Atasi Banjir, Dharma-Kun Usung Proyek Jakarta Pipi Monyet, Apa Itu?

Berhasilnya Thailand atasi banjir dengan program Kaem Ling

Intinya Sih...

Misi program termasuk desain tata kota yang berkelanjutan, relokasi kawasan kumuh, pengolahan sampah berbasis masyarakat, dan pembenahan SOP untuk mengatasi banjir.

  • Program Jakarta Pipi Monyet atau Kaem Ling dari Thailand berhasil diterapkan di kanal Mahachai-Sanamchai untuk menyimpan air banjir dan melepaskan air ke Teluk Thailand dengan gravitasi dan stasiun pompa.

Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana membawa tajuk program 'Jakartaku Aman' dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2024 yang terdiri dari sejumlah misi.

Satu dari tujuh misi program yang dicanangkan mereka itu terkait dengan penanggulangan banjir.

“Mewujudkan akselerasi ketahanan dan keberlanjutan lingkungan Jakarta sebagai pusat transit regional dan global yang tangguh untuk menanggulangi banjir dengan manajemen air hujan dan sungai yang mengoptimalkan waduk, kanal, pompa serta taman dan hutan kota,” tulis mereka seperti dikutip dari dokumen visi-misi Dharma-Kun, Senin (16/2/2024).

Baca Juga: Visi Misi Dharma-Kun di Pilkada DKI Jakarta, Usung Jakartaku Aman 

1. Dharma-Kun punya proyek Jakarta Pipi Monyet

Atasi Banjir, Dharma-Kun Usung Proyek Jakarta Pipi Monyet, Apa Itu?Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta jalur independen, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana usai menjalani pemeriksaan kesehatan selama sembilan jam di RSUD Tarakan, Jakarta, Minggu (1/9/2024). (IDN Times/Aji Pitoko)

Dari misi itu ada tujuh hal yang hendak mereka lakukan. Dharma Pongrekun dan Kun Wardana berencana mendesain tata kota Jakarta dengan mempertimbangkan kondisi dan sifat alam untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan aman.

Mereka juga akan fokus pada relokasi dan rehabilitasi kawasan kumuh untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan mengurangi kesenjangan sosial. Guna mengatasi masalah sampah, mereka akan memperbaiki mekanisme pengolahan sampah berbasis masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat.

Selain itu, pembenahan SOP khusus untuk mengatasi banjir akan diimplementasikan untuk meminimalkan dampak bencana.

Inisiatif lainnya termasuk pembangunan proyek seperti Jakarta Pipi Monyet, Jakarta Dam, dan Taman Waduk Darurat sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen air dan menangani banjir. 

Baca Juga: Harta Kekayaan Dharma Pongrekun Cagub DKI Jakarta

2. Digagas oleh Raja Thailand

Atasi Banjir, Dharma-Kun Usung Proyek Jakarta Pipi Monyet, Apa Itu?The Monkey’s Cheeks Project for Bangkok (Website/The Chaipattana Foundation)

Pproyek Jakarta Pipi Monyet merupakan salah satu cara mengatasi banjir yang pernah dilakukan di Bangkok, Thailand. Kota yang serupa dengan Jakarta ini membangun penampungan yang terdiri dari 21 wadah penampungan air hujan.

Melansir situs The Water Channel, proyek Monkey Cheeks atau Kaem Ling adalah istilah yang diperkenalkan Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand sebagai metafora untuk mempromosikan sistem retensi air lokal dalam teori baru pertanian. 

Istilah ini merujuk pada kebiasaan monyet yang menyimpan makanan di pipi mereka untuk dikonsumsi nanti. Program ini awalnya diluncurkan untuk mengatasi masalah banjir di Bangkok, tapi kemudian diterapkan secara luas di seluruh negeri, terutama di bagian timur laut Thailand. Pipi monyet ini terdiri dari 21 wadah penampungan air hujan. 

Baca Juga: Kun Wardana Buka Suara soal Narasi Pasangan Boneka di Pilkada Jakarta

3. Proyek yang berhasil adalah monkey cheek kanal Mahachai-Sanamchai

Atasi Banjir, Dharma-Kun Usung Proyek Jakarta Pipi Monyet, Apa Itu?Suasana banjir yang terjadi di Sintang. (IDN Times/istimewa).

Dokumen 2nd Worlk Irrigation Forum 2016 oleh Tepawan Wattanaprateep bertajuk Flood Mitigation in Monkey's Cheek Project Area menjelaskan, proyek ini berhasil diterapkan di kanal Mahachai-Sanamchai.

Polanya adalah dengan menyimpan air banjir di area atas dan pada saat yang sama melepaskan air ke Teluk Thailand yang terhubung dengan permukaan air laut. Hal ini dilakukan dengan mengandalkan penggunaan gravitasi dan stasiun pompa.

Baca Juga: Cawagub DKI Kun Wadana: UMKM Pilar Utama Ekonomi Jakarta

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya