Kesaksian Korban Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi di Menteng

Korban membenturkan kepala sendiri hingga korban keguguran

Intinya Sih...

  • CS menampar dirinya sendiri sebanyak 100 kali sebagai hukuman dari bosnya, CL
  • Peristiwa lain melibatkan CS merusak handphonenya dan membenturkan kepalanya sendiri
  • Korban diperintahkan untuk bekerja sampai pulang pagi saat sedang hamil empat bulan

Jakarta, IDN Times - Perusahaan game art dan studio animasi BVS di Menteng, Jakarta Pusat ramai diperbincangkan di media sosial usai beberapa akun mengungkap kesaksian korban dugaan kekerasan oleh sang bos berinisial CL.

Salah satu akun X, @Bisher_d790 membagikan kesaksian korban CS yang merupakan eks karyawati BVS. Kesaksian dan bukti kekerasan ia muat dalam canva.

CS menampar wajahnya sendiri 100 kali dan ia rekam sebagai hukuman dari bosnya berinisial CL. Setelah itu, ia mengirimkan video tersebut ke CL lewat pesan WhatsApp.

Bukti berupa tangkapan layar percakapan pun dilampirkan CS.

“Saya mau melaporkan bahwa saya telah menampar diri 100 kali,” kata CS, menggunakan Bahasa Inggris, ke CL.

“Saya enggak percaya. Bagaimana membuktikannya?” ujar bos tersebut.

CS kemudian mengirimkan video saat ia menampar pipi kirinya dengan kencang sebanyak 50 kali, setelah itu kembali menampar pipi kanan 50 kali hingga memerah.

Setelah CS mengirimkan video itu, bosnya malah justru memarahi CS.

"Memangnya saya minta kamu mengirimkan video itu? Enggak sopan," katanya.

1. Korban diminta menghancurkan handphone miliknya

Kesaksian Korban Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi di MentengIlustrasi kekerasan perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Akun X @Adriandhy mengungkap bahwa peristiwa CS menampar dirinya sendiri terjadi pada 12 Juli 2024. Adrian juga membeberkan kasus lain yang menimpa CS, yakni saat CL memerintahkan CS untuk menghancurkan handphonenya.

Peristiwa itu terjadi pada 6 Juli 2024 ketika salah satu saksi diminta merekam saat CS merusak handphonenya. Hal itu dilakukan karena CS tak sengaja menjatuhkan handphonenya di atas meja saat meeting sedang berlangsung.

Baca Juga: Fakta-fakta Perusahaan Animasi di Menteng Diduga Lakukan Kekerasan

2. Korban diminta membenturkan kepala

Kesaksian Korban Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi di Mentengilustrasi kekerasan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelum menampar dirinya sendiri, CS juga pernah dihukum untuk membenturkan kepalanya sendiri pada 27 Juni 2024. Hal itu dilakukan saat korban bersama CL dan salah satu saksi melakukan meeting secara daring.

Entah apa kesalahan CS, si bos yang saat itu berada di Hong Kong memintanya untuk membenturkan kepala ke tembok dan menampar dirinya sendiri disaksikannya saat zoom berlangsung.

3. Korban yang sedang hamil alami pendarahan karena bekerja hingga pagi

Kesaksian Korban Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi di Mentengilustrasi bullying (IDN Times/Mardya Shakti)

Akun @Adriandhy juga turut membagikan kesaksian korban CL. Kali ini, korban meminta @Adriandhy untuk menyebarluaskan kesaksiannya lewat pesan Instagram.

Korban tersebut mengaku pernah bekerja di BVS pada 2023. Saat itu posisinya sedang hamil empat bulan.

Namun, ia tetap diminta bekerja sampai pulang pagi. Hingga akhirnya ia mengalami pendarahan dan melahirkan prematur.

Empat bulan kemudian, sang anak meninggal dunia. Alih-alih bersimpatik, CL malah marah dan memintanya untuk tetap bekerja.

Baca Juga: 2 Kasus Kekerasan dan Bullying Terjadi di Sekolah Binus dalam Setahun

4. BVS sudah tutup dan diduga membuka studio baru

Kesaksian Korban Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi di Mentengfoto hanya ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Adrian juga mengungkap bahwa BVS saat ini sudah tutup, namun membuka perusahaan baru berinisial LLS.

Polres Metro Jakarta Pusat juga telah mendatangi kantor BVL yang beroperasi sejak 2019.

“Pemilik tempat tersebut milik orang asing (Chinese),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/9/2024).

Firdaus menjelaskan, perusahaan tersebut mempekerjakan karyawan laki-laki dan perempuan lebih dari 80 orang. Berdasarkan keterangan saksi yang telah diperiksa, perusahaan itu mempekerjakan karyawan hingga subuh.

“Untuk jam pulang karyawan tidak sama paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB,” kata Firdaus.

Adapun kondisi kantor BVL saat ini sudah tutup sejak Juli 2024. Polisi memastikan, kantor BVL sudah tidak ditempati.

“Tindak lanjut, penyidik mencari identitas korban dan profiling diduga pelaku,” ujar dia.

Baca Juga: Mengapa Korban Kekerasan Butuh Kepercayaan Orang Terdekat?

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya