Jokowi dan Prabowo Duduk Bersebelahan di Sidang Kabinet Paripurna

Sidang Kabinet Paripurna bahas soal isu perekonomian

Intinya Sih...

  • Prabowo duduk di barisan depan dalam sidang kabinet yang membahas isu perekonomian.
  • Jokowi menyebut dunia ekonomi tidak baik-baik saja, namun daya saing Indonesia naik signifikan.
  • Daya saing Indonesia di kancah global mengalahkan Inggris, Malaysia, Jepang, Filipina, dan Turki.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/6/2024). Ada yang berbeda dalam sidang kabinet kali ini. Dalam sidang yang membahas isu perekonomian tersebut, Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto duduk di sebelah Presiden Jokowi.

Prabowo duduk di barisan depan bersama Wakil Presiden Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Dalam sidang paripurna sebelumnya, Prabowo biasanya duduk bersama menteri lainnya yang tidak menjabat sebagai menteri koordinator. Sesaat sebelum sidang kabinet dimulai, Jokowi dan Prabowo nampak bercengkerama.

Baca Juga: Jokowi Tak Puas Indeks Pariwisata RI Kalah dari Malaysia

1. Jokowi sebut dunia sedang tidak baik-baik saja

Jokowi dan Prabowo Duduk Bersebelahan di Sidang Kabinet ParipurnaPresiden Jokowi pimpin Sidang Kabinet Paripurna terkait ekonomi di Istana Negara, Senin (24/6/2024). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyebut dunia sedang tidak baik-baik saja. Hal itu bisa berdampak pada perekenomian sejumlah negara.

"Di tengah ekonomi dunia yang semakin sulit dan tidak menentu, eskalasi geopolitik juga meningkat utamanya di Timur Tengah, kemudian kalau kita lihat inflasi dunia meninggi, depresiasi nilai tuker terus menekan ekonomi semua negara," kata dia.

Meski demikian, Jokowi bersyukur daya saing Indonesia pada tahun 2024 naik signifikan.

"Ini penting karena rangking daya saing di dunia dari yang sebelumnya 44 melompat ke-34, sekarang melompat lagi ke angka 27," ucap dia.

Baca Juga: Jokowi: Sistem Perizinan Digital Jangan Dimatikan, Nanti Ditangkap KPK

2. Daya saing Indonesia kalahkan Inggris

Jokowi dan Prabowo Duduk Bersebelahan di Sidang Kabinet ParipurnaPresiden Jokowi meninjau posyandu di Cipete, Jakarta Selatan (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, daya saing Indonesia di kancah global bisa mengalahkan Inggris yang posisinya berada di angka 28.

"Ini dari yang dikeluarkan IMD atau World Competitiveness Ranking dan yang saya senang ini mengalahkan Inggris, yang berada di rangking 28, Malaysia yang berada di rangking 34, Jepang yang di ranking 38, Filipina di ranking 52 dan Turki di 53. Kita berada di rangking 27," ujar dia.

Menurut Jokowi, di masa dunia sedang sulit, tidak memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu juga dirasakan oleh negara maju.

Mereka kesulitan untuk bisa bergerak memperbaiki kualitas ekonominya menjadi lebih baik.

"Karena dalam kondisi seperti awal tadi saya sampaikan, tidak mudah memperbaiki rangking dalam kondisi dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini. Bahkan kaya Jepang turun 3 peringkat, Malaysia turun 7 peringkat," kata dia.

Baca Juga: Surya Paloh Akui Sudah Komunikasi Bareng Prabowo, Bahas Kabinet?

3. Penyebab daya saing Indonesia bisa meningkat

Jokowi dan Prabowo Duduk Bersebelahan di Sidang Kabinet ParipurnaPresiden Jokowi pimpin Sidang Kabinet Paripurna terkait ekonomi di Istana Negara, Senin (24/6/2024). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan penyebab daya saing Indonesia bisa meningkatkan daya saing. Salah satu penyebabnya karena ada Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

"Yang dinilai dari kita kenaikan utama daya saing Indonesia, karena kepemerintahan, karena dunia usaha dan karena ekonomi kita. Karena UU Cipta Kerja kita kita mengalami peningkatan 8 level. Karena dunia bisnis kita yang semakin kompetitif baik karena ketenagakerjaan dan produktivitas level kita naik 6 level dan karena ekonomi kita baik, kita bisa kendalikan ekonomi bisa meningkatkan growth pertumbuhan ekonomi itu menjadi kenaikan utama dari daya saing Indonesia," ucap dia.

"Tapi juga di sisi efisiensi bisnis kita melihat ketersediaan ketenagakerjaan dengan jumlah dan skala yang memadai, ini menyebabkan kita di level kedua, serta efektivitas manajemen perusahaan ini urusan dunia usaha, juga masyarakat memberikan dukungan lewat perilaku dan budaya masyarakat dalam daya saing tersebut," imbuhnya.

Baca Juga: Analis: PKS Tak Lagi Dukung Anies demi Dapat Kursi di Kabinet

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya