Komnas Gelar Konferensi Internasional: Fokus Pengetahuan Perempuan

Ajak inovasi inklusif

Intinya Sih...

  • Komnas Perempuan gelar Konferensi Internasional ke-IV Pengetahuan dari Perempuan.
  • Andy Yentriyani: Inovasi inklusif perlu untuk pencegahan, penanganan, perlindungan dan pemulihan korban kekerasan berbasis gender.
  • 566 abstrak dikirimkan, hanya 61 presenter berhasil lolos usai proses pemeriksaan berlapis.

Jakarta, IDN Times - Komnas Perempuan menggelar Konferensi Internasional ke-IV Pengetahuan dari Perempuan. Tema konferensi ini adalah Inovasi yang inklusif untuk Pencegahan, Penanganan, Perlindungan dan Pemulihan Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Agenda ini dibuka secara daring dan luring pada Selasa (17/9/2024).

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menjelaskan, konferensi ini adalah upaya melembagakan pengetahuan yang berasal dari pengalaman perempuan. Caranya adalah berangkat dari mengakui, mengenali, menggali dan mengembangkan pengetahuan yang berangkat dari keadaan nyata perempuan. Menurut Andy, ini jadi genting karena ilmu pengetahuan tak lepas dari budaya patriarki yang dianggap meminggirkan pengalaman perempuan.

“Akibatnya, bukan saja pengalaman perempuan tidak terepresentasikan, perkembangan pengetahuan pun bisa jadi kehilangan relevansi, dan bahkan justru dapat semakin mensubordinasi perempuan,” kata Andy dalam pidato pembukanya.

Baca Juga: Komnas Perempuan Bakal Gelar KdP, Upaya Hapus Kekerasan

1. Digelar berdasar pada upaya perubahan kondisi sosial terkait kesetaraan dan keadilan

Komnas Gelar Konferensi Internasional: Fokus Pengetahuan PerempuanSeorang narapidana perempuan saat nembok kain stola pesanan gereja. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Andy menjelaskan, konferensi ini didasarkan pada pemahaman bahwa upaya perubahan sosial, kondisi kesetaraan dan keadilan, perlu didasari pada pengalaman nyata yang dimaksud, yakni perempuan yang kerap menjadi kelompok rentan. Perempuan kerap mendapat pengalaman berupa diskriminasi dan kekerasan akibat konstruksi gender di dalam masyarakat maupun lapis identitas sosial lainnya yang ia miliki. 

“Di saat bersamaan, perempuan juga memiliki pengalaman nyata untuk menyintas, menumbuh dan merawat daya resiliensi, dan kegigihan membangun perubahan. Tidaklah mungkin menghadirkan transformasi sosial tanpa pelibatan substantif dari perempuan tersebut,” kata dia.

2. Ada 61 presentasi yang dijadikan pemantik diskusi

Komnas Gelar Konferensi Internasional: Fokus Pengetahuan PerempuanIlustrasi Perlindungan Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Dia juga menjelaskan, konferensi ini mengenali perubahan sosial yang harapkan juga butuh sinergi yang berasal dari lintas aktor mulai dari penyintas, praktisi, akademisi, pembuat kebijakan, media massa, pekerja seni, sektor privat, organisasi internasional, dan lainnya. 

“Sinergi dalam membangun kesepahaman mengenai isu, akar masalah dan konsekuensi dari kekerasan terhadap perempuan maupun kesepakatan mengenai arah langkah penyikapannya,” ujar dia.

Perlu diketahui, untuk konferensi ini ada 566 abstrak yang dikirimkan ke panitia. Namun hanya 61 presenter dari 18 wilayah yang berhasil lolos usai adanya berbagai proses pemeriksaan berlapis. Sebanyak 61 presentasi ini akan jadi pemantik diskusi sebagai ajakan untuk berbagi pengalaman dan informasi, serta jadi refleksi bukan hanya keberhasilan tapi kegagalan. 

3. Konferensi Pengetahuan dari Perempuan hadir sejak 2010

Komnas Gelar Konferensi Internasional: Fokus Pengetahuan PerempuanKetua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, dalam webinar Mendorong Percepatan Pembentukan Direktorat PPO dan PPA, Jumat (19/4/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Alasan itulah, kata Andy, yang jadi dasar Komnas Perempuan menggagas Konferensi Pengetahuan dari Perempuan sejak 2010. Pada kali pertama dan kedua, Komnas Perempuan menggandeng Pusat Kajian Wanita Universitas Indonesia dan Forum Pengada Layanan. 

Sementara itu, ini jadi kali ketiga, kerja sama diperluas dengan Universitas Gadjah Mada. Pada 2024 pada pelaksanaan keempat ini, pihaknya merasa gembira karena Universitas Brawijaya, khususnya Pusat Kajian Wanita terlibat dalam kepanitiaan bersama.

“Selain adanya dukungan dari mitra kerja kami UN Women dan European Union, serta Alimat. Kepada semua panitia dan mitra, saya ucapkan terima kasih,” kata Andy.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya