Kumpulkan TNI-Polri di IKN, Jokowi Bicara Pola Kerja Harus Berubah

Jokowi sebut pemindahan ibu kota ke IKN bukan hanya fisik

Intinya Sih...

  • Jokowi menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan kerja dalam menjalankan tugas kenegaraan.
  • Presiden menargetkan Indonesia Emas 2045 dengan PDB per kapita lebih dari 23 ribu dolar AS untuk kemajuan bangsa.
  • Pemindahan ibu kota ke IKN bukan sekadar fisik, tetapi juga perubahan pola pikir, kerja, dan budaya kerja.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan pengarahan kepada para pejabat TNI dan Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Kamis (12/9/2024). Acara ini digelar sebagai bagian dari upaya memperkuat komitmen TNI-Polri dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dalam arahannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan pola kerja dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan.

Presiden Jokowi memulai dengan menyampaikan, setiap pemimpin memiliki visi besar yang ingin dicapai.

"Kita tahu setiap pemimpin pasti memiliki cita-cita, pasti memiliki visi, pasti memiliki mimpi besar yang ingin diraih. Misalnya mewujudkan pembangunan Indonesia sentris dalam rangka pemerataan dan keadilan, bukan hanya Jawa sentris tapi Indonesia sentris," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Ngantor di IKN Hari Ini, Jokowi Akan Beri Arahan ke Pejabat TNI-Polri

1. Harus bisa capai Indonesia Emas 2024

Kumpulkan TNI-Polri di IKN, Jokowi Bicara Pola Kerja Harus BerubahPresiden Jokowi dalam acara pengarahan pejabat TNI-Polri di IKN (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan, salah satu target besar yang harus diwujudkan adalah Indonesia Emas pada tahun 2045. Ia menargetkan, pada saat itu, Indonesia dapat mencapai Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita lebih dari 23 ribu dolar Amerika Serikat.

"Untuk apa mewujudkan Indonesia Emas 2045? Untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa," ucap dia.

Dalam proses mencapai visi tersebut, Presiden menekankan setiap pemimpin harus berani mengambil keputusan, baik besar maupun kecil yang berdampak signifikan bagi negara.

"Sebagai pemimpin, sesuai dengan tugas dan wewenangnya, baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi, maupun nasional, harus berani memutuskan, berani mengambil langkah," kata dia.

Baca Juga: Saksi Korupsi Timah: Jokowi Ingin Penambang Ilegal Jadi Legal

2. Pindah ibu kota bukan hanya sekadar pindah fisik

Kumpulkan TNI-Polri di IKN, Jokowi Bicara Pola Kerja Harus BerubahPresiden Jokowi dalam acara pengarahan pejabat TNI-Polri di IKN (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi juga menekankan, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN bukan sekadar perpindahan gedung atau tempat kerja. Ia berharap ada perubahan yang lebih mendasar dalam cara berpikir dan bekerja.

"Yang kita inginkan itu adalah perubahan pola pikir kita, pola kerja kita, dan budaya kerja kita. Dari yang tidak efisien menjadi efisien, dari yang berbelit-belit menjadi simpel dan sederhana," ucap dia.

Menurutnya, perubahan pola kerja ini sangat penting untuk membentuk karakter bangsa yang maju. Ia mengharapkan agar semangat memperbaiki tata kelola dan manajemen birokrasi dapat diimplementasikan oleh TNI dan Polri sehingga mereka semakin profesional dan rakyat merasa semakin terlindungi dan diayomi.

"Semangat memperbaiki manajemen birokrasi, baik di TNI maupun Polri agar semakin profesional dan rakyat makin merasa diayomi," ujar Jokowi.

Baca Juga: Bareskrim Polri Turun ke Sumut, Usut Dugaan Korupsi PON 2024

3. Citra TNI dan Polri harus terus positif

Kumpulkan TNI-Polri di IKN, Jokowi Bicara Pola Kerja Harus BerubahPresiden Jokowi dalam acara pengarahan pejabat TNI-Polri di IKN (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan pentingnya citra positif TNI dan Polri di mata rakyat. Ia mengapresiasi contoh-contoh tindakan humanis yang dilakukan oleh anggota TNI dan Polri, seperti polisi yang membantu mengambil rapor anak yatim atau TNI yang membantu ibu dengan motor mogok.

"Hal-hal kecil seperti ini menjadi sesuatu yang humanis, manis, dan meningkatkan citra institusi," kata Jokowi.

Namun, Presiden juga memberikan peringatan keras terhadap tindakan negatif yang bisa merusak citra institusi, seperti keterlibatan dalam judi online, narkoba atau kasus pelecehan. Menurutnya, dampak dari tindakan semacam ini akan sangat besar dan merusak kepercayaan publik.

"Jika saudara-saudara melakukan hal yang buruk, dampak negatifnya besar. Hati-hati," ucap dia.

Dalam arahannya, Jokowi juga mengingatkan bahwa dunia saat ini berada dalam situasi yang tidak pasti dengan banyak negara mengalami krisis ekonomi.

"Negara kita butuh stabilitas untuk tumbuh. Negara-negara lain masih berjuang keras keluar dari krisis ekonomi. Ini yang harus kita hindari," ucap dia.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Pembangunan MRT Tomang-Ujung Menteng

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya