Kasus Meningkat, KemenPPPA Ajak Wanita Rutin Periksa Kanker Payudara

Banyak masyarakat masih takut untuk memeriksakan diri

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengungkapkan, perempuan adalah kunci kehidupan keluarga. Perempuan punya peran sebagai pribadi, ibu, dan istri. Sayangnya, salah satu isu kesehatan seperti kanker payudara masih menghantui perempuan.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin, mengungkapkan banyak perempuan yang masih takut memeriksakan diri, sehingga menjadi salah satu faktor angka kanker payudara di Indonesia semakin meningkat. Maka itu, kata dia, pemberdayaan perempuan jadi langkah krusial dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju kesuksesan pemulihan.

"Kanker payudara adalah kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, terutama pada perempuan, yaitu sebesar 42,1 per 100 ribu penduduk, dan setiap tahunnya semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah banyak masyarakat masih takut untuk memeriksakan diri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini,” kata dia dalam keterangan tertulis, dilansir Kamis (24/8/2023).

"Padahal, apabila diketahui lebih dini, lebih cepat, pasien bisa mendapatkan penanganan yang lebih optimal. Sehingga bisa mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik," sambungnya.

Baca Juga: 6 Tanda Kanker Payudara pada Pria, Kenali Sejak Dini

1. Kasus baru kanker payudara mencapai 68.858

Kasus Meningkat, KemenPPPA Ajak Wanita Rutin Periksa Kanker PayudaraRuang perawatan Tukirin warga Lampung Timur diterkam buaya (IDN Times/Silviana)

Risiko kanker payudara semakin meningkat dan terus mengancam kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama bagi perempuan. Berdasarkan data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Persentase perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Selain itu, 68-73 persen pasien terlambat mengunjungi pusat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan dan sudah dalam kondisi stadium lanjut.

2. Ada 70 persen pasien kanker payudara stadium lanjut baru periksa

Kasus Meningkat, KemenPPPA Ajak Wanita Rutin Periksa Kanker PayudaraIlusttasi rumah sakit (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Pakar bedah onkologi dari Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia dr Walta Gautama Said Tehuwayo, memaparkan sampai saat ini kanker payudara stadium lanjut di Indonesia masih mendominasi dibandingkan dengan stadium awal.

Ada 70 persen pasien dengan kanker payudara stadium lanjut, baru datang ke fasilitas kesehatan.

“Perawatan kanker payudara, termasuk pada stadium lanjut sudah berkembang sedemikian rupa, di mana hal ini berpengaruh terhadap peningkatan angka harapan hidup. Yang terpenting, kita harus mengenali jenis dan tipe kanker payudara dengan baik, sehingga kita dapat memberikan dan memastikan bahwa tatalaksana sesuai dengan target terapi yang tepat terjadi,” kata Walta.

Baca Juga: Selain Kanker Paru, Polusi Udara Juga Bisa Sebabkan 4 Kanker Ini

3. Berbagai tantangan untuk tekan kejadian kanker payudara stadium lanjut

Kasus Meningkat, KemenPPPA Ajak Wanita Rutin Periksa Kanker PayudaraIlustrasi perempuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, Pendiri dan Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia sekaligus penyintas kanker payudara, Linda Agum Gumelar, menyampaikan ada tantangan yang dihadapi dalam upaya menekan kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.

Mulai dari kurangnya informasi soal kanker payudara, penolakan dari diri pasien dan keluarga, stigma, jumlah dokter spesialis, serta sarana dan prasarana, hingga jarak faskes yang jauh.

“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan yaitu pemerintah, masyarakat (LSM) dan swasta,” katanya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya