Psikolog: Perundungan itu soal Kompleksitas Pertemanan Anak

Viral kasus bullying di Cilacap yang jadi atensi publik

Jakarta, IDN Times - Aksi perundungan atau bullying terhadap seorang siswa SMP di Cilacap, Jawa Tengah, viral dan menjadi perbincangan di media sosial. Dalam peristiwa ini, ada dua anak yang ditetapkan jadi tersangka. Mereka ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cilacap.

Dalam rekaman perundungan yang viral di media sosial, seorang siswa SMP menjadi bulan-bulanan dipukul dan ditendang oleh siswa lainnya. Aksi tersebut dilakukan di depan beberapa siswa lainnya yang hanya menonton.

Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Pendidikan serta Founder of SOA dan Co Founder of School of ChiLD Bullying Prevention Consultant, Handlie Muliani mengatakan, di mana ada pertemanan, di situ ada potensi bullying.

"Jadi ketika ada bullying terjadi di sekolah, bukan berarti sekolah itu sekolah yang buruk, karena bullying is all about friendship complexity gitu ya," kata dia dalam wawancara khusus "Ngobrol seru by IDN Times, dikutip Jumat (29/9/2023).

Baca Juga: Korban Bullying di Cilacap Alami Patah Tulang Rusuk dan Jalani MRI

1. Perundungan kerap berulang, ada eskalasi

Psikolog: Perundungan itu soal Kompleksitas Pertemanan AnakIlustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dasar. (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Dia menjelaskan, perundungan kerap terjadi berulang, sehingga mungkin ada eskalasi yang terjadi. Apalagi karena didiamkan dan tidak ada intervensi yang tepat.

"Akhirnya eskalasi, ledek udah gak cukup lagi, mulai ngerjain secara fisik," kata dia.

2. Anak lebih banyak berteman saat di sekolah

Psikolog: Perundungan itu soal Kompleksitas Pertemanan AnakPTM dibatasi sebanyak 50 persen karena kasus COVID-19 varian Omicron semakin meningkat. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Hanlie mengatakan, pertemanan anak lebih banyak terjalin saat mereka berada di sekolah. Maka potensi bullying atau perundungan cenderung muncul saat anak banyak berjumpa dengan temannya di sekolah.

"Jumlah pertemanan pun paling banyak terjadi di sekolah atau di tempat les, paling cuma ketemu seminggu tiga kali, seminggu dua kali, seminggu sekali dan itu pun cuma satu jam gitu ya, sehingga potensinya (bullying) tidak sebanyak di sekolah.

3. Perlu edukasi soal perundungan di sekolah

Psikolog: Perundungan itu soal Kompleksitas Pertemanan AnakIlustrasi perundungan. IDN Times/Mardya Shakti

Hanlie mengatakan, edukasi yang ada di sekolah terbilang kurang. Karena biasanya edukasi soal perundungan dikemas dengan cara formal seperti seminar atau lecturing.

Padahal, sekolah bisa memberikan edukasi tentang kenapa seseorang melakukan bully dan memahami apa itu bully, bukan soal melarang melakukan perundungan.

"Nah itu kita harus understand why those boy bully, why they bully dan kita raise itu dalam edukasi bullying prevention kita, itu yang paling penting dilakukan oleh pihak sekolah," kata dia.

Baca Juga: KemenPPPA: Pelaku Penganiayaan di Cilacap Dipidana dengan UU Anak

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya