WANSUS Jusuf Hamka: Politik itu Keras Airlangga Terzalimi, Saya Takut

Jusuf Hamka beberkan alasannya ikut mundur

Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Golkar yang juga pengusaha ternama, Jusuf Hamka, memutuskan untuk mundur dari Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar dan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta maupun calon wakil gubernur Jawa Barat (Jabar).

Langkah ini ia ambil setelah Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar.

“Betul (mundur dari Golkar, bursa calon wakil gubernur DKI Jakarta dan Jabar),” kata Jusuf Hamka kepada IDN Times, Minggu (11/8/2024).

Berikut wawancara khusus IDN Times dengan Jusuf Hamka.

Baca Juga: Kekuasan Airlangga di Golkar Berhenti Sebelum Waktunya

Apa alasan mundur dari kursi anggota Dewan Penasihat Partai Golkar dan kontestasi pilkada?

Alasannya, pertama keluarga saya, memang sudah waktu kemarin saya dicalonkan juga bilang nggak usah berpolitik. Kedua, saya sebentar lagi mau punya cucu.

Ketiga, istri saya bilang sudah tua kita mau jalan-jalan aja, happy-happy, dan keempat anak-anak saya bilang, buat masjid seribu masjid itu seluruh provinsi paling tidak 38 provisi ada Masjid Babah Alun.

Jadi tugas saya berat, jadi mau nggak mau pas kebenaran ada momentum, saya melihat Pak Airlangga terzalimi, saya juga takut nanti berpolitik juga terzalimi.

Artinya keputusan itu diambil setelah Airlangga mundur dari Ketum Golkar?

WANSUS Jusuf Hamka: Politik itu Keras Airlangga Terzalimi, Saya TakutKetua Golkar Makassar Munafri Arifuddin (kanan) bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (30/7/2024). (IDN Times/Istimewa)

Oh iya dong, karena melihat pergolakan politik itu kasar dan berat menurut saya, dan saya nggak akan bisa mengikuti. Oleh sebab itu, lebih baik saya meletakkan jabatan dan mengundurkan diri dengan baik, saya angkat kembali ke khitohnya, yaitu pekerjaan sosial.

Apakah ada gejolak di internal Golkar terkait mundurnya Airlangga sebagai Ketum?

Di dalam Golkarnya sendiri nggak ada gejolak. Tetapi saya nggak tahu, saya nggak bisa mengatakan dengan kata-kata, tetapi rupanya gitu lah pada kepengen Golkar, ini nggak ngerti saya kenapa pada kepengen Golkar ini.

Jadi kalau Pak Airlangga tidak berprestasi, mungkin bisa dibilang untuk diminta Munas dipercepat. Padahal kan Munas sudah ada waktunya ya kan.

Kalau sekarang kan Munas dipercepat, saya juga nggak tahu apa sebenarnya yang terjadi di balik itu karena saya di Bandung ya kan. Jadi saya berpikir, Pak Airlangga sudah berprestasi dan Pak Airlangga bekerja terus, pasti ada sesuatu yang membuat dia mundur dulu.

Bapak mundur mengikuti langkah Airlangga?

WANSUS Jusuf Hamka: Politik itu Keras Airlangga Terzalimi, Saya TakutJusuf Hamka (IDN Times/Tata Firza)

Iya pas Pak Airlangga mengundurkan diri dari ketum, ya saya melihat bahwa politik itu sedemikian keras dan kasar, saya lebih baik mengundurkan diri, karena saya ingin jadi pekerja sosial yang lembut, dan yang enggak keras-keras.

Ada alasan tertentu yang membuat Pak Airlangga mundur? Apakah karena ada perebutan Partai Golkar atau bagaimana?

Bukan perebutan, tapi direbut bukan perebutan saya pikir, tetapi direbut kalau saya bisa katakan itu direbut, bukan perebutan kalau menurut saya.

Bapak bilang tidak ada gejolak di internal Golkar, artinya ada pihak eksternal yang mau rebut Golkar?

Iya… masa sih, situ harus tahu lah kalau direbut siapa sih yang bisa merebut ya kan, itu pasti yang powerful lah, nggak tahu siapa, saya nggak berani ngomong saya juga belum tahu sebenarnya.

Pengunduran diri Airlangga ini apakah ada kaitan dengan kasus yang saat ini diusut Kejagung, yaitu kasus korupsi izin ekspor minyak goreng itu?

Saya enggak tahu, tetapi bisa saja kasus itu dipakai kasus ono dipakai, kasus A B C dipakai untuk mencapai target iya kan. Tapi hati-hati, makanya saya juga nggak berani ngerti, saya lihat keras politik makanya saya lebih baik nggak ikut-ikut, saya mengundurkan diri saja saja.

Untuk pengunduran diri bapak, sudah disampaikan ke Golkar?

Kalau saya belum, saya baru menyatakan ini karena teman-teman nanya. Besok saya akan resmi, akan cari Pak Sekjen untuk mengundurkan diri resmi.

Saya akan sampaikan kepada Pak Sekjen, karena saya sebentar lagi mau punya cucu, saya mendingan momong cucu.

Seiring mundurnya Airlangga, nama Menteri Bahlil menguat sebagai pengganti Airlangga, apakah Bahlil yang dianggap sosok powerful atau ada sosok lain di balik Bahlil?

Walahualam bisawab...

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya