Di Rakornas Baznas, Jokowi: Ibu Kota Pindah IKN Keputusan Rakyat

Jokowi sebut rakyat setuju lewat DPR

Intinya Sih...

  • Jokowi menyambut baik Rakornas Baznas Tahun 2024 di IKN.
  • Pemindahan ibu kota bukan hanya keputusan presiden, melainkan hasil dari proses panjang yang melibatkan dukungan 93 persen anggota DPR.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyambut baik peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tahun 2024 yang berlangsung di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Rabu (25/9/2024).

Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan kegembiraannya melihat antusiasme peserta Rakornas.

“Saya melihat wajah-wajah bapak/ibu semuanya cerah. Kelihatan senang sekali, gembira. Ya inilah Ibu Kota Nusantara," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyinggung mengenai Istana Kepresidenan yang selama ini ditempati Presiden RI adalah peninggalan Belanda. Dia mengaku tidak betah karena masih ada bau-bau kolonialisme.

"Ya memang bagus, memang indah (Istana peninggalan Belanda) tapi gak saya teruskan, tapi ini yang buat kolonial lho, yang buat kolonial Belanda, baik yang ada di Jakarta, Bogor, di Jogja, semua adalah bangunan kolonial Belanda," kata dia.

1. Jokowi sebut pindah ibu kota adalah keputusan seluruh rakyat Indonesia

Di Rakornas Baznas, Jokowi: Ibu Kota Pindah IKN Keputusan RakyatPresiden Jokowi di acara Rakernas Baznas di Istana Negara IKN Tahun 2024 (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi menekankan, pemindahan Ibu Kota ke Nusantara merupakan jawaban dari gagasan panjang yang sudah dimulai oleh Presiden Sukarno dan diteruskan oleh Presiden Soeharto. Keputusan ini bukan hanya keputusan seorang presiden, tetapi hasil dari proses panjang yang melibatkan dukungan dari 93 persen anggota DPR.

“Ini bukan keputusan presiden saja, tetapi keputusan seluruh rakyat Indonesia melalui wakil-wakilnya di DPR,” ucap Jokowi.

Rakornas Baznas yang tahun ini diadakan di Ibu Kota Nusantara dinilai sebagai momentum bersejarah. Presiden Jokowi mengajak para peserta untuk menikmati keindahan Ibu Kota Nusantara dan tak lupa merekomendasikan Sumbu Kebangsaan sebagai tempat yang ideal untuk berfoto.

“Kalau mau foto bagus, ambil di Sumbu Kebangsaan,” ujar Jokowi.

Baca Juga: Andalkan Swasta, Pemerintah Siapkan Anggaran IKN 2025 Rp15 Triliun

2. Jokowi sebut pindah ibu kota tak hanya sekadar pindah fisik

Di Rakornas Baznas, Jokowi: Ibu Kota Pindah IKN Keputusan RakyatPresiden Jokowi di acara Rakernas Baznas di Istana Negara IKN Tahun 2024 (dok. Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi menekankan, pemindahan ibu kota ini bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tetapi juga pemindahan cara berpikir dan semangat baru dalam menghadapi persaingan global.

“Negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, dan kita ingin menjadi negara yang cepat,” tuturnya.

3. Jokowi puji kinerja Baznas

Di Rakornas Baznas, Jokowi: Ibu Kota Pindah IKN Keputusan RakyatPresiden Jokowi di acara Rakernas Baznas di Istana Negara IKN Tahun 2024 (dok. Sekretariat Presiden)

Selain membahas IKN, Presiden Jokowi juga memuji kerja keras Baznas yang berhasil meningkatkan pertumbuhan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia. Sejak peluncuran Gerakan Cinta Zakat pada tahun 2021, pertumbuhan zakat mengalami peningkatan yang konsisten, rata-rata sebesar 30 persen setiap tahun.

"Angka pertumbuhan ini cukup besar. Saya sangat menghargai kerja keras seluruh jajaran di Baznas," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengapresiasi langkah Baznas dalam menerapkan digitalisasi pada proses pengumpulan dan penyaluran zakat. Menurutnya, digitalisasi mempermudah layanan zakat dan memungkinkan Baznas menjangkau lebih banyak mustahik (penerima zakat) dan muzaki (pemberi zakat).

“Saya senang beberapa kali saat Baznas mengadakan acara di Istana, semuanya sudah digital. Inilah bentuk kecepatan yang kita inginkan,” kata dia.

Presiden juga mengingatkan bahwa potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai sekitar Rp300 triliun. Dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk terus mengoptimalkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah.

“Jumlah penduduk kita 236 juta Muslim. Tentu saja potensi zakat kita masih sangat besar untuk digali dan dikelola,” ucapnya.

Baca Juga: Ini Tiga Negara Asing yang Sudah Groundbreaking di IKN, Ada Rusia

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya