangan Anggota DPR Lakukan Aksi Penyuapan

Hari Jumat (10/4), politisi senior PDIP, Pramono Anung, membenarkan adanya penangkapan terhadap kader PDIP. Namun, Pramono menyatakan ia telah melakukan pengecekan ke Hotel Swiss-Belresort, Sanur. Pramono juga telah mengonfirmasi kabar itu dengan pimpinan KPK. Menurut Pramono, kader PDIP yang ditangkap adalah Adriansyah, yang sempat menjabat sebagai Ketua DPD PDI-P Kalimantan Selatan. Selain itu, Adriansyah adalah seorang anggota Komisi IV DPR serta mantan Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Pramono juga menegaskan bahwa pihaknya akan memberi sanksi keras dari PDIP. Apa yang dilakukan Adriansyah disebut sangat mencoreng, terutama karena PDIP sedang melakukan kongres pemilihan Ketua Umum, yang kembali memilih Megawati untuk memimpin partai berlambang banteng itu secara aklamasi.

Respon DPR
Menanggapi isu penangkapan itu, Ketua DPR, Setya Novanto mengatakan ia merasa prihatin atas penangkapan Adriansyah oleh penyidik KPK. Setya Novanto sendiri menyerahkan proses hukum tersebut kepada KPK, dengan tetap melakukan praduga tak bersalah. Semua mekanisme hukum di DPR diserahkan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan, dan sesuai UU MPR, DPR, DPRD dan DPD anggota yang tertangkap tangan bisa langsung diproses oleh KPK.

Topik:

Berita Terkini Lainnya