BEM SI Sebut Permintaan Maaf Jokowi Hanya Formalitas Jelang Pensiun

Kepemimpinan Jokowi di periode kedua disebut paling buruk

Intinya Sih...

  • Aliansi BEM SI angkat bicara soal permintaan maaf Jokowi yang dianggap hanya formalitas.
  • BEM SI menilai permintaan maaf terlambat dan seolah hanya upaya menutupi janji-janjinya yang tak dipenuhi.
  • Jokowi disarankan mengembalikan kebijakan yang berkontribusi untuk rakyat, karena kepemimpinannya dinilai paling gagal dibandingkan presiden lain.

Jakarta, IDN Times - Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) angkat bicara soal permintaan maaf presiden Joko "Jokowi" Widodo beberapa hari lalu. BEM SI menyebut permintaan maaf tersebut hanya sebagai formalitas.

"Menurut kami dari BEM SI mungkin maafnya kemarin itu cuma kalau kita anggap itu formalitas aja. Karena gak fokus minta maafnya itu," ujar Koordinator Pusat BEM SI, Herianto saat dihubungi IDN Times pada Sabtu (3/8/2024).

 

1. Permintaan maaf yang terlambat

BEM SI Sebut Permintaan Maaf Jokowi Hanya Formalitas Jelang PensiunKoordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia, Herianto (IDN Times/Ilman Nafi’an)

Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kepemimpinannya saat menggelar zikir dan doa kebangsaan dalam rangkaian Bulan Kemerdekaan Menyambut HUT RI ke-79 di Istana Kepresidenan.

BEM SI menilai permintaan maaf Jokowi terlambat.

"Saya rasa maaf itu sudah telat dan mungkin yang kemarin hanya formalitas saja," kata Herianto.

Herianto bahkan mengatakan, permintaan maaf itu seolah hanya bentuk upaya menutupi janji-janjinya yang tak dipenuhi kepada masyarakat.

Termasuk soal penguatan KPK dan memperbaiki hukum di Indonesia.

"Itu barang kali yang mau ditutup. Makanya dengan seolah-olah muka polos, dia minta maaf dan masyarakat respek. Tapi kita kalau dari BEM SI memandangnya seperti itu," kata Herianto.

Baca Juga: Jokowi Pamit dan Minta Maaf ke Rakyat Indonesia, Sebentar Lagi Pensiun

2. Masih ada waktu

BEM SI Sebut Permintaan Maaf Jokowi Hanya Formalitas Jelang PensiunPresiden Joko "Jokowi" Widodo dalam Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia 2024 di JCC, Kamis (1/8/2024). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Herianto mengatakan, jika Jokowi benar-benar ingin meminta maaf, ada beberapa hal yang bisa dilakukannya sebelum masa kepemimpinannya benar-benar habis.

"Harusnya pak Jokowi jika ingin benar-benar bertobat, bisa mengembalikan kebijakan yang benar-benar bisa berkontribusi banyak untuk masalah rakyatnya. Bukan untuk kepentingan keluarga saja," ujar Herianto.

Menurut Herianto, masih cukup waktu untuk melakukan itu.

Baca Juga: Jokowi: Saya Tidak Sempurna, Tak Dapat Penuhi Harapan Semua Pihak

3. Kepemimpinan paling gagal

BEM SI Sebut Permintaan Maaf Jokowi Hanya Formalitas Jelang PensiunPresiden Jokowi dalam acara zikir dan doa kebangsaan Bulan Kemerdekaan 2024. (IDN Times/Ilman Nafi’an)

Menurut Herianto, kepemimpinan Jokowi terbilang yang paling gagal dibandingkan presiden Indonesia lainnya. Terutama di periode kedua Jokowi.

"Karena di masa kepemimpinan Jokowi ini lah sistem demokrasi kita seperti sekarang seperti diketahui sudah amburadul. Sistem hukum kita sudah tidak bisa kita percayai. Hukum KPK kita, jangankan anggotanya, ketuanya saja sudah terjerat korupsi," kata Herianto.

Pada periode pertama Jokowi, Herianto mengakui masih ada beberapa janji kebijakan yang dijalankan. Namun tidak pada periode kedua.

"Kemarin pas kami berdialog dengan Tempo, kita memberikan nilai kepemimpinan Jokowi hanya 10 saja dari 100. Dan kita lihat dikeperiodean akhirnya dia manipulasi agar masyarakat itu engga ingat bahwa di keperiodeannya dia lah utang-utang negara kita itu begitu tinggi," kata Herianto.

"Kepemimpinan Jokowi ini kepemimpinan yang jauh lebih kalah dari kepemimpinan pak Soeharto maupun masa VOC masa dulu," lanjut dia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya