Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi Umum

Tak sedikit yang bekerja naik kendaraan umum saat hamil

Intinya Sih...

  • Ibu hamil tetap menggunakan transportasi umum saat bepergian di sekitar Jakarta, termasuk commuter line, MRT, dan TransJakarta.
  • Beberapa ibu hamil mengalami kesulitan mendapatkan kursi prioritas dan kurangnya kesadaran penumpang untuk memberikan tempat duduk pada ibu hamil.

Jakarta, IDN Times - Sejumlah ibu hamil masih tetap menggunakan transportasi umum saat berkegiatan. Tak sedikit dari mereka juga masih bekerja meninggalkan rumah di sekitar Jakarta.

Sejumlah pilihan transportasi umum digunakan oleh para ibu hamil, mulai dari commuter line, MRT, hingga TransJakarta. Belum lagi mereka harus berpindah dari satu moda transportasi ke yang lainnya. Contohnya dengan melanjutkan perjalanan dari stasiun kedatangan ke tempat lainnya menggunakan ojek online.

Berikut IDN Times merangkum sejumlah kisah ibu hamil yang kerap menggunakan transportasi umum!

Baca Juga: Menkominfo: Erina sedang Hamil 8 Bulan, Tidak Boleh Naik Angkutan Umum

1. Aktif bepergian dengan transportasi umum dari Bogor

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi UmumIlustrasi pintu masuk stasiun KRL. (dok. KAI Commuter)

DA, ibu satu anak asal Bogor membagikan kisahnya saat hamil sang buah hati pada 2022. Selama masa kehamilan, dia tetap aktif bepergian dengan motor, pesawat, dan kereta, ke kantornya di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Hal itu juga dilakukannya saat masih pandemik COVID-19.

Dia menjalani perjalanan dari Citayam ke Pejaten dan liburan ke Yogyakarta sambil menjaga keselamatan dan kehati-hatian. Meskipun kehamilannya memerlukan perhatian ekstra, DA selalu memastikan untuk mendapatkan rekomendasi dokter sebelum melakukan perjalanan jauh, seperti saat hendak menggunakan pesawat komersil. Saat itu, usia kehamilannya adalah enam bulan.

“Kalau menurut dokter sehat, aman untuk perjalanan jauh, berarti aman. Karena selama ini banyak kok ibu hamil di trisemester pertama dan ketiga yang melakukan perjalanan naik pesawat komersil dengan melampirkan surat rekomendasi dokter tentunya,” kata dia kepada IDN Times, Kamis (12/9/2024).

Baca Juga: Syarat dan Ketentuan Ibu Hamil Naik Pesawat di Sejumlah Maskapai 

2. Tantangan saat tak punya pin khusus ibu hamil dan meminta kursi untuk duduk

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi Umumilustrasi kursi prioritas di KRL (IDN Times/Lia Hutasoit)

DA mengatakan, tantangan juga muncul saat menggunakan KRL. Dulu, tanpa adanya pin tanda ibu hamil, dia sering meminta kursi prioritas secara langsung karena masih banyak penumpang yang tidak sadar hak-hak ibu hamil. Walaupun saat ini banyak yang memakai pin tersebut, terapi masih ada penumpang yang tidak peduli. 

Berbekal pengalaman pribadi, DA ini kini lebih empati dan aktif membantu ibu hamil lainnya dengan membangunkan penumpang yang pura-pura tidur di kursi prioritas. 

“Makanya sampai sekarang kalau lihat ibu hamil, ibu bawa bayi atau anak kecil naik KRL tapi dicuekin sama penumpang-penumpang muda yang sehat, saya suka bangunin tuh yang pada pura-pura tidur di kursi. Karena dulu pernah mengalami, jadi lebih empati aja,” kata dia.

Baca Juga: Ditanya Akun Fufufafa Milik Siapa, Menkominfo: Mana Kita Tahu

3. Saat hamil muda kerap berdiri di kereta karena penuh

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi UmumIlustrasi KRL (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Lain halnya dengan kisah FM. Dia adalah seorang ibu asal Serpong, Tangerang Selatan yang menggunakan KRL selama awal hamil hingga trimester akhir ke kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.

Awalnya, dia masih ragu meminta duduk karena perutnya belum terlalu besar. Selain itu kata dia, untuk mendapatkan pin ibu hamil agak sulit karena stasiun yang menyediakannya terbatas. Pin itu hanya tersedia di beberapa stasiun besar. 

"Akhirnya awal kehamilan saya berdiri dan berharap cepat sampai karena pada waktu pagi dan sore kereta penuh banget dan agak susah untuk meminta bangku kereta walaupun memang ada bangku prioritas, khawatirkan kondisi hamil muda apalagi kalau di kereta guncangan itu pasti ada," kata dia.

Namun setelah ia berhasil menggunakan pin khusus ibu hamil, FM mengakui masih kurangnya kesadaran dari para penumpang untuk memberikan bangku pada ibu hamil.

"Sehingga saya pun harus meminta pertolongan satpam yang menjaga di gerbong kereta terlebih dahulu," kata dia.

4. Kursi prioritas kadang tidak diisi oleh ibu hamil

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi UmumStasiun Jakarta Kota. (dok. KAI Commuter)

Meski demikian, dia berupaya untuk selalu memastikan keamanan dan kenyamanan dengan memeriksa jadwal keberangkatan kereta, menjaga alat komunikasi tetap terhubung, dan meminta tempat duduk pada penumpang lain jika diperlukan. 

"Sudah selayaknya perempuan hamil mendapatkan tempat khusus ketika berada di tempat umum," kata FM.

Dia juga menyoroti bagaimana kursi prioritas yang seharusnya diisi ibu hamil malah diisi penumpang lain yang tidak sesuai syarat kursi prioritas. FM bahkan pernah mengalaminya sendiri ketika ia hampir pingsan saat usia kehamilan menginjak delapan bulan. Saat itu, kondisi kereta sesak dan dia kelelahan.

Dia pun berharap agar bangku prioritas bisa dijaga oleh petugas dan digunakan sesuai hak pengguna yang memang masuk kategori prioritas seperti ibu hamil, ibu membawa anak dan bayi, lansia, serta penyandang difabel.

Baca Juga: Calon Pimpinan KPK Era Prabowo-Gibran Didominasi Penegak Hukum

5. Awal kehamilan masih naik turun tangga ke stasiun

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi UmumKereta api yang berangkat dari Stasiun Gambir. (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara, FK yang kini tengah hamil, menceritakan tantangan transportasi umum selama kehamilan. Pada awal kehamilan, ketika perutnya masih kecil dan tidak terlalu tampak, dia sempat harus naik tangga di stasiun karena belum bisa menggunakan jalur prioritas.

Dia pun memutuskan untuk menggunakan pin ibu hamil usai berkonsultasi dengan dokter. Meskipun begitu, masih banyak orang yang tetap tidak percaya atau bahkan menolak memberikan kursi karena kehamilan yang belum terlalu terlihat besar.

"Nah itu lumayan menantang sih waktu itu, sebenarnya kondisiku masih yang usia dua atau tiga bulan gitu aku gak dapat tempat duduk gitu kan dari Stasiun Depok Lama sampai Manggarai baru aku bisa dapat duduk," kata dia.

Dia pun memasang strategi keberangkatan dan kepulangan dengan menaiki kereta pada jam yang belum terlalu ramai.

6. Berani menegur dan meminta tolong

Pahit Manis Kisah Para Ibu Hamil Naik Transportasi UmumSejumlah warga bersiap memasuki gerbong KRL Commuterline di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (11/9/2024). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Kini, FK sudah mulai berani menegur orang yang duduk di kursi prioritas, tetapi bukan untuk mereka. Menurutnya, menggunakan transportasi umum saat hamil harus didampingi juga dengan mental yang kuat sehingga harus berani menegur dan meminta bantuan.

"Mungkin lebih ke siap mentalnya atau gak ya untuk menegur seseorang gitu buat dapat tempat duduk. Karena nyatanya saya gak bisa seperti orang-orang lain untuk minta, kadang-kadang malah tantangannya tuh di situ, ya, terus akhirnya saya minta tolong bantuan satpam,"  kata dia.

Meski begitu, dia juga pernah diberikan kursi prioritas saat naik TransJakarta atas bantuan seorang perempuan yang mengumumkan pada penumpang di bus bahwa ada ibu hamil yang butuh kursi.

Baca Juga: Ketua KPK Jamin Kaesang dan Bobby akan Diklarifikasi soal Jet Pribadi

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya