BMKG Ungkap Alasan Hujan Lebat di Musim Kemarau

Ada fenomena di atmosfer

Jakarta, IDN Times - Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami hujan lebat dalam sepekan awal Juli 2024. Padahal, Juli harusnya sudah masuk musim kemarau. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan hal itu terjadi karena aktifnya fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial.

"Sehingga berdasarkan analisis cuaca dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca, sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia meskipun telah memasuki musim kemarau," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual di kanal YouTube BMKG, dikutip Selasa (9/7/2024).

1. Apa itu MJO?

BMKG Ungkap Alasan Hujan Lebat di Musim KemarauKepala BMKG, Dwikorita Karnawati (Youtube.com/BMKG)

Dwikoritas menjelaskan, aktifnya MJO menyebabkan pergerakan kumpulan awan hujan dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika di sepanjang khatulistiwa menuju Samudra Pasifik. Pergerakan itu melintasi wilayah Indonesia.

Biasanya, kata Dwikorita, pergerakan awan hujan akibat aktifnya MJO masuk dari wilayah barat menuju timur Indonesia. Kemudian, BMKG juga memprediksi adanya fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Equatorial dalam sepekan ke depan, juga berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: BMKG Pilih Magnitudo Ketimbang Skala Richter, Ini Bedanya

2. Suhu permukaan laut yang hangat di Indonesia juga pengaruhi pertumbuhan awan hujan

BMKG Ungkap Alasan Hujan Lebat di Musim Kemarauilustrasi cuaca buruk di Jakarta (IDN Times/Anata)

Dwikorita menyampaikan, suhu permukaan laut di Indonesia yang hangat juga mempengaruhi pertumbuhan awan hujan. BMKG juga memprediksi, sejumlah wilayah Indonesia pada 8-14 Juli 2024 diprediksi mengalami hujan lebat disertai kilat, petir dan angin kencang.

"(Ini diprediksi terjadi) sebagian besar wilayah Sumatra, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Khusus untuk pulau Jawa akan mengalami penurunan potensi hujan mulai periode tanggal 11 Juli ", ucap dia.

3. Fenomena atmosfer tidak akan berlangsung lama

BMKG Ungkap Alasan Hujan Lebat di Musim KemarauDeputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto (Youtube.com/BMKG)

Dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, MJO dan fenomena atmosfer lainnya tidak akan berlangsung lama. Meski demikian, masyarakat diminta tetap memantau perkembangan informasi cuaca yang dinamis melalui seluruh kanal informasi BMKG.

"Kondisi tersebut diprediksikan akan menurun, dimana wilayah Jawa, Banten, Bali, dan Nusa Tenggara akan kembali mengalami kondisi musim kemarau yang normal," ujar Guswanto.

Baca Juga: Doa Setelah Hujan sebagai Bentuk Syukur kepada Allah SWT

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya