WHO: Vaksin Mpox Akan Tiba di Kongo Beberapa Hari Lagi

Sekitar 4 juta dosis vaksin telah dijanjikan untuk Kongo

Intinya Sih...

  • Sebanyak 4 juta dosis vaksin Mpox dijanjikan untuk Kongo
  • Vaksin berasal dari Komisi Eropa, produsen asal Denmark, dan bantuan Jepang
  • WHO optimis wabah Mpox dapat dihentikan dalam 6 bulan ke depan

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada hari Jumat (30/08/2024) bahwa vaksin Mpox untuk Republik Demokratik Kongo (RDC) akan tiba dalam beberapa hari ke depan. Sebelumnya, Kongo gagal mendapatkan vaksin Mpox tahap pertama karena munculnya varian baru yang menyebar ke negara tetangga.

"Kami berharap pengiriman pertama dapat dilakukan dalam beberapa hari ke depan, kemudian akan ditingkatkan," kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dalam konferensi pers.

Dosis vaksin Mpox yang akan didistribusikan adalah bantuan dari Komisi Eropa dan produsen vaksin Mpox asal Denmark, Bavarian Nordic. Terdapat sekitar 230.000 dosis vaksin yang siap dikirim. Untuk mempercepat pengiriman dan tanggap darurat, WHO mengatakan bahwa vaksin Mpox sudah dapat dibeli, meskipun belum disetujui oleh Badan Kesehatan PBB.

1. Kongo memperoleh bantuan dari negara lain

Pada hari Selasa (27/08/2024), pejabat di Badan Kesehatan di Afrika mengatakan bahwa Pemerintah Kongo telah meminta bantuan Jepang untuk menyumbangkan setidaknya 2 juta dosis vaksin Mpox. Hal ini juga dikonfirmasi oleh pihak pemerintah Jepang.

Negara Kongo sebelumnya telah dijanjikan untuk mendapatkan 230.000 vaksin Mpox dari Uni Eropa dan Bavarian Nordic, serta 50.000 dosis vaksin dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Selain itu, beberapa negara lainnya, seperti Jerman, Prancis, dan Spanyol, juga turut menjanjikan dosis vaksin untuk Kongo. Melansir DW, dosis vaksin yang dijanjikan ke Kongo kini berjumlah sekitar 4 juta dosis.

Terdapat dua perusahaan yang memproduksi vaksin Mpox, yaitu KM Biologics dari Jepang yang memproduksi vaksin LC16 Mpox, serta Bavarian Nordic dari Denmark yang membuat vaksin Jynneos. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC) mengatakan bahwa vaksin Mpox pertama akan tiba di Afrika pada awal September.

WHO kini tengah mengkaji permohonan lisensi darurat untuk dua vaksin yang dibuat oleh perusahaan asal Denmark dan Jepang. Lisensi diharapkan dapat terbit dalam dua minggu ini.

2. WHO mengatakan wabah bisa dihentikan dalam waktu 6 bulan

Organisasi Kesehatan Dunia optimis bahwa wabah Mpox dapat dihentikan dalam waktu 6 bulan ke depan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Dengan kepemimpinan pemerintah dan kerja sama yang erat antara mitra, kami yakin kami dapat menghentikan wabah ini dalam enam bulan ke depan," ujar Tedros.

WHO kini masih berusaha untuk mengurangi penyebaran Mpox di negara-negara Afrika. Kampanye edukasi juga tengah dilakukan di negara yang dilanda wabah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bagaimana mencegah penyebaran Mpox.

Selain itu, WHO juga meminta produsen diagnostik in vitro (IVD) Mpox untuk mengajukan pernyataan minat untuk Emergency Use Listing (EUL). Diagnostik yang efektif adalah kunci untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan sedini mungkin, serta mencegah penyebaran lebih lanjut. Sejak Mei 2024, sudah terdapat 6 laboratorium tambahan untuk mendiagnosis Mpox di Kongo, yang memungkinkan tes atau pemeriksaan tidak hanya dilakukan di kota-kota besar.

Maria Van Kerkhove, Pemimpin Departemen Penyakit Epidemi dan Pandemi WHO, mengatakan bahwa mereka telah berupaya mempercepat akses vaksin untuk didistribusikan ke negara-negara terdampak.

3. Vaksin Mpox harus dipusatkan di Kongo, menurut ahli epidemiologi

Kementerian Kesehatan Kongo baru-baru ini melaporkan perkembangan kasus Mpox di negaranya. Terdapat 35 orang yang meninggal akibat Mpox sehingga sudah lebih dari 600 orang yang meninggal sejak Januari. Mereka juga menambahkan bahwa kini penyakit ini telah menyebar di hampir tiap sudut negara.

Fred Binka, ahli epidemiologi dari Ghana, telah mengkritik pengiriman 10.000 dosis vaksin ke Nigeria dari Amerika Serikat karena menurutnya vaksin harus difokuskan di Kongo untuk mencegah penyebaran ke negara lainnya. Selain itu, jumlah dosis yang kecil juga tidak akan berpengaruh pada Mpox. Kongo telah menghadapi varian virus yang lebih ganas dibandingkan varian sebelumnya dan seharusnya didahulukan.

"Jika kita tidak memiliki vaksin sama sekali, kita harus memusatkan vaksin di Kongo terlebih dahulu untuk mencegah penyebaran ke negara lain," kata Fred Binka. Ia juga menambahkan bahwa Uni Eropa dan CDC Afrika harus menciptakan kesetaraan dan mengatur distribusi vaksin, dan negara-negara yang masih menyimpan vaksin harus membantu untuk menahan penyebaran virus.

Baca Juga: Pakistan Laporkan Kasus Mpox yang Ketiga

Muhammad Irfan Photo Verified Writer Muhammad Irfan

Pembelajar dan penulis lepas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya