Kemenag Sebut Penerapan Murur bagi Jemaah Haji di Muzdalifah Sukses

Kemenag siapkan 3 skema mobilisasi jemaah haji di Armina

Intinya Sih...

  • Tiga skema mobilisasi jemaah haji 2024 sukses mengatur pergerakan dari Arafah, Muzdalifah ke Mina (Armina).
  • Skema murur diterapkan untuk menjaga keselamatan jemaah dan mengurangi kepadatan di Muzdalifah.
  • Kemenag melakukan penguatan koordinasi mobilisasi dan menyiapkan 425 petugas haji di Muzdalifah untuk membantu jemaah.

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, tiga skema yang dilakuan panitia perjalanan ibadah haji (PPIH) 2024 berjalan sukses dalam mengatur mobilisasi jemaah dari Arafah, Muzdalifah ke Mina (Armina).

"Alhamdulillah, pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar. Pada jam 07.37 WAS (Senin, 17 Juni 2024), seluruh jemaah sudah diberangkatkan dari Muzdalifah menuju Mina, pagi yang cerah dan belum terlalu panas. Ini patut kita syukuri karena jemaah tidak kepanasan di Muzdalifah, sepeti pada musim haji tahun lalu,” ujar Hilman dalam keterangannya, Selasa (18/6/2024).

Hilman menceritakan, pada penyelenggaraan haji 2023, jemaah haji Indonesia terlambat dalam proses mobilisasi dari Arafah, Muzdalifah ke Mina.

Baca Juga: DPR Minta Kemenag Larang Haji Backpacker

1. Ada tiga skema yang dilakukan Kemenag

Kemenag Sebut Penerapan Murur bagi Jemaah Haji di Muzdalifah SuksesPemberangkatan jemaah haji Indonesia dari penginapan menuju ke Arafah, Jumat (14/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Hilman menjelaskan, ada tiga skema yang dilakukan Kemenag. Pertama, adanya penerapan murur. Skema itu adalah mabit (menginap) di Muzdalifah dengan cara murur, yakni dengan cara hanya melintas di Muzdalifah setelah wujuf di Arafah. Jemaah haji tetap berada di bus saat berada di Muzdalifah.

“Skema murur diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jemaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah. Jemaah cukup melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina,” kata dia.

Hilman mengatakan, skema murur bisa mengurangi kepadatan di Muzdalifah.

“Alhamdulillah penerapan skema murur berhasil mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Hal ini berdampak juga pada percepatan pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina,” kata dia.

Baca Juga: DPR Kritik Kemenag Alihkan 10 Ribu Kuota Haji Tambahan untuk ONH Plus

2. Kemenag lakukan penguatan koordinasi

Kemenag Sebut Penerapan Murur bagi Jemaah Haji di Muzdalifah SuksesSuasana menjelang wukuf di Padang Arafah, Saudi Arabia, Sabtu (15/6/2024)/(IDN Times/Faiz Nashrillah)

Skema kedua, Kemenag melakukan penguatan koordinasi mobilisasi jemaah dari Arafah, Muzdalifah ke Mina. Penguatan koordinasi dilakukan oleh Kemenag, Arab Saudi dan pengelola bus.

"Kami ajak diskusi pihak Kemenhaj (Kementerian Haji Saudi), Naqabah (Organda Saudi), dan Masyariq. Kita matangkan langkah antisipasi agar sebelum terik matahari, jemaah sudah bergeser ke Mina seluruhnya," ucap Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid.

3. Penyiapan petugas

Kemenag Sebut Penerapan Murur bagi Jemaah Haji di Muzdalifah SuksesIlustrasi jemaah haji di Masjidil Haram, Jumat (31/5/2024) dini hari. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Kemudian skema yang ketiga adalah penyiapan petugas haji di beberapa titik. Total, ada 425 petugas untuk membantu jemaah saat datang di Muzdalifah dan pemberangkatan menuju Mina.

Para petugas itu membantu mengarahkan jemaah agar tidak tersesat.

“Jemaah di Muzdalifah terbagi dalam 73 maktab. Setiap maktab kita tempatkan enam petugas yang mengatur pergerakan jemaah dari pertama tiba sampai saat mereka akan diberangkatkan kembali menuju Mina,” ujar Subhan.

“Mereka datang lebih awal ke Muzdalifah, sebelum jemaah tiba, dan mereka tinggalkan tempat setelah memastikan seluruh jemaah di maktabnya masing-masing sudah bergerak dari Muzdalifah ke Mina,” imbuhnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya