Kasus ISPA Melonjak Imbas Polusi, Pasien Anak sampai Waiting List di IGD

Waspadai pneumonia, cek napas cepat pada anak

Jakarta, IDN Times - Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di tengah tingginya angka polisi udara di Jabodetabek berdampak pada berbagai pihak. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga terdampak dan merasakan kerugian kesehatan dari polusi udara ini.

Bahkan tren angka anak yang masuk ke rumah sakit karena ISPA diakui meningkat. Hal ini diungkapkan oleh Spesialis anak yang juga ahli respirologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Madeleine Ramdhani Jasin, SpA(K).

“Itu kemarin, IGD itu penuh dengan anak-anak demam, batuk, pilek. Sampai waiting-waiting list . Ternyata kalau kita ngobrol sama komunitas medis gitu ini gimana sih tempat kamu juga ga sih, iya gitu juga,” kata Madeleine saat ditemui di Kantor KemenPPPA, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2023).

1. Satu keluarga memilih dirawat di rumah sakit

Kasus ISPA Melonjak Imbas Polusi, Pasien Anak sampai Waiting List di IGDAsisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih (kiri) dan Dokter Spesialis Anak, Ahli Respirologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K) (kanan) saat diskusi di KemenPPPA, Jumat (22/9/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Bahkan Madeleine mendapat pengalaman adanya satu keluarga yang masuk rumah sakit karena mengalami penyakit influenza.

“Pertama bapaknya sakit, anaknya sakit, kakaknya sakit eh ibunya kena. Udah gitu, akhirnya udah deh Dok kita masuk ke rumah sakit semua aja,” kata dia menirukan sang pasien.

Dia mengakui memang sedang banyak kasus terkait virus influenza ini.

Baca Juga: Derita Athallah, Balita yang Tercekik Polusi Udara Jakarta

2. Pentingnya lengkapi vaksinasi anak termasuk vaksin influenza

Kasus ISPA Melonjak Imbas Polusi, Pasien Anak sampai Waiting List di IGDIlustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Dia menjelaskan, penyakit influenza biasanya terjadi karena virus influenza, parainfluenza, enterovirus dan rhinovirus. Penyakit ini bisa menular dari percikan cairan saluran pernapasan saat seseorang batuk atau bersin.

Maka dia menyarankan agar setiap orang bisa melaksanakan vaksinasi influenza termasuk juga pada anak. Orang tua diharapkan bisa lengkapi vaksinasi anak termasuk dengan vaksinasi influenza, ini berguna mencegah risiko buruk dari serangan influenza.

3. Kenali dan hitung napas cepat pada anak

Kasus ISPA Melonjak Imbas Polusi, Pasien Anak sampai Waiting List di IGDilustrasi bayi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Pasalnya jika influenza menjadi parah, anak-anak berisiko mengalami pneumonia. Hal ini bisa berujung fatal.

Orang tua perlu mengenali tanda dan gejala pneumonia pada anak, yakni napas cepat dan atau batuk kemudian nafas jadi sesak.

Napas cepat bisa diidentifikasi pada anak, jika usianya kurang dari dua bulan cara melihatnya adalah 60 kali atau lebih per menit.

Kemudian untuk anak usia dua bulan hingga 12 bulan bisa dikatakan bernapas cepat jika nafasnya 50 kali atau lebih setiap menit.

Baca Juga: ISPA di Jabodetabek Naik 30 Persen, Dokter Anak Kebanjiran Konsultasi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya